Mohon tunggu...
Putri Nabilla Restyani
Putri Nabilla Restyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Seorang mahasiswa Teknik Informatika yang tertarik mengenai dunia teknologi dan digital marketing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyingkap Persepsi Publik terhadap GBWhatsApp: Studi Sentimen Media Sosial

5 September 2024   18:10 Diperbarui: 6 September 2024   06:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyingkap Persepsi Publik Terhadap GBWhatsApp: Studi Sentimen Media Sosial

Perkembangan aplikasi perpesanan berbasis internet telah membawa perubahan signifikan dalam cara manusia berkomunikasi. WhatsApp, sebagai salah satu aplikasi perpesanan paling populer, memfasilitasi pengiriman pesan teks, panggilan suara, dan berbagi media secara cepat dan efisien. Namun, tidak semua inovasi dalam ekosistem aplikasi perpesanan ini berada di jalur yang legal. GBWhatsApp, sebuah aplikasi modifikasi yang menawarkan lebih banyak fitur dibandingkan WhatsApp resmi, telah memicu perdebatan serius di masyarakat, terutama terkait aspek legalitas dan keamanan. Penelitian dari Andika Prasetyo, Taufik Ridwan, dan Apriade Voutama (2024) memberikan perspektif yang mendalam mengenai persepsi publik terhadap GBWhatsApp melalui analisis sentimen berbasis data yang dikumpulkan dari YouTube dan Twitter.

Melalui metode SEMMA (Sample, Explore, Modify, Model, Assess), penelitian ini mengumpulkan 5.982 data dari media sosial untuk memahami bagaimana masyarakat merespons penggunaan GBWhatsApp. Sentimen positif dan negatif terdeteksi dengan bantuan algoritma Naive Bayes Classifier (NBC) dan Random Forest Classifier (RFC). Hasilnya menunjukkan bahwa 857 data bersentimen positif, 829 data negatif, dan sisanya tidak relevan dengan topik. Ini menggambarkan ketertarikan dan kekhawatiran publik yang seimbang terhadap GBWhatsApp, terutama setelah peristiwa WhatsApp down pada Oktober 2022 yang menyorot aplikasi ini. Analisis tersebut juga mengungkap bahwa NBC lebih akurat dalam mengklasifikasi sentimen dengan tingkat akurasi 71,43%, mengalahkan RFC yang hanya mencapai 64,94%.

Penelitian ini menarik perhatian karena menggabungkan isu legalitas, keamanan privasi, dan persepsi publik yang beragam. Di era di mana kecepatan teknologi berkembang dengan cepat, studi seperti ini sangat relevan untuk menggali pemahaman lebih dalam mengenai dampak aplikasi ilegal terhadap pengguna.

***

Dalam analisis yang dilakukan oleh Prasetyo, Ridwan, dan Voutama (2024), metode yang digunakan untuk mengkaji persepsi publik terhadap GBWhatsApp mencerminkan kemajuan teknik analisis data modern, terutama di bidang sentiment analysis. Metode SEMMA yang mereka gunakan menunjukkan pendekatan sistematis dalam mengolah data yang tidak terstruktur menjadi informasi yang bermanfaat. Dengan pengumpulan 5.982 data dari Twitter dan YouTube, hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana opini masyarakat terbagi antara dukungan dan kecaman terhadap aplikasi GBWhatsApp. Yang menarik adalah bagaimana mereka mengkategorikan sentimen menjadi positif, negatif, dan nonsentimen, memberikan wawasan yang mendalam tentang persepsi publik terhadap aplikasi ilegal ini.

Algoritma Naive Bayes Classifier (NBC) terbukti lebih unggul dalam mengklasifikasi data dengan tingkat akurasi 71,43%, sedangkan Random Forest Classifier (RFC) hanya mencapai 64,94%. NBC juga lebih baik dalam hal precision (75,81%) dan recall (61,84%), sementara RFC mencatatkan precision sebesar 80,56% tetapi memiliki recall yang jauh lebih rendah yaitu 38,16%. Perbedaan kinerja antara kedua algoritma ini mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam analisis teks, di mana model probabilistik seperti NBC mampu menangani data yang lebih bervariasi dan kompleks dengan lebih baik. Keberhasilan NBC dalam penelitian ini juga mempertegas pentingnya metode sederhana namun efektif dalam pengolahan data yang besar.

Dalam hal persepsi, temuan menarik dari penelitian ini adalah bagaimana media sosial mencerminkan respons berbeda terhadap GBWhatsApp. Di YouTube, sentimen positif terhadap aplikasi ini lebih banyak ditemukan, dengan 470 dari 2.982 data yang berasal dari komentar yang mendukung fitur-fitur tambahan yang ditawarkan oleh GBWhatsApp. Di sisi lain, Twitter, platform yang lebih bersifat dinamis dan langsung, menunjukkan lebih banyak sentimen negatif, di mana 496 dari 3.000 tweet mengungkapkan kecaman terhadap aplikasi ini, terutama terkait isu legalitas dan keamanan. Perbedaan ini bisa jadi dipengaruhi oleh audiens masing-masing platform, di mana pengguna YouTube lebih tertarik pada aspek fitur, sementara pengguna Twitter lebih peduli pada aspek hukum dan privasi.

Kasus GBWhatsApp menjadi contoh bagaimana aplikasi yang melanggar ketentuan dapat tetap mendapatkan dukungan dari sebagian pengguna, meski menghadapi ancaman dari regulator dan platform resmi. Pada 2021, GBWhatsApp sempat menjadi trending topic di Twitter, menandakan tingkat popularitasnya yang cukup tinggi, meski WhatsApp sebagai aplikasi resmi berulang kali memperingatkan penggunanya untuk tidak menggunakan versi modifikasi ini. Data dari penelitian ini memperlihatkan bahwa, terlepas dari ancaman yang menyertai penggunaannya, fitur-fitur tambahan yang ditawarkan oleh GBWhatsApp mampu menarik minat pengguna untuk mengambil risiko.

***

Dari analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fenomena GBWhatsApp bukan hanya soal penggunaan aplikasi ilegal, tetapi juga bagaimana masyarakat bereaksi terhadap fitur dan risiko yang ditawarkan. Meski GBWhatsApp secara legal tidak diakui dan sering kali dianggap berbahaya dari sisi keamanan data, penelitian ini menunjukkan bahwa ada sejumlah besar pengguna yang masih tertarik menggunakan aplikasi ini karena fitur tambahannya. Tingginya jumlah sentimen positif di YouTube dan negatif di Twitter juga memperlihatkan perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh platform dan audiensnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun