Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angan-angan Nia

12 November 2024   13:26 Diperbarui: 12 November 2024   13:28 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Begini Nia lama lama ayah dan ibu tidak memiliki keturunan, karena sudah berusaha akhirnya mereka bedua memutuskan untuk mengadopsi anak, yaitu kamu. 5 tahun setalah lahirlah Ari"

" Jadi selama ini aku bukan anak kandung mereka? Aku anak pungut?".

" Nia kami tidak pernah menganggapmu orang lain, kami semua sepakat bahwa kau adalah bagian dari keluarga ini".

" Kenapa tidak ada yang pernah memberi tahuku om"ucap Nia sambil menutup telphonya. 

Berkali-kali om mencoba menelpon balik, tapi sengaja Nia tidak mengangkat. Dia menangis mengetahui bahwa selama ini dia yang seharusnya tidak di sana, seharusnya dia yang tahu diri. Orang yang selama ini dianggap merebut kasih sayang malah dia yang berhak mendapat kasih sayang. Dengan langkah gontai, lemah tak bertenaga Nia kembali ke RS untuk mengurus segela keperluan Ari. Dia pandangi wajah Ari yang tertidur, tiba-tiba tangan Ari meraih tangan Nia.

Liriah dia berkata "nia jangan pergi, ayi nakal, ayi tidka nakal lagi, ayi sayang nia".

Air mata nia jatuh tak terbendung, orang yang selalu dibenci Nia selama ini tenyata orang yang paling tulus menyangi Nia. Meskipun sering berlaku kasar pada Ari, tapi Ari tetap sayang pada Nia, buktinya dia tidak ingin berpisah saat dibandara. Sejak saat itu, Nia belajar cara mengururs adiknya, terapi yang dijalankan Ari kini dilanjutkan kembali. Meskipun kadang kesusahan Nia berusaha bersabar dan menjadi pengganti orang tuanya. Ini semua Nia lakukan untuk balas budi terhadap kebaikan orang tua Ari yang telah menjaganya selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun