Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angan-angan Nia

12 November 2024   13:26 Diperbarui: 12 November 2024   13:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekujur tubuhnya lemas, kakinya sudah tidak mampu menahan tubuhnya, kejadian yang begitu tiba-tiba. Saat itu dia hanya tau bahwa ibu dan ayahnya akan mengantar adiknya untuk terapi. Ada dokter hebat katanya yang bisa menyembuhkan anak autis, tapi buka kesembuhan yang didapat malah kematian. Mobil ayah mengalami kecelakaan, kabarnya ayah hilang kendali karena adik mengamuk di tengah jalan. Ayah dan ibu meninggal di tempat sedangkan adiknya tidak mengalami luka sedikitpun, padahal mobilnya hancur.

Nia melihat adiknya penuh benci, dia merasa sungguh tidak adil, kenapa Ari bisa baik-baik saja. Sementara Ari, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, dia hanya terus-menerus memanggil nama ibu.

" Diam ibu sudah mati" ucap Nia berteriak pada Ari.

Ari sejak awal memang tidak terlalu akur dengan Nia, sehingga saat ditenangkan oleh Niapun dia tidak mau menurut. Bukanya diam Ari malah menangis dengan keras, meskipun dia sudah berusia 10 tahun tapi kelakuanya sama seperti bocah 5 tahun.

" Ayii mau ibu....ibuuuu...buuuu...bubu" rengek Ari.

" DIAM...." Bentak Nia pada Ari.

Mendengar teriakan Nia, Ari semakin manangis dengan kencang, sampai ada pak Shomad supir kantor ayah menghampiri mereka.

" Ari ikut pak Mad beli jelly yuk" ucap pak Shomad.

Tanpa pikir panjang Ari langsung diam dan mengikuti pak Shomad. Nia tertunduk lemas menunggu jenazah di proses. Malam harinya Om dari Singapura datang, semua urusan dengan administrasi diselesaikan malam itu dan jenazah dimakamkan malam itu juga.

" Nia mau seperti apa kedepan, Om tidak bisa terus di Indonesia, Nia dan Ari ikut dengan Om saja di Singapura".

" Nia masih belum bisa mikir om, 2 bulan lagi Nia juga ujian" jawab Nia sambil menutup pintu kamarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun