Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengatasi GTM Balita

30 September 2024   11:01 Diperbarui: 30 September 2024   11:02 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pembukaan

Permasalahan makan pada bayi bukan perkara yang mudah untuk ditangani. Meskipun terlihat sepele namun banyak orang tua harus memutar otak untuk menyelesaiaknya. terlebih anak juga bisa terancam terhambat tumbuh kembangany di mas keemasan 5 tahun awal. Sehingga menjadi perlu untuk segera menangani permasalahan ini agar anak bisa tumbuh secara oktimal kedepannya. Gerakan tutp mulut atau disingkat menjadi GTM, merupakan kondisi anak menolak untuk makan dengan menutup rapat mulutnya. 

Penyebab 

GTM disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagi berikut:

  • Kondisi alami, biasanya anak akan sulit makan karena kondisi pertumbuhan yang terjadi dalam dirinya, seperti tumbuh gigi.
  • Kondisi sakit, saat mengalami gangguan percenaan atau terserang virus memungkinkan bagi mereka untuk kehilangan selera makan.
  • Kondisi psikologis, trauma selama proses makan juga bisa memicu munculnya GTM.
  • Kondisi indra yang sensitive, pada beberapa anak yang memiliki sensitivitas di beberapa indra terutama indra perasa dan pengecap biasanya cenderung sedikit memilih soal makanan.
  • Kondisi perut kenyang, biasanya sebagai orang tua tanpa sengaja meberikan camilan di sela-sela jam makan. Hal ini juga emicu anak menolak makan saat jama makan sesungguhnya.
  • Kondisi bosan, anak juga bisa mengalami kebosanan baik rasa maupun bosan pada suasana. Kondisi ini memungkinkan anak untuk tidak selera makan.

Kesalahan umum

Berikut ini beberapa hal yang sering terjadi dan menimbulkan GTM pada anak. 

1. Tidak memiliki jadwal makan yang jelas, pemberian makanan yang tak terjadwal  membuat anak tidak memiliki rutinitas yang tepat. sehingga anak kadang masih kenyang karena jarak makan yang terlalu pendek atau kenyang karena camilan. 

2. Pemberian makanan tinggi gula, gula tambahan tidak diperlukan anak, biasanya gula juga ada pada susu formula yang mebbuat perut kenyang.

3. Pemberian makanan berMSG, Msg akan emnimbulkan senasi gurih pada makanan, pemberian MSG yang tidak tepat akan merubah selera makan anak. Sehingga anak cukup sulit dipenuhi selera makanya, apalagi anak juga mengkonsusmi makanan berpengawet. 

4. Distraksi saat makan, biasanya orang tua akan memberikan hp pada anak agar mereka lebih anteng. padahal pemberian hp inii memicu distraksi pada anak. Konsentrasi anak akan terbelah dan fokus makan akan menghilang.

5. Terlalu idealis, sebagai orang tua kita ingin memberikan makan yang terbaik sehingga kita membuat masakan berbagai macam rupa sesuai dengan resep yang viral. Tidak ada masalah dengan itu, tetapi yang perlu diingat anak membutuhkan proses waktu untuk mengenali semua jenis rasa yang moms buat untuk mereka.

Cara Mengatasi GTM

  • Buat jadwal makan dan aktivitas pada anak, pemberian makan sebelum waktunya akan membaut anak bingung. Anak juga cenderung merasa sudah kenyang saat makan besar berlangsung.
  • Hindari pemberian gula tambahan pada anak, selain bisa membuat anak merasa kenyang gula juga memicu tantrum pada anak teruma gula putih.
  • Biarkan anak mengeksplore indra pengecap dan peraba, jangan selalu di suapin, biarkan dia makan sendiri meskipun belepotan.
  • Perhatikan menu makanan, anak juga bisa bosan dengan makanannya. Terutama anak yang sudah terpapar dengan MSG DAN GULA. Biasanya mereka jauh lebih sulit dipenuhi seleranya. Kreasikan makan dengan berbagai bentuk yang menarik anak.
  • Buat suasana makan menjadi menyenangkan, jangan terpaku hanya menggunakan alat makan saja. Sesekali coba makan di atas daun pisang atau alas lainya, biarkan jika dia mau makan pakai centong nasi, atau sayur. Selama masih hygenis dan tidak membahayakan.
  • Beri contoh dan makan bersama, usahakan makan di meja makan, jika tidak memungkinkan usahakan makan bersama. Anak biasanya akan meniru orang di sekitarnya, peran ayah juga sangat diperlukan. Buat gesture bahagia saat makan, dan libatkan anak untuk menyuapi kita, saling menyuapi.  Sehingga ada pengalaman berbeda saat makan dan bonding dengan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun