Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Langkah Menyiapkan Anak Mengahalau Si Bully

22 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   14:01 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pembukaan

Jagar raya sedang dihebohkan oleh berita dokter yang memutuskan untuk bunuh diri di tengah studinya. Beberapa waktu yang lalu juga terdapat kasus anak seorang pesohor yang menjadi pelaku bullying. Bullying masif terjadi di kalangan masyarakat, dan berdampak serius bagi korbanya. Saking marak dan seriusnya perilaku bullying sampai emnyedot perhatian pemerintah. Dinas pendidikan mislanya yang dengan serius mengkampanyekan gerakan antibullying. Berbagai macam program dicetuskan, agar peserta didik tidak emnjadi korban maupun pelaku. spanduk dan jargon-jargon dibuat agar membuat kasus ini dapat di tekan. Namun kenyataan dilapangan masih banyak orang yang menjadi korban bullying dan pelakunya.

Pertaanyaan lain muncul apakah perilaku bully ini terjadi saat ini saja? apakah hanya di negera kita saja yang memiliki kasus bullying?. Jawabanya adalah tidak, sejak jaman dahaulu bahkan jaman para nabi perilaku ini sudah terjadi. mungkin masih ingat tentang kisah Nabi Muhammad yang di lempar kotoran, itu adalah kasus bullying. Perilaku bullying terjadi di berbagai penjuru dunia, yang membedakan hanya intensitasnya saja. setiap peradaban pasti ada kasus bullying namun ada yang terekspose ada yang tidak.

Definisi

Bulliying adalah suatu tindakan tidak meneyangkan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengintimidasi korbanya. Bullying juga dilakukan guna menujukkan eksistensi dan dominasi dari korbanya. Perilaku bullying bisa berupa agresi verbal dan nonverbal. Bullying dilakukan secara sengaja oleh pelakunya, dilakukan baik perorangan maupun kelompok. Buliying paling rendah adalah memanggil sesorang dengan sebutan tidak pantas. Level tertinggi dari perilaku ini adalah menyakiti korbanya sampai penghilangan nyawa. Pelaku biasanya akan meminta korban untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan pelaku saja.  Biasnya  pelaku akan emebrikan ancaman untuk mengikat korbanya. 

Langkah menghebatkan anak

Peran serta orang tua dalam pencegahan bullying sangat diperlukan. Baik orang tua dan guru perlu bekerja sama agar tercipta lingkungan yang sehat untuk anak. terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mencegak anak menjadi korban bullying, diantaranya:

  • Tanamkan rasa percaya diri.  Ajarkan anak kita bisa bersikap percaya diri, tidak malu dalam bertindak. tentunya hal ini perlu dilatihkan, dengan sentiasa memberikan pujian pada anak dan memberikan amanah-amanah pada anak. Mereka harus yakin akan kekuatan yang dimiliki, dan kemampuan dirinya. Jangan sengaja merendahkan harga diri anak agar mentalnya kuat, bukan kuat mental yang didapat malah kehancuran yang ada.
  • Mampu mengambil keputusan. Biarkan anak belajar menentukan penyelsaian terhadap masalah, jangan telalu cepat mengambil keputusan untuk membantu. Bekali anak dengan berbagai skil dan kemandirian agar semakin terasah kemamapuan pengambilan keputusanya.
  • Bedakan anatar berbagi dan konsep kepemilikan. Jika dilihat dari budaya kita selalu di ajarkan untuk berbagi pada oranng lain.  Orang tua cenderung langsung ikut campur bila anak mulai rebutan mainan. Kita akan meminta anak untuk mengalah dan merelakan mainnya untuk menghindari perkelahian. Sehingga anak terbiasa menghindari masalah dan mengalah jika haknya diganggu. Mengalah dan berbagi boleh diajarkan pada anak, namun konteksnya harus jelas dengan memperhatikan usia anak. Jika anak masih berusia 5 tahun ke bawah mereka masih belum mengenal konsep berbagi dan mengalah. Pada tahapan selanjutnya barulah anak akan mulai mengenal artinya berbagi. Moms tidak perlu khawatir anak tumbuh tanpa rasa berbagi jika tidak di ajarkan berbagi sejak kecil. Semua pendidikan baik namun harus menyesuaikan usia perkembanganya.
  • Ajarkan anak membela kepentinganya. Orang tua biasanya cenderung khawatir jika anaknya berkelahi, kita terbiasa langsung melerai dan mendamaikan anak. Padahal dari peristiwa ini anak akan belajar konsep salah dan benar, anak akan belajar konsekuensi, serta anak akan belajar membela kepentinganya. Selama berkelahinya tidak main fisik biarkan, baru saat sudah mulai tidak kondusif kita turung tangan. Ajak anak bicara 2 arah tindakanya salah apa benar dan konsekuensi dari tindakanya. Misal " adek tadi kenapa mukul? Kira-kira temenya suka ndak kalau adik pukul begitu?". Jangan lupa beri dia waktu untuk menenangkan diri, validasi perasaanya lalu ambil tindakan. Jangan ragu untuk membuat anak minta maaf jika dia melakukan kesalahan.
  • Bersikap terbuka. ajarkan anak untuk selalu bersikap terbuka pada orang tua. Membangun kedekatan dengann anak akan memudahkan orang tua dalam mengetahui masalah anak. Ajarkan skema minta bantuan pada orang dewasa jika dirinya dalam keadaan berbahaya. Ajarkan anak mengatakan tidak pada permintaan temanya, dan menolak jika di intimidasi.
  • Melawan. Langkah ini saya tulis dibagian akhir karena perlu kehati-hatian dalam mengajarkan. Jangan sampai anak terlalu mudah tersinggung sampai mudah emlakukan agresi pada temannya. Bedakan bercanda dan tindakan bullying, anak perlu tau batasan kewajaran dan tidak wajar. Pelaku bullying akan semakin menjadi bila korban merasa terintimidasi. Sehingga perlu ada keberanian yang ditanamkan, sikap terukur yang tidak membahayakan nyawanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun