KKN Lokakalyana 82 mengadakan sosialisasi Cegah Stunting dengan tema "Untuk Generasi Sehat dan Cerdas" yang dihadiri oleh masyarakat setempat. Acara ini menghadirkan pemateri Ibu Rosyda Lailla Mur Rahmah, Amd. Keb., seorang bidan di posyandu dusun wonosari, beliau bersedia berbagi pengetahuan tentang stunting dengan murah hati.
Malang, 14 Januari 2025 -- Pada kesempatan kali ini dengan semangat perbaikan yang kuat, KelompokDalam penyampaian materinya, Ibu Rosyda menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting dapat ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya. Kondisi ini dapat berdampak pada kemampuan belajar dan perkembangan otak anak, sehingga memberikan dampak yang buruk pada proses pembelajaran anak dimasa setelahnya.
"Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga berdampak pada kemampuan belajar dan perkembangan otak anak," kata Rosyda. "Bahaya stunting juga dapat berlanjut hingga masa dewasa, seperti diabetes dan hipertensi."
Ibu Rosyda juga menjelaskan adanya beberapa penyebab utama stunting antara lain asupan gizi yang tidak cukup selama kehamilan dan masa anak-anak, pola makan tidak sehat, sanitasi buruk, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi.
Asupan gizi menjadi satu dari beberapa hal penting yang harus diperhatikan guna mencegah stunting. Adapun gizi-gizi tersebut yaitu:
- Asam Folat
- Asam folat adalah gizi paling penting untuk mencegah stunting, ini berguna untuk mencegah kelainan pada janin selama kehamilan. Beberapa makanan yang mengandung asam folat adalah brokoli, alpukat dan jeruk.
- Protein
- Protein penting untuk [ertumbuhan dan perkembangan tubuh anak. Protein ini bisa ditemukan pada daging, ikan, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan.
- Zat besi
- Zat besi diperlukan untuk mencegah anemia pada ibu hamil dan anak dalam kandungan. Zat besi ini bisa ditemukan pada daging merah, hati ayam, bayam, dan kacang merah.
- Kalsium
- Kalsium berguna untuk mendukung pertumbuhan tulan dan gigi pada anak. Zat ini bisa ditemukan pada susu, keju, yogurt, dan sayuran hijau.
- Vitamin A
- Vitamin A dapat mendukung menjaga kesehatan mata dan sistem imun. Makanan yang mengandung vitamin ini antara lain wortel, ubi jalar, dan ikan.
- Zinc (seng)
- Zinc sangat penting untuk pertumbuhan sel dan sistem kekebalan tubuh. Zat ini bisa didapatkan dari mengonsumsi tiram, daging sapi, dan biji-bijian
Setelah mengetahui gizi-gizi penting tersebut, pola makan juga harus diperhatikan. Pola makan tidak sehat merujuk pada konsumsi makanan yang tidak seimbang, seperti kurangnya gizi atau berlebihan lemak, gula dan garam. Sehingga menerapkan pola makan yang seimbang dengan porsi karbohidrat, protein, lemak sehat, serta sayur, dan buah setiap hari bisa menjadi solusi yang tepat. Selain itu juga bisa dengan membatasi makanan olahan seperti makanan siap saji dan makanan/minuman manis.
Ibu Rosyda juga menyinggung tentang sanitasi buruk yang juga menjadi penyebab stunting. Sanitasi buruk adalah kondisi lingkungan yang tidak higienis, seperti kurangnya akses ke air bersih, fasilitas toilet yang tidak memadai, serta kebiasaan buruk seperti tidak mencuci tangan dengan sabun. Kondisi ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit, seperti diare, yang memengaruhi penyerapan nutrisi dan berisiko memicu stunting.
Untuk mencegah stunting, Ibu Rosyda menyarankan beberapa cara yang perlu diingat oleh para ibu, seperti:
- Saat hamil: konsumsi makanan bergizi, minum tablet tambah darah sesuai anjuran bidan, dan rutin periksa kehamilan.
- Saat anak lahir-2 tahun: berikan ASI eksklusif hingga 6 bulan, lanjutkan dengan MPASI bergizi seimbang.
Ibu Rosyda juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mencegah stunting. "Orang tua harus memahami pentingnya gizi dan nutrisi untuk anak mereka," katanya. "Mereka juga harus memastikan bahwa anak mereka mendapatkan stimulasi yang tepat untuk perkembangan otak dan fisik mereka." Itulah kenapa edukasi sangat ditekankan pada calon orang tua.
Acara sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya stunting dan pentingnya pencegahan sejak dini.