Kecemasan menjadi masalah yang cukup serius akhir akhir ini, tingkat kecemasan di Indonesia menjadi menaik terutama karena masalah ekonomi yang mulai naik turun setelah dan saat pandemi ini. Lalu benarkah melukis memang efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan? Apa yang melatar belakangi kegiatan melukis ini menjadi efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan? Lalu apakah metode ini hanya bisa untuk mereka yang memiliki bakat seni?
Art Therapy atau terapi seni ini merupakan salah satu metode psikoterapi yang menggunakan seni sebagai media utama untuk mengkomunikasikan apa yang dirasakan oleh pribadi yang memiliki kecemasan. Seni yang dilakukan dapat melalui menggambar, mewarnai, menulis atau bahkan menari. Terapi ini dilatih untuk memahami peran warna, tekstur dan berbagai media seni yang akan membantu untuk mengungkapkan pikiran, perasaan yang dirasakan seseorang. Metode ini sangat bisa digunakan meskipun untuk mereka yang bahkan tidak memiliki bakat seni. Setiap goresan yang digoreskan oleh pasien yang menjalani art therapy akan membantunya untuk memahami dirinya sendiri lebih dalam dan mengidentifikasi pikiran serta perasaannya yang akan mempengaruhi perilakunya.
Dengan demikian, art therapy memang memberikan manfaat yang positif pada mereka yang memiliki kecemasan. Mereka bisa mengutarakan emosi yang mereka rasakan, tanpa harus membicarakannya yang mungkin akan membuat mereka semakin cemas. Oleh karena itu, kita bisa melakukan kegiatan melukis atau seni lainnya untuk mengurangi stres, meningkatkan kepercayaan diri dan menemukan diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H