Pembangunan adalah suatu hal yang dilakukan oleh suatu negara yang sedang berkembang guna menciptakan kondisi yang lebih bak lagi dari sebelumnya. Pembangunan yang sering dilakukan oleh negara yang sedang berkembang adalah pembangunan ekonomi. Sedangkan pembangunan ekonomi sendiri memiliki berbagai definisi, dan salah satu definisi pembangunan ekonomi yang paling banyak diterima.
Pembangunan nasional dalam pengoptimalan pembangunan daerah diperkuat dengan adanya undang-undang yang mengatur, yaitu UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. Dinamika perkembangan sektor ekonomi dapat ditelaah dengan pendekatan analisis shift share. Pendekatan analisis shift share dikenalkan pertama kali oleh Dunn pada tahun 1960 untuk menjelaskan tentang perubahan ekonomi yang dipengaruhi oleh sektor secara nasional, regional dan lokal. Pendekatan analisis shift share ini juga digunakan oleh Perlof et all (1960) dalam Hassan et al (2014) untuk studi-studi yang berkaitan dengan data ketenaga-kerjaan.
Teknik analisis shift share ini banyak digunakan dalam menganalisis dampak pertumbuhan regional yang khususnya pertumbuhan lapangan kerja, diterapkan untuk menggambarkan tren pertumbuhan historis, memperkirakan pertumbuhan regional dan menganalisis efek dari inisiatif kebijakan serta mengembangkan perencanaan strategis untuk komunitas. Teknik analisis shift share membagi pertumbuhan sebagai perubahan variable suatu wilayah seperti tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, dan selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh pertumbuhan nasional. Analisis shift share ini menggunakan 3 komponen yaitu komponen pertama adalah pertumbuhan provinsi (national/provincial growth component atau share regional). Dengan itu dapat digunakan untuk melihat satu struktur atau posisi relative suatu daerah dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh di wilayah yang menaunginya.
Kedua pertumbuhan sektoral (industrial mix component atau propotionally shift) merupakan alatuntuk mengukur tingkat suatu pertumbuhan perekonomian dan pertumbuhan produksi suatu wilayah itu lebih cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan produksi nasional karena tingginya konsentrasi industry (sektor regional). Ketiga pertumbuhan daya saing suatu wilayah (competitive effectcomponent atau different shift). Komponen yang keiga ini dapat mengukur daya saing suatu sektor pada wilayah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di wilayah lain. Different shift ini terjadi karena peningkatan atau penurunan output di suatu wilayah yang disebabkan oleh keunggulan komparatif,akses ke pasar input dan output maupun infrastruktur ekonomi.
Secara klasik analisis shift share ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan suatu variable di wilayah provinsi seperti PDRB, nilai tambah, pendapatan atau output yang selama kurun waktu tertentu menajdi pengaruh-pengaruh pertumbuhan nasional pertumbuhan proporsional yang disebut propotional differential shift atau regional share.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H