Masalah dakwah yang belum terpecahkan disebut problematika dakwah, yang menuntut upaya keras para dai untuk mengatasinya. Problematika ini terbagi menjadi dua: hambatan dan tantangan dakwah.
Hambatan dakwah meliputi keterbatasan sumber daya (intelektual dan spiritual dai), media (tradisional, konvensional, dan digital), serta pendanaan. Selama ini, pendanaan dakwah masih mengandalkan sumbangan insidental, padahal seharusnya menggunakan perencanaan keuangan modern melalui investasi atau usaha. Keterbatasan-keterbatasan ini dapat menghambat kemajuan dakwah, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Tantangan dakwah, di sisi lain, mendorong dai dan mitra dakwah untuk mencari solusi yang tepat dan akurat. Hal ini diharapkan dapat mengubah tantangan menjadi motivasi untuk memperbaiki elemen-elemen dakwah yang diperlukan. Tantangan ini sering memicu dai untuk berinovasi dan mencari metode baru guna mencapai keberhasilan dakwah, sekaligus menguji ketangguhan mereka.
Dunia dakwah penuh dengan dinamika internal dan eksternal. Tantangan yang awalnya menyulitkan, jika diatasi dengan baik, dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan semangat berdakwah. Ini mendorong para dai untuk berkompetisi dan bertekad meraih kemenangan dalam dakwah mereka.
Pada dasarnya, hambatan dan tantangan muncul sebagai konsekuensi dari upaya dakwah itu sendiri. Untuk mengatasinya, dai dan mitra dakwah perlu mengatasi keterbatasan yang ada dan mencari solusi melalui pendekatan, strategi, metode, dan teknik dakwah yang lebih efektif.
Penulis : Putri Maharani dan Syamsul Yakin, Mahasiswa dan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H