Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai dampak dari El nino. Dampak dari El nino di indonesia memicu kekeringan, minimnya curah hujan akan meningkatkan jumlah titik api, sehingga rawan menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Fenomena cuaca kekeringan ekstrem itu diyakin dapat menyebabkan peningkatan kasus dengue atau demam berdarah di Indonesia. El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.Â
El Nino yang menyebabkan suhu lebih hangat membuat nyamuk Aedes aegypti semakin ganas. Jika suhu panas di atas 30 derajat celcius, frekuensi nyamuk menggigit akan meningkat 3-5 kali lipat. Beberapa gejala yang timbul di antaranya demam mendadak tinggi 2-7 hari, pusing atau sakit kepala, mual atau muntah, sakit perut, dan nyeri otot. Selanjutnya, penderita juga akan mengalami diare, pendarahan (gusi berdarah, muntah darah, mimisan, BAB berdarah, dan bintik-bintik merah), merasa lemas atau lemah, serta tangan dan kaki dingin dan lembab.Â
Berdasarkan data Kemenkes, pada tahun 2023, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sebanyak 35.694 kasus (terbanyak di Jawa Barat yang mencapai 6.398 kasus). Sedangkan jumlah kematian sebanyak 270 kasus dan paling banyak ditemukan di Jawa Tengah (68 kasus). Adapun tiga kabupaten/kota kasus DBD tertinggi 2023 ialah Denpasar di Bali (964 kasus), Bandung di Jawa Barat (928 kasus), dan Bima di NTB (591 kasus). Untuk mencegah kasus DBD semakin meningkat, pemerintah melakukan beberapa upaya kewaspadaan dini.Â
Di antaranya ialah melakukan deteksi dini dengue di puskesmas dengan pemeriksaan tes diagnostik cepat (RDT), melakukan penyelidikan epidemiologi pada setiap terjadi kasus, serta melakukan upaya pencegahan dan pengendalian dengue melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di tempat umum. Dan melakukan surveilans ketat terhadap perkembangan DBD, memperkuat regulasi untuk penanggulangan DBD di tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa/kelurahan, serta penganggaran kegiatan program yang memadai.Â
Himbauan yang ditetapkan para pemerintah dan kementerian kesehatan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan disekitar dan upaya mencegah kasus DBD di indonesia yang dipengaruhi oleh femonena El Nino sudah sangat baik, dan kita sebagai masyarakat harus melaksanakan kegiatan tersebut demi mencegah virus dengue, karena Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes dan juga bisa menyebabkan kematian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H