Mohon tunggu...
Putri Mega W
Putri Mega W Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog RSJD Surakarta

Psikolog RSJD Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gadget Lagi Gadget Lagi

30 Agustus 2020   13:52 Diperbarui: 30 Agustus 2020   13:58 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Putri Mega, M.Psi.,Psikolog

Psikolog RSJD Surakarta

"nak jangan ganggu ibu, ibu lagi kerja sini tak kasih hape yang anteng ya"

"nak jangan mainan di situ kotor, sini tak lihatin video bagus banget"

"nak ayo makan, sambil lihat video kesukaannmu"

"anak saya itu pinter sekali tiap hari mainannya laptop terus"

"anak saya yang masih balita saja sudah lihai main game di hape"

Kalimat tersebut kerap kali kita dengar dari orang tua yang memiliki anak usia dini. Banyak orang tua yang merasa terbantu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan menggunakan gadget. Gadget seolah-olah bisa menjadi alat kendali bagi anak agar menuruti apa yang orang tua inginkan atau agar orang tua tidak terganggu bila ia sedang sibuk dengan ponselnya, entah itu membalas chatting, posting status di Facebook, main tweeter atau membalas email.  

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah menggeser cara pandang orang tua saat ini. Dahulu orang tua masih membebaskan anaknya untuk bermain di luar rumah dengan permainan tradisional bersama anak-anak lainnya, akan tetapi saat ini orang tua lebih mengandalkan teknologi digital sebagai media permainan bagi anak dan mirisnya orang tua memberikan penguasaan penuh terhadap gadget untuk anak tanpa disandingkan dengan batasan dan pengawasan.

The American Academy of Pediatrics  dan Canadian Paediatric Society (dalam Wulansari, 2017) telah menerbitkan batasan waktu bagi anak dalam penggunaan gadget, bahwa anak-anak di bawah usia 3 tahun sebaiknya tidak diberikan izin bermain gadget, termasuk TV, smartphone atau tablet. Kemudian anak-anak usia 3 hingga 4 tahun sebaiknya tidak diberikan izin kurang dari satu jam dalam sehari. Selanjutnya anak-anak usia 5 tahun ke atas sebaiknya menggunakan gadget tidak lebih dari dua jam dalam sehari untuk penggunaan rekreasional (di luar kebutuhan belajar).

Namun kenyataan yang terjadi di lapangan berdasarkan penelitian yang dipublikasikan uswitch.com (dalam Murdaningsih & Faqih, 2014), menunjukkan bahwa lebih dari 25% anak-anak di seluruh dunia mempunyai gadget sebelum usia genap 8 tahun. Satu dari tiga anak mulai menggunakan smartphone ketika berumur 3 tahun dan satu dari sepuluh anak menikmati gadget dalam usia yang lebih muda yaitu 2 tahun Pada kasus yang lain, sebuah survei oleh Common Sense Media yang ditujukan kepada 350 orangtua di Philadelphia, Amerika Serikat menyatakan bahwa anak-anak mulai usia 4 tahun sudah mempunyai gadget pribadi tanpa pengawasan orangtua. Ada 25% orangtua mengaku meninggalkan anak mereka sendirian menggunakan gadget saat menjelang tidur, 33% orangtua mengaku anaknya yang berusia 3-4 tahun suka menggunakan lebih dari satu smartphone, 42% mengaku anaknya yang berusia 1 tahun cenderung menggunakan gadget untuk bermain game, menonton video, dan bermain aplikasi, 70% orangtua mengaku mengizinkan anaknya yang berusia 6 bulan sampai 4 tahun bermain smartphone ketika mereka sedang mengerjakan pekerjaan rumah, dan 65% orangtua melakukan hal yang sama untuk menenangkan anak saat berada di tempat umum (Louis, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun