Mohon tunggu...
Putri Maylinaa
Putri Maylinaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

⟭⟬

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelisik Fenomena Generasi Strawbery di Kalangan Generasi Z

18 Maret 2024   17:55 Diperbarui: 18 Maret 2024   17:59 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam beberapa tahun terakhir ini istilah-istilah seperti baby boomer, generasi x, generasi milenial dan generasi z sudah tidak asing bagi kita. Dimana istilah-istilah tersebut merujuk pada tiap-tiap kelompok generasi manusia. Gen z sendiri adalah sebuah kelompok demografi setelah generasi milenial yang lahir pada tahun 1996-2012, yang diperkirakan sekarang berusia 8-23 tahun. Pada saat ini gen z menduduki generasi termuda yang memasuki dunia kerja. Dari hasil SP2020 tercatat bahwa selain generasi milenial gen z juga mendominasi masyarakat di Indonesia, yaitu 27,94% atau 74,3 juta jiwa dari total 270,20 juta jiwa.

Gen z bisa dikatakan sebagai generasi yang digital native. Mereka lahir di era yang serba digital membuat mereka tumbuh dengan internet, smartphone dan media sosial yang memberikan kemudahan teknologi secara praktis dan instan. Kebanyakan gen z juga memiliki pola asuh yang overprotective dari orang tuanya. Sehingga, dengan dua faktor tersebut muncul sifat egois, sombong, lamban, mudah menyerah dan selalu pesimis dalam melakukan sesuatu.

Untuk menjelaskan fenomena tersebut maka muncullah istilah generasi strawberry. Istilah ini berasal dari Taiwan yang merujuk pada generasi muda atau gen z yang memiliki banyak pemikiran kreatif namun tidak mampu menghadapi tekanan sosial. Diibaratkan seperti buah strawberry yang dari luar terlihat indah, namun begitu diberi sedikit tekanan akan langsung hancur.

Sejatinya, generasi strawberry ini memiliki banyak sekali keunggulan seperti memiliki banyak ide-ide yang kreatif dan brilian, dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan baik, berani dalam mengemukakan pendapat, serta memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Akan tetapi dibalik keunggulan tersebut, generasi strawberry juga memiliki kelemahan seperti mudah menyerah yang disebabkan oleh lebih terariknya mereka pada hasil yang instan, pesimis terhadap masa depan, tidak mau keluar dari zona nyaman, kurang bertanggung jawab, memiliki harapan yang tidak realistis, serta memiliki mentalitas yang lemah atau mudah stress ketika berhadapan dengan suatu masalah.

Faktor-faktor yang melatar belakangi kemunculan generasi strawberry di kalangan gen z diantaranya yang pertama karena didikan orang tua. Kebanyakan orang tua memiliki pola asuh yang overprotective dimana mereka terlalu menjaga anaknya dai hal-hal buruk, sehingga membuat anaknya mudah sakit hati atau baperan ketika mendapat kritik dari orang lain. Yang kedua generasi strawberry sering melakukan self diagnosis melalui informasi dari media sosial tanpa menacari kebenarannya terlebih dahulu. Yang ketiga labeling dari orang tua dimana segala ucapan orang tua kepada anknya dapat memicu timbulnya generasi strawberry. Dan yang terakhir dapat disebabkan oleh perubahan sosial dan lingkungan yang cepat juga kompleks seperti, tuntutan dan tekanan yang tinggi dari lingkungan sekitar berdampak pada kesehatan mental.

Seringkalai penulis menemukan beberapa cuitan di twitter mengenai curhatan generasi strawberry. Salah satunya seperti cuitan seorang mahasiswa semester dua yang beberapa saat lalu sempat viral.

"Gua anak umur 21, gak nyangka ternyata kuliah itu seburuk itu untuk mental health, semester 1 kemarin gua udah dihujanin materi sama tugas yang bener2 banyak, akibatnya waktu gua untuk healing sama self reward jadi kurang banget. Yang tadinya gua masih bisa nonton netflix sama chat-chat-an dengan bestie sekarang jadi susah banget. Gua kayaknya belum siap kuliah deh. Gua udah ngomong ke ortu kalau gua mau cuti dulu semester ini. Gua mau fokus healing selama 6 bulan dulu. Tapi ortu gua malah ga setuju, bahkan gua dibilang manja. Gua bingung mau gimana takutnya kalau paksain ipk ku malah tambah anjlok. Gua juga susah komunikasikan ini ke ortu karena mereka ga awre sama mental health kaya gua. Gua mesti gimana....??? (dan diakhiri dengan emot mennagis)".

Dapat dilihat generasi strawberry ini memang memiliki perbedaan sifat, dan kemampuan dengan generasi-generasi sebelumnya dalam menghadapi dinamika zaman modern. Generasi strawberry memiliki dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan generasi muda. Langkah awal gen z untuk menjadi generasi yang lebih kuat dan tidak menjadi generasi strawberry dapat dimulai dengan diri sendiri. Dengan cara mengubah mindset kesuksesan secara instan, belajar untuk lebih mandiri dan belajar untuk lebih bertanggung jawab.

Selain itu, terdapat beberapa solusi lainnya sebagai berikut:

1.Generasi muda atau gen z perlu meningkatkan kemampuan membaca/literasi. Karena di era serba digital ini penyebaran informasi sangat cepat, dan banyak juga informasi yang tidak valid atau hoax. Jadi kita harus selalu memastikan kebenaran sebuah informasi.

2.Mempelejarai keterampilan hidup. Sebagai generasi muda kita dapat belajar mengatur waktu, memasak dan mengatur keuangan sendiri supaya hidup kita menjadi lebih mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun