Mohon tunggu...
Putri Marlen Noviana
Putri Marlen Noviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hobi memasak, menonton film, dan treveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Dagang Amerika Serikat dengan China pada Masa Kepemimpinan Presiden Donald Trump

9 Mei 2023   21:58 Diperbarui: 9 Mei 2023   22:12 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Amerika serikat dan China merupakan dua negara besar siapa sih yang tidak kenal dengan kedua negara tersebut, ya negara yang biasa di juluki dengan paman sam dan negara tirai bambu. Pada awalnya kedua negara ini baik baik saja sampai terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika serikat pada 2017. 

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memerintahkan perwakilan perdagangan Amerika Serikat untuk menaikkan tarif impor untuk produk China senilai 100 miliar dolar AS. Donal Trump bukan tanpa sebab membuat kebijakan tersebut, kebijakan tersebut dilakukannya sebagai pemenuhan janjinya yang ingin mengubah tata perdagangan internasional yang bebas. 

Kebijakan ini berdampak negatif bagi China, karena pendapatan tertinggi negara tersebut diperoleh melalui sektor ekspor impor. China pun membalas AS dengan mengadukan AS kepada (WTO), dan China akan menaikkan tarif impor daging babi ke AS sebanyak 25%, dan 15% untuk pipa baja, dan buah. Dan terdapat 128 barang yang berpotensi untuk dikenakan tarif tambahan. 

Pada Mei 2018, Amerika Serikat dan Tiongkok memutuskan untuk mengadakan pertemuan untuk membahas perselisihan tersebut, namun perselisihan antara Amerika Serikat dan Tiongkok belum menemukan jalan keluar. Pada pertemuan Mei 2018, China mengambil keputusan untuk menghentikan investigasi anti dumping impor sorgum AS. 

China juga mengusulkan untuk meningkatkan defisit perdagangan AS. Namun kedua negara sepakat untuk meningkatkan ekspor pertanian dan energi AS. Namun kedua negara tetap mengambil tindakan untuk meningkatkan tarif impor dan ekspor, sehingga diadakan pertemuan kedua pada pertemuan ini pada tanggal 30 November 2018. 

Kemajuan substansial telah dicapai, namun tidak cukup untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, sehingga pertemuan dihentikan. Pada 8 Mei 2019 Jepang mengadakan pertemuan lagi, tetapi pertemuan tersebut gagal karena Amerika Serikat percaya bahwa China melanggar komitmennya dan kembali menaikkan tarif impor dan ekspor di China. 

Pertemuan pertemuan pun terus dilakukan kedua bela pihak untuk mencari jalan keluar dari masalah ini, sampai pada 15 januari 2020 dicapai kesepakatan tahap 1 . Isi kesepakatan tersebut yaitu China akan meningkatkan impor produk AS sebanyak 200 miliar US, 32 miliar US pada pembelian produk pertanian, 78 miliar US untuk manufaktur, 52 miliar US untuk energi, dan 38 miliar US untuk jasa. Dan AS akan mempertahankan tariff 25% untuk China lalu China mengenakan tarif baru kepada AS sebanyak 100 miliar US. Dalam sejarah konflik dagang perseteruan selalu dapat diselesaikan dengan pertemuan kedua bela pihak untuk berunding atau bernegosiasi sehingga di peroleh jalan keluar yang sama sama menguntungkan kedua bela pihak.

Daftar pustaka

Ardhani, E. S. (2019). Perang Dagang Amerika Serikat dengan China: Trump vs xi
Jinping. Jurnal umy, 02-16.

Parbo, S.A. (2021). Negosiasi Perang Dagang Amerika Serikat dan Tiongkok,
Trijurnal, 01-15.

Nama : Putri Marlen Noviana Tambunan
Nim  : 07041282227105

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun