Mohon tunggu...
Putri Maharani
Putri Maharani Mohon Tunggu... Freelancer - 1

Menulis untuk membuat atau menginfokan berita kepada seluruh masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akibat Hoaks, Masyarakat Takut Suntik Vaksin

28 Mei 2021   18:32 Diperbarui: 28 Mei 2021   18:34 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

JAKARTA - Vaksin merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas dan pencegahan virus covid-19 masuk ke dalam tubuh. Dan sesuai anjuran pemerintah semua masyarakat harus melakukan suntik vaksin yang diadakan secara masal dan gratis.


Namun setelah kegiatan ini dilakukan dan beberapa masyarakat juga sudah mulai divaksin, kemudian muncullah berita-berita yang tidak mengenakan seperti timbul gejala-gejala setelah disuntik vaksin. Maka dari itu tidak semua masyarakat mau disuntik vaksin walaupun gratis.


Salah satunya adalah Pak Hasan. Ia menolak melakukan suntik vaksin karena takut menjadi sakit. "Saya takut, takut timbul gejala-gejala, soalnya banyak yg sakit trus meninggal sehabis vaksin. Makanya saya gak mau vaksin." Ujar Pak Nurasan Jakarta, Jumat 28/05/21


Meski memang vaksin merupakan aturan wajib dari pemerintah, tetap saja Pak Hasan menolak. Namun bila tidak suntik vaksin dikhawatirkan kepada anggota keluarga terutama yang rentan seperti bayi, anak-anak dan lansia. Dan Pak Hasan pun mengantisipasinya dengan cara yang dianjurkan oleh pemerintah sebagai penjegahan virus corona.


"Amit-amit deh mba jangan sampai kejadian. Walau tidak suntik vaksin, saya dan keluarga juga mengantisipasi nya dengan cara minum vitamin, olahraga, berjemur, makan makanan yang sehat, rajin cuci tangan, menggunakan masker, dan kalau keluar rumah itu seperlunya saja. Pokoknya semua yang bisa dilakukan untuk mencegah virus covid-19 itu sudah sampir saya lakukan. Ya semoga saja sih saya dan keluarga tetap sehat karena juga sudah melakukan pencegahan." Ujar Pak Nurhasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun