Mohon tunggu...
Putri Madinah
Putri Madinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan Universitas Jember

saya mahasiswi d3 keperawatan Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Seorang Pedagang Inspiratif di Balik Suasana Gor Pasuruan

30 November 2023   19:10 Diperbarui: 30 November 2023   19:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Wawancara ini membawa kita ke tengah kesibukan pedagang kaki lima di sekitar "GOR Pasuruan," tempat di mana kehidupan berjalan sederhana namun penuh warna. Pada Sabtu, 25 November 2023, di sebuah taman di Pasuruan, kami berbincang dengan Pak Bambang, seorang penjual es degan berusia 65 tahun yang penuh semangat. 

Pak Bambang, yang telah menggeluti bisnis es degan sejak 2012, menunjukkan ketekunan yang luar biasa. Meskipun usianya sudah senja, semangatnya untuk mencari nafkah tidak pernah luntur. Dari jam 8 pagi hingga 5 sore, beliau berjualan dengan penuh dedikasi, walaupun pendapatan yang diperolehnya tidak selalu stabil. Keuletannya mencerminkan nilai Pancasila yaitu Kerja Keras, di mana setiap individu berusaha keras untuk mencapai keberhasilan.

Pak Bambang juga mengungkapkan pengalaman menyedihkan berurusan dengan Satpol PP. Namun, di tengah kendala tersebut, beliau tetap setia pada prinsip-prinsip kebersihan dan mutu. Ia selalu menjaga kebersihan tempat berjualan dan memastikan es degan yang dijualnya memiliki mutu terbaik. Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan kepedulian sosial, di mana beliau berusaha mematuhi peraturan sambil tetap memperjuangkan hak-haknya.

"Saya selalu memperhatikan mutu, jadi yang saya jual itu betul-betul barang yang asli kualitasnya. Tidak ada tambahan apapun, tidak ada pemanis buatan. Bagi saya, kalau ada pemanis buatan, itu seperti meracuni saya sendiri. Prinsip saya begitu, jadi saya tidak mau. Memperhatikan mutu itu penting bagi saya, itu saja," ujar Pak Bambang.

Saat ditanya mengenai motivasinya berjualan es degan, Pak Bambang dengan tulus menyatakan bahwa semua itu untuk cucunya. Memberikan uang jajan kepada cucunya memberikan kebahagiaan tersendiri baginya. Tindakan ini mencerminkan nilai ketahanan ekonomi, di mana setiap individu berusaha mencari nafkah untuk memberikan kontribusi pada kestabilan ekonomi keluarganya.

Kisah Pak Bambang juga menggambarkan atmosfer persatuan dan semangat gotong royong. Meskipun berbeda latar belakang, Pak Bambang memiliki banyak teman seperjuangan yang sama-sama bersemangat dalam mencari nafkah. Mereka bersatu dalam perjuangan hidup, menciptakan ikatan persaudaraan yang kuat, dan bekerja keras untuk mencapai tujuan bersama. Ini mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang menekankan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui kisah Pak Bambang, kita dapat menyimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila seperti kerja keras, keadilan sosial, ketahanan ekonomi, demokrasi, kemanusiaan yang adil, nasionalisme, dan persatuan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Semangat dan dedikasi Pak Bambang menjadi cerminan dari keberhasilan dalam mewujudkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun