Dalam konteks Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti Teh Bersaudara, sistem kompensasi manajemen memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan motivasi karyawan. Kompensasi manajemen mencakup berbagai elemen yang tidak hanya mencakup gaji, tetapi juga bonus, tunjangan, dan insentif lainnya. Â Selain aspek keuangan, kompensasi manajemen dalam Teh Bersaudara juga dapat melibatkan bentuk non-finansial, seperti pengakuan atas pencapaian, peluang pengembangan keterampilan, dan promosi.
Latar belakang usaha kecil Teh Bersaudara melibatkan sejumlah faktor yang menginspirasi pendiri yaitu ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari karena pemilik mengetahui bahwa modal awal untuk mebangun usaha tersebut tidak memakan banyak biaya. Pemilik melihat banyak masyarakat yang menyukai minuman teh karena minuman ini salah satu minuman yang sehat untuk di konsumsi. Di lihat dari situasi saat ini yang memiliki cuaca yang panas, sehingga pemilik memiliki ide untuk berjualan es teh bersaudara.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Teh Bersaudara menghadapi tantangan dan peluang yang kompleks dalam lingkup industri teh. Analisis situasi mendalam mencakup pemahaman mendalam tentang pasar dan persaingan, dimulai dari identifikasi ukuran pasar dan tren konsumen hingga analisis pesaing dalam industri teh. Evaluasi portofolio produk dan layanan menjadi fokus utama, dengan penilaian keunggulan kompetitif dan respon pelanggan terhadap kualitas produk. Aspek sumber daya manusia turut menjadi pertimbangan dengan menganalisis keterampilan karyawan, kesejahteraan mereka, dan kontribusi mereka pada kualitas produk dan layanan. Dari sisi keuangan, fokus pada laba, arus kas, dan struktur biaya penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis.
Implementasi dengan ajaran Tamansiswa yaitu Tri Pantangan -- Kekuasaan, Keuangan, Kesusilaan usaha Teh Bersaudara ini dapat dikelola dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Tri Pantangan menurut ajaran Ki Hadjar Dewantara, yaitu Kekuasaan, Keuangan, dan Kesusilaan. Dalam aspek Kekuasaan, dianjurkan untuk membangun struktur organisasi yang demokratis, di mana setiap anggota tim dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan dihargai tanpa memandang status atau posisi. Dalam hal Keuangan, penting untuk menerapkan praktik keuangan yang transparan dan jujur, menghindari tindakan tidak etis yang dapat merugikan pihak-pihak terkait. Dalam konteks Kesusilaan, bisnis es teh sebaiknya berkomitmen pada integritas dan moralitas, memilih bahan baku berkualitas tinggi dan aman untuk konsumsi. Pendidikan dan pengembangan karyawan juga menjadi fokus, memberikan kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Aspek keberlanjutan juga perlu diperhatikan, baik dalam operasional bisnis maupun dalam pemilihan bahan baku dan pengemasan. Pemberdayaan masyarakat lokal melalui kerja sama dengan petani teh atau dukungan pada program pendidikan di wilayah sekitar bisnis menjadi langkah positif. Dengan menerapkan saran-saran ini, usaha es teh dapat tumbuh secara berkelanjutan sambil tetap menghormati prinsip-prinsip Ki Hadjar Dewantara yang mencerminkan kearifan lokal dan etika dalam berbisnis.
Penulis: Osfalda Katarina Putri Endo dan Marleny Shintia NdamunamuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H