Punya anak adalah impian semua orang tua. Apalagi kalau anaknya memiliki sifat dan sikap positif seperti yang diidam – idamkan semua orang. Bangga rasanya saat memiliki anak yang dicap “Duh, pinter banget sih.” – oleh orang lain. Rasa berhasil menjadi orang tua yang baik pastilah melekat di dalam diri. Tapi ternyata untuk mewujudkan itu semua tak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada proses yang dilalui kedua orang tua, diajarkan, diterapkan dan diikuti oleh anak – anaknya. Beruntunglah saya ketika ada undangan Parenting Sharing Project dengan tema “Mendengarkan dan Berbicara dengan Bahasa Anak” yang diadakan di KALCare, Lotte Shopping Avenue lantai 3 hari Sabtu (21/02). Beberapa blogger serta para orang tua diajak diskusi dan menceritakan suka duka mereka sebagai orang tua dalam menghadapi bahasa yang digunakan dan dilakukan para anaknya. Di KALCare yang sore itu semarak dengan suara riang para anak yang bermain, berpadu dengan suara riuh para kaum ibu yang saling bangga memperkenalkan anak – anaknya. Ada beberapa kaum ayah yang ikut antusias menyimak sharing yang temanya sangat menarik ini. Saya sendiri yang notabene nya belum menikah dan mempunyai anak juga turut antusias dan semangat menunggu sharing dari pembicara.
[caption id="attachment_398897" align="aligncenter" width="700" caption="KALCare - Lotte Shopping Avenue (lantai 3) Kuningan, Jakarta"][/caption]
Walaupun acara yang turut disponsori oleh Woman Radio, 94.7 UFM, Wajah Bunda, Tabloid Nakita, Narapatih dan Junior’s Place ini molor kurang lebih 45 menit dari jadwal, namun tak membuat antusiasme para peserta talk show menurun. Tepat jam 15:45 WIB, acara dibuka dengan penampilan para bocah cilik yang menari tarian Giring – Giring. Kelincahan serta kepolosan para anak perempuan yang memakai pakaian adat Kalimantan itu pun membuat para peserta talk show terhibur dan sibuk mengabadikan gerakan lucu mereka dengan gadget.
[caption id="attachment_398898" align="aligncenter" width="300" caption="Tarian Giring - Giring sebagai pembuka acara Parenting Sharing Project"]
Selesai tarian, acara dilanjutkan ke segmen utama yaitu penyampaian sharing serta ilmu seputar parenting oleh Mas Kirdi Putra. Mas Kirdi adalah seorang hypnotherapist dan juga ayah dari 3 orang anak. Kali ini Mas Kirdi berbagi pengalaman sekaligus memberikan tips kepada para orang tua agar lebih dekat dengan anak yaitu dengan memahami bahasa anak. Sebenarnya, anak – anak memiliki 3 tipe belajar yang berbeda yaitu, auditory(mendengar), visual(melihat) dan Kinestetik(sentuhan).
[caption id="attachment_398900" align="aligncenter" width="300" caption="Kirdi Putra, ayah 3 anak dan ahli hypnotherapist"]
Tipe auditory adalah anak yang lebih suka mendengar dan lebih suka didikte oleh gurunya daripada harus melihat papan tulis. Tipe anak yang satu ini termasuk anak pujian, karena mereka suka dan sangat senang saat dipuji. Pesan Mas Kirdi kepada orang tua, pujilah sekecil apapun perbuatan baik yang dilakukan oleh anak anda. Dengan begitu, anak auditory akan merasa dibanggakan dan disayangi oleh orang tuanya.
Berbeda dengan auditory, tipe visual adalah anak yang suka dilihat. Contoh sederhananya adalah sebagai berikut:
Anak : “Mah, aku mau cerita dong.”
Mama : (sambil tetap sibuk dengan gadget) “Cerita aja sayang, Mama dengerin.”
Anak : “Enggak jadi deh, Ma.” (cemberut lalu masuk kamar)
Anak – anak dengan tipe visual ingin sekali diperhatikan. Mereka suka melakukan sesuatu agar orang tuanya melihat dan berkata bahwa mereka hebat, barulah mereka merasa diakui oleh orang tuanya.
Yang terakhir adalah anak dengan tipe Kinestetik. Anak dengan tipe ini sering dianggap sebagai anak bandel karena terlalu aktif. Padahal, anak ini akan luluh dengan sentuhan. Misalnya, anak ini ngambek atau cemberut, yang harus dilakukan oleh orang tua adalah memeluknya. Karena anak tipe ini memiliki tingkat sensitif terhadap sentuhan dan bisa merubah mood-nya menjadi lebih baik.
Nah kalau sudah mengenal tipe – tipe anak, selanjutnya kita harus tahu hal – hal apa saja yang tak boleh diucapkan kepada anak. Adakalanya orang tua lupa dan sering memarahi anaknya tanpa tahu sebab yang sebenarnya terjadi. Atau kadang orang tua sering menakut – nakuti anaknya sehingga anaknya jadi phobia terhadap sesuatu. Akhirnya sang anak jadi menjauh karena merasa orang tuanya tidak memberikan rasa aman dan mulai mencari perlindungan ke orang lain. Apa yang akan dirasakan oleh ibu apabila anaknya lebih dekat dengan PRT atau suster penjaganya? Pasti sedih melihat anak sendiri lebih akrab dengan orang lain ketimbang diri kita sendiri.
Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan, Mas Kirdi memberikan beberapa tips untuk berkomunikasi dengan anak agar anak merasa aman dan nyaman dengan orang tuanya. Tips ini baiknya dilakukan one on one alias antara ibu dan seorang anak atau ayah dan seorang anak. Lakukanlah komunikasi personal dengan anak (berusia 6 tahun ke atas) anda berdasarkan 5T berikut ini:
·Tidak ada aktifitas rumit. Jalan ke Mall, makan di resto, melakukan hobi sang anak, main game, atau aktifitas apapun yang membuat anak nyaman. Sesekali ajaklah diskusi ringan dengan menanyakan seputar sekolahnya, teman – temannya atau kesukaannya.
·Tidak ada orang tua lain. Demi menciptakan kondisi intim, anda harus melakukan komunikasi ini hanya berdua dengan anak. Jika pasangan anda juga ingin melakukannya, carilah hari dan waktu yang lain. Karena dengan hanya anda dan anak akan menimbulkan efek kedekatan dan lebih privasi walaupun hanya sebentar.
·Tidak ada anak lain. Jika anda memiliki anak lebih dari 1, lakukan hal ini bergantian. Jangan pernah gabungkan anak – anak anda menjadi satu karena nantinya akan ada anak yang merasa diasingkan. Buatlah suasana seolah dunia hanya milik kalian berdua.
·Tidak ada kritik. Usahakan dimomen berdua anda dan anak tidak diisi dengan kritikan terhadap sikap atau kesalahannya. Cukup menjadi pendengar segala keluhan dan berikan masukan dengan bahasa yang membuat mereka nyaman. Turunkan ego anda agar anak anda merasa nyaman curhat kepada anda.
·Tidak ada ceramah. Ingatlah bahwa tidak ada manusia yang sempurna, terutama anak anda. Apabila mereka melakukan kesalahan, ingatlah bahwa anda pernah melakukannya. Maka, berikan solusi atas kesalahannya tanpa adanya amarah atau emosi. Jaga nada suara anda agar terdengar tetap menyenangkan.
Lakukan 5T di atas minimal 30 menit. Anda bisa melakukannya di perjalanan mengantar atau menjemput anak anda dari sekolah. Daripada mengeluh tentang macet atau marah – marah kepada para pelanggar peraturan di jalan, baiknya anda sekaligus menerapkan sikap dan sifat positif kepada anak anda.
Dalam berkomunikasi dengan anak, terapkan sikap berani melakukan kesalahankepada anak. Ajarkan bahwa dengan melakukan kesalahan, kita dapat menarik hal positif dan menjauhkan hal negatif yang pernah kita lakukan. Ajarkan sikap berani minta maaf kepada anak anda dengan cara anda juga meminta maaf apabila melakukan kesalahan. Jangan pernah menuntut anak anda bersikap baik jika anda tidak pernah melakukan hal tersebut. Dan yang terakhir, tanamkan sikap belajar dari kesalahan agar anak anda dan anda bisa lebih baik ke depannya.
Untuk semakin mendekatkan diri dengan anak, anda juga bisa melakukan filling. Gerakan ini bertujuan untuk mempelajari sifat pasangan anda (baik itu suami/istri ataupun anak anda). Gerakannya lumayan gampang – gampang susah. Para peserta disuruh menirukan gerakan ini dan saya sendiri kewalahan. Gerakan ini diawali dengan tangan yang saling menolak dan mendorong perlahan diikuti dengan langkah kaki. Kaki kanan maju, tangan kanan menyentuh tangan pasangan. Kaki kiri maju (kaki kanan mundur), tangan kiri menyentuh tangan pasangan (tangan kanan mundur dan menyilang di dada). Filling dapat dilakukan sesering mungkin agar anda dapat lebih memahami karakteristik anak dan pasangan anda.
[caption id="attachment_398901" align="aligncenter" width="300" caption="Gerakan Filling"]
Semoga tips – tips di atas bermanfaat dan bisa anda terapkan di keluarga anda. Biasakan untuk melakukan hal positif setiap harinya agar anak anda meniru tindakan anda. Ingat, anak adalah cermin diri anda.
[caption id="attachment_398902" align="aligncenter" width="300" caption="Seusai acara, selfie dengan blogger :)"]
Salam, PutriKPM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H