Mohon tunggu...
Putri Kholilah Azwari Azwan
Putri Kholilah Azwari Azwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Geografi FiSIP ULM Angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Penginderaan Jauh di Indonesia

16 Mei 2024   09:59 Diperbarui: 16 Mei 2024   10:07 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://mediaindonesia.com/humaniora/579771/pengertian-penginderaan-jauh-komponen-manfaat-dan-contoh 

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA

Prioritas penyediaan data yang ada di Indonesia bisa dibilang belum berkembang. Ini dikarenakan kebutuhan data dan sifat pengguna masih bergantung kepada pendanaan dana pemerintah. Kebanyakan pengguna masih pada tahap kajian.

Kondisi Alam Indonesia menurut pengamatan data SPOT, sejak tahun 1993 hingga saat ini masih sulit untuk mendapatkan gambaran bebas awan terutama Indonesia Bagian Timur.

Secara mekanisme, Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap teknologi dan pengaruh aspek kehidupan pada dunia. Namun dalam memamerkan teknologi seharusnya Indonesia memiliki komitmen yang besar. Yaitu mengutamakan kepentingan negara tidak berpatok dengan tawaran yang diberikan pada keutamaan teknologi yang tertentu.

APLIKASI PENGAMATAN BUMI DI INDONESIA

  • SATTIN (Satellite Application and Techonology Transfer in Indonesia)

SATTIN mengembangkan beberapa lembaga nasional sebagai pemakai guna menyeimbangkan kelengkapan dan mengkaji data SPOT dalam proses sistem pendukung keputusan guna mempergunakan SDA dan lingkungan hidup agar bisa digunakan dengan baik. Poin bagus antara SATTIN dengan fasilitas LAPAN juga peningkatan fasilitas pengelolaan data yang memiliki tujuan guna menyerahkan masukan kepada pembuat peta luar angkasa agar bisa dipakai oleh beberapa lembaga seperti Bakosurtanal, badan perluasan pelayanan pemakaian LAPAN di Jakarta dengan meningkatan sistem distribusi data yang  ada.

  • COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program)

Coremap dikembangkan oleh LIPI dan banyak digunakan oleh berbagai lembaga seperti LAPAN, Bakosurtanal, Perguruan Tinggi, Pemda Tingkat I, dan Departemen Dalam Negeri. Coremap berfungsi untuk mencegah terjadinya kegiatan ilegal di perairan seperti pengrusakan koral akibat pengemboman serta mencegah aktivitas ilegal seperti penangkap ikan yang diracun.

  • Proyek SARI (System Assesment Rice in Indonesia)

Proyek ini memanfaatkan data ERS-SAR guna pada sektor pertanian terutama pada bidang pengamatan hasil dan musim panen. Beberapa lembaga dalam maupun luar negeri yang menggunakan proyek ini antara lain BPPT, LAPAN, Departemen pertanian dan lain sebagainya.

  • MREP (Marine Resources Evaluation Program) Fase II

MREP Fase II berfungsi untuk memperkuat keahlian nasional dalam rangka pembangunan daerah pesisir pantai yang berbasis berkelanjutan melalui rencana pengelolaan yang terintegrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun