Mohon tunggu...
pu3
pu3 Mohon Tunggu... Penjahit - Pelajar

Manusia Hidup untuk Menghidupkan Manusia Lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Se Tumou, Tumou Tou

13 November 2022   11:55 Diperbarui: 13 November 2022   12:09 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chrisly Lamarani. dokpri

"Dasar untuk menjadi "SE TUMOU, TUMOU TOU" adalah dengan hidup."

Kisah Pahit dan Manis selalu terlintas diisi kepala, melalui kisah sahabat maupun kisah keluarga yang di deskripsikan ketika diperhadapkan lika-liku kehidupan dunia yang dibentangkan kepada mustamik "aku".

Beribu kisah di sajikan yang di arungi manusia, dan bagaimana mereka memaknai kehidupan.

Perjuangan dan kesabaran yang mereka hadapi serta diterapkan pada kehidupannya, perjuangan ingin sembuh dari penyakit maupun sembuh dari luka dunia, sempat juga akan merenggut nyawa serta mental dari setiap mereka yang menceritakan hal ini. Cerita pun tersaji, dengan merasakan kesembuhan dari setiap penyakit maupun luka yang dunia berikan.

Dikutip sedikit dari pemikiran seorang filsuf yang bernama Heidegger. Dalam sebuah kuliah di tahun 1961, Heidegger ditanyakan mengenai bagaimana kita dapat menjalani hidup kita dengan lebih baik. Ia menjawab dengan gelap, bahwa kita harus menghabiskan lebih banyak waktu 'di kuburan'.

Manfaat ketika kita pergi ke kuburan untuk ingat mati, melembutkan hati yang keras. Selain itu, bagi saya pergi ke kuburan memiliki juga pengaruh yang besar untuk membuat setiap hati yang hitam menjadi terang kembali dan membuat masalah yang kita hadapi lebih ringan untuk dijalani, menyadarkan bahwa kita memiliki sedikit waktu untuk hidup di bumi ini, dan ini dapat mendesak kita untuk memperhatikan dan bersyukur.

Untuk setiap waktu di bumi ini yang terbatas, perlu juga memperhatikan kesehatan, karena itu juga bagian dari menghargai hidup. Ada cerita seseorang yang berjuang dan sabar untuk sembuh dari rasa sakit yang berbahaya yang bisa merenggut nyawanya kapan saja, saya tersadar betapa berharganya nyawa dan juga lebih perduli untuk menjaga tubuh untuk tetap sehat.

Menyembuhkan rasa sakit adalah usaha untuk memulihkan kehidupan. Karena dengan hidup, manusia bisa melakukan kebaikan. Bisa berbakti kepada orang tua, mencari ilmu, memberikan bekal ilmu pada orang lain, karena untuk menjadi "SE TUMOU, TUMOU TOU" hanya bisa dilakukan oleh mereka yang bernafas, hidup. 

(Cpkw, 26 Maret 2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun