Mohon tunggu...
Putri Irianjani Vevi Maharethi
Putri Irianjani Vevi Maharethi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi – Universitas Muhammadiyah Malang.

VENI VIDI AMAVI - We Came. We Saw. We Loved.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cerdas dalam Literasi

26 April 2021   12:41 Diperbarui: 26 April 2021   12:42 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Rabu, 21 April 2021 rupanya kita tak hanya mengenang jasa RA Kartini namun juga harus mengenang para putra terbaik yang menjadi penumpang KRI Naggala 402. Baru saja membuka mata, sudah disuguhkan berita bahwa KRI Nanggala 402 hilang kontak. Sontak berita tersebut mengagetkan banyak pihak, terutama para TNI dan juga keluarga para prajurit yang menjadi penumpang KRI Nanggala 402. Sebanyak 53 prajurit dinyatakan on eternal patrol atau patroli selamanya. Sebelum KRI Nanggala 402 ditemukan, seluruh masyarakat Indonesia kompak mendoakan agar samudra segera melepas dekapannya, dan menggembalikan para prajurit kepada keluarganya. Sebagian masyarakat cukup optimis melihat beberapa media merilis kabar baik mengenai KRI Nanggala 402.

Selama masa pandemi, beberapa aktivitas masyarakat mengacu pada teknologi atau sistem daring. Kondisi tersebut perlu untuk diperhatikan oleh masyarakat untuk menerapkan sistem bekerja dari rumah agar tidak menyebabkan penyebaran virus. Saat ini, adanya penyebaran informasi melalui media sosial justru tidak efektif karena ada beberapa pemegang akun yang tidak bertanggung jawab atas konten yang diunggah.

tangkapan layar
tangkapan layar
Salah satunya adalah kabar melalui media sosial Twitter yang menginformasikan bahwa kapal selam tersebut sudah bisa dihubungi, namun belum dapat naik akibat ada masalah dengan Electric Pump. Cuitan tersebut diunggah oleh salah satu netizer bernama Andi Pitopang pada Jumat,23 April 2021. Setelah dikonfirmasi Kompas.com, ternyata informasi tersebut tidak benar atau hoaks. Selain itu Andi Pitopang juga kembali menuliskan cuitan di twitter mengenai kabar tenggelamnya kapal selam TNI dan menegaskan bahwa informasi tersebut didapatkan dari Jurnal Maritim. Masyarakat ramai menanggapi cuitan tersebut dengan retweet sebanyak 181 kali dan disukai sebanyak 703 kali. Masyarakat menanggapi kabar baik tersebut dengan beragam aksi, ada yang menyambut baik kabar tersebut dan mengucap syukur.

Faktanya, kapal selam milik TNI tersebut masih dalam proses pencarian. Kompas,com akhirnya menghubungi Kepala Pusat Penerangan ( Kapuspen ) TNI, Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dan beliau menyampaikan bahwa kabar mengenai kapal selam yang telah ditemukan tersebut tidak benar dan bukan berasal dari pihak TNI.

Media dan masyarakat perlu untuk memperhatikan berita yang disampaikan oleh pihak TNI dalam setiap konferensi pers. Seperti yang dilakukan oleh Kapuspen pada tanggal 24 April 2021, dalam konferensi pers tersebut, beliau mengatakan bahwa proses pencarian dikonsentrasikan di 9 titik perairan utara Celukan Bawang, Bali. Singapura dan Malaysia juga turut membantu penyelamatan kapal selam KRI Nanggala 402 di Bali. Ada pula Amerika Serikat yang membantu mengirim pesawat pendeteksi kapal dan bergabung bersama kekuatan yang lain. Konferensi pers yang dilakukan oleh pihak TNI merupakan sumber informasi yang akurat. Berbagai media juga hadir dalam konferensi pers tersebut guna mencari bahan untuk menulis berita dan juga memberikan informasi kepada masyarakat secara konkrit. Sayangnya pada hari Minggu, 25 April 2021, KRI Nanggala ditemukan pada kedalaman 850 meter dan dalam kondisi terbelah menjadi 3 bagian. Seluruh penumpang dinyatakan gugur.

tangkapan layar
tangkapan layar
Media dan masyarakat yang baik harusnya mencari informasi yang akurat dan konkrit. Media yang dipilih sebagai sumber informasi juga perlu diperhatikan agar tidak salah dalam menerima informasi. Sebelum ada konfirmasi asli dari pihak TNI melalui konferensi pers, masyarakat juga dihimbau agar tidak menuliskan pesan atau informasi yang bersifat belum pasti atau bahkan hanya perkiraan. Akan lebih baik apabila masyarakat menuliskan informasi dan fakta – fakta dari sumber yang terpercaya agar pembaca yang lain tidak termakan kabar hoaks.

Sebagai generasi muda Indonesia dan sebagai bangsa yang besar, kita harus mampu mencari suatu pemberitaan pada media terpercaya, meningkatkan budaya membaca, artinya masyarakat Indonesia diharapkan tidak mengandalkan media yang kurang terpercaya sebagai sumber informasi agar tidak menciptakan tindakan yang merugikan banyak pihak. Selain itu, mari kita ciptakan suasana yang kondusif dengan tidak melakukan menyebarkan berita palsu dan dengan mudah termakan berita palsu lalu menyebarkan kepada orang lain. Amati, Cermati, Cerdas dalam Literasi.

Ditulis oleh Putri Irianjani Vevi Maharethi, Mahasiswa Ilmu Komunikasi – Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis dapat dihubungi di Twitter : @vrinjaneev ; Instagram : @vejaneev

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun