Tahun 2022 ini, perekonomian dunia mengalami ketidakpastian. Dampak dari pandemi Covid-19 yang sempat melanda dunia juga sangat mempengaruhi ekonomi dan subsidi UMKM yang menyebabkan sedikit krisisnya ekonomi pemerintah dan masyarakat. Di samping masih menghadapi pandemi Covid-19, terjadi pula peristiwa perang antara Rusia-Ukraina yang memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian global karena kedua negara tersebut merupakan produsen utama beberapa komoditas yang dibutuhkan dunia. Rusia memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia dan termurah. Rusia merupakan eksportir utama energi (BBM, batu bara dan gas alam cair) dan gandum. Sebagian besar negara di Eropa sangat tergantung kepada pasokan gas Rusia. Sementara itu, Ukraina adalah eksportir utama jagung, seed oil dan gandum.
Lalu, apa yang mungkin akan terjadi dari dampak peristiwa tersebut?
Perang antara Rusia dan Ukraina telah memperburuk gangguan rantai pasok global sehingga mendorong harga energi dan pangan naik semakin tinggi. Lonjakan inflasi terjadi di sejumlah belahan dunia, terutama di negara maju seperti Amerika Serikat dan kawasan Eropa. Tekanan inflasi ini mendorong siklus pengetatan moneter yang makin agresif di banyak negara. Inflasi merupakan proses meningkatnya harga secara terus-menerus. Kenaikan suku bunga berdampak berdampak pada melambatnya laju perekonomian. Hal ini merupakan alasan yang kuat tersebarnya isu mengenai resesi yang akan terjadi di 2023 mendatang. Lalu, sebenarnya apa sih resesi itu? Resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Resesi ekonomi bisa memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi. Resesi dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari guncangan ekonomi mendadak hingga inflasi yang tidak terkendali.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan sinyal resesi ekonomi global pada 2023. Dalam pembicaraannya, ia memproyeksikan jika ekonomi dunia akan masuk jurang resesi seiring dengan adanya kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan. Faktanya, dengan mengacu pada peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi di tahun 2020 hingga tahun 2022 ini, Tahun 2023 bisa dipastikan akan terjadi resesi di banyak negara dunia. Penyebabnya, kondisi yang belum pulih dari pandemi, lalu sudah dihantam krisis pangan dan krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina.
Melihat kondisi di atas, Kenaikan inflasi yang sangat tinggi dan ancaman resesi di beberapa negara membuat negara-negara terkait akan mengambil kebijakan misalnya menaikkan suku bunga, yang pastinya akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Untuk itu, Pemerintah senantiasa melakukan antisipasi dengan mengambil kebijakan fiskal, moneter yang tepat dan memperkuat sistem keuangan sehingga dampak ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia dapat diminimalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H