Isu reshuffle jilid dua di Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK memang sudah gencar diberitakan oleh semua media, terutama media internet. Bahkan kini isunya ada empat nama calon penggeseran kursi menteri itu. Keempat nama tersebut itu antara lain, Bambang Brodjonegoro (Menteri Keuangan), Sudirman Said (Menteri Energi dan Sumber Daya Alam), Rini Soemarno (Menteri BUMN) dan M. Prasetyo (Jaksa Agung). Berhembus juga isu bahwa dua kandidat dari Partai Amanat Nasional (PAN) akan menggantikan posisi dua nama diatas. Tapi hal ini juga masih dalam tahap proses pembicaraan seperti yang diungkapkan JK pada harian detik.com senin 28 desember 2015 lalu. http://news.detik.com/berita/3105758/kapan-reshuffle-jilid-ii-jk-semuanya-dalam-proses-pembicaraan
Masuknya dua nama kandidat dari partai PAN tersebut, diprediksi akan menggantikan posisi Menteri BUMN dan posisi Kejaksaan Agung. Kedua kandidat tersebut ialah Wahyu Sakti Trenggono untuk posisi Menteri BUMN, dan Hamdan Zoelfa untuk Jaksa Agung. Tapi nama-nama yang tersebut diatas juga masih belum keluar dari mulut pak Jokowi langsung. Karena seperti yang kita tau, penggantian tersebut merupakan hak preogratif dari presiden itu sendiri. Tapi kenapa nama-nama diatas muncul dalam isu reshuffle jilid dua? Penilaian apa yang membuat nama mereka turun pamor?
Mari mulai dari Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Menteri dengan segudang prestasi ini dianggap kurang becus memegang jabatannya. Padahal jika kita lihat kebelakang, menteri professional ini menuai banyak sekali pujian dari berbagai bidang yang beliau ketuai. Menjadi satu-satunya Dekan Universitas Indonesia yang diangkat pada umur dibawah 40 tahun. Beliau juga sempat mengetuai lebih dari 20 bidang berbeda. Kiprahnya dalam dunia ekonomi Indonesia harusnya sudah tidak diragukan lagi.
Beranjak ke nama kedua yakni Sudirman Said, sang penyelamat DPR. Siapa sekarang yang tidak kenal dengan Sudirman Said? Namanya ramai sekali diperbincangkan setelah berhasil mengungkap pembicaraan rahasia antara mantan ketua DPR Setya Novanto dan Reza Chalid mengenai pencatutan nama presiden Jokowi tentang perpanjangan saham PT Freeport Indonesia pada bulan November lalu. Sudirman said juga terkenal sebagai sosok yang lurus dan bebas korupsi seperti yang dilangsir harian CNN Indonesia. http://www.cnnindonesia.com/politik/20141026140054-32-8040/sudirman-said-lurus-dan-anti-korupsi/ . Dan predikat tersebut dia buktikan dengan mendirikan Masyarakat Transparasi Indonesia (MTI) bersama beberapa aktivis seperti Erry Riana, Kuntoro Mangkusubroto, dan beberapa nama besar lainnya. Lalu kurang apa?
Lanjut ke Rini Soemarno. Menteri BUMN wanita pertama di Indonesia ini masuk menjadi nama paling serrrrriiing (saking seringnya) disebut dalam usaha reshuffle jilid dua ini. Menteri yang lagi-lagi berasal dari kalangan profesional, seperti dua nama di atas, ini dinilai tidak becus mengurus BUMN yang baru berjalan satu tahun ini. Kiprahnya dinilai terlalu mengada-ngada dalam usaha pembuatan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dan permintaannya untuk menggelontorkan dana PMN demi melancarkan beberapa proyek BUMN juga ditentang habis-habisan oleh DPR. Sepertinya banyak sekali yang tidak suka keberadaan ibu dari tiga orang anak ini dibangku “subur” tertinggi BUMN itu. Bagaimana tidak, BUMN dinilai merupakan lahan yang paling “basah” untuk menyuburkan tanah partai politik, jadi wajar saja banyak yang mengincar jabatannya. Padahal menurut Azam Azman Natawijana, politisi Pertai Demokrat, Rini merupakan menteri BUMN terbaik. http://www.lensaindonesia.com/2015/12/30/wakil-ketua-komisi-vi-rini-menteri-bumn-terbaik.html#r=bacajuga
Dan terakhir Muhammad Prasetyo. Kemunculan namanya dalam rentetan Kabinet Kerja Jokowi memang mengandung kontroversi, karena beliau berasal dari partai Nasional Demokrat (NasDem). Seperti yang kita tahu, partai NasDem merupakan pendukung utama langkah Jokowi melaju sebagai Presiden, selain PDIP. Banyak kalangan yang menilai ini merupakan upaya bagi-bagi jatah alias ucapan terima kasih Jokowi kepada NasDem. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/560570-icw--angkat-prasetyo-jadi-jaksa-agung--jokowi-bagi-bagi-jatah . Tapi sesuai dengan janjinya yang dikutip dari nasional.tempo.co, beliau berjanji akan independen dalam kinerjanya.
Kinerja mereka semua, terutama tiga orang profesional diatas, sepertinya tidak pantas jika dibandingkan dengan rekan sejawat Jokowi di PDIP, Puan Maharani dan Rizal Ramli. Puan Maharani yang terkenal karena menghabiskan anggaran hingga 140 miliyar untuk sebuah website bernama Revolusi Mental, yang sehari setelah peluncurannya langsung tumbang. http://news.detik.com/berita/3003750/situs-revolusi-mental-tumbang-sehari-setelah-diluncurkan-ini-kata-menko-puan Dan juga Rizal Ramli, yang kalau kata JK Menteri banyak omong, yang sempat berseteru dengan wakil presiden kita masalah target 35.000 Watt untuk Indonesia lima tahun kedepan. "Tidak usah ngomong lagi deh. Kalau sudah ditetapkan, ditetapkan. Yang menetapkan presiden, memangnya Menko bisa ubah Presiden?" kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (8/9/2015).
Jadi sekarang siapa yang pantas terkena badai reshuffle? apakah Jokowi akan menggunakan hak preogratif nya dengan bijak? Let see.!
lihat juga reverensi ini: