Mereka khawatir bahwa menunjukkan perasaan negatif dapat membuat orang lain merasa tidak senang atau kecewa. Detail dari ciri ini mencakup perilaku seperti senyum yang dipaksakan, gelak tawa berlebihan, atau sikap ramah yang terlihat berlebihan meskipun sebenarnya sedang tidak nyaman.
Ini adalah upaya untuk menyajikan diri sebagai orang yang selalu bahagia dan menyenangkan, bahkan jika itu tidak mencerminkan perasaan sebenarnya. Sering kali, hal ini muncul karena dorongan untuk memenuhi harapan orang lain dan takut dihakimi atau dianggap negatif jika mengekspresikan perasaan yang lebih jujur.
2.Sulit berkata "tidak"
Ciri-ciri Good Girl Syndrome yang kedua adalah sulit untuk mengatakan tidak. Orang yang mengalami sindrom ini cenderung kesulitan menolak permintaan atau tawaran dari orang lain.
Mereka mungkin merasa terbebani oleh keinginan untuk selalu bersikap baik, ramah, dan membantu, sehingga sulit untuk menolak atau mengatakan tidak. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa takut kehilangan persetujuan atau penerimaan dari orang lain.
Secara lebih rinci, orang yang mengalami ciri ini mungkin menemui kesulitan dalam menetapkan batasan pribadi dan mengakui ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu.
Mereka cenderung mengorbankan kebutuhan pribadi demi memenuhi harapan orang lain, yang pada akhirnya dapat merugikan kesejahteraan mental dan emosional mereka. Sulitnya untuk mengatakan tidak juga dapat mengakibatkan penumpukan tugas dan tanggung jawab yang berlebihan, sehingga memengaruhi keseimbangan hidup mereka.
3.Selalu ingin menjadi sosok yang baik
Ciri-ciri Good Girl Syndrome yang ketiga adalah dorongan kuat untuk selalu menjadi sosok yang baik. Orang yang mengalami sindrom ini sering merasa perlu memenuhi harapan orang lain dan menciptakan citra diri yang positif. Mereka mungkin merasa tertekan untuk selalu menunjukkan perilaku yang dianggap baik oleh masyarakat atau lingkungan sekitar.
Dorongan ini bisa membawa dampak pada kesejahteraan mental dan emosional, karena mereka mungkin mengorbankan kebutuhan dan keinginan pribadi demi menjaga imej positif. Terlalu fokus pada keinginan untuk menjadi "baik" juga dapat mengakibatkan ketidakpuasan diri jika mereka merasa tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan oleh orang lain atau oleh diri mereka sendiri.
Dalam kasus ini, penting untuk memahami bahwa menjadi baik bukan berarti selalu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi. Menyadari dan menghargai batasan diri serta merawat kesejahteraan pribadi juga merupakan bagian integral dari hidup yang sehat secara emosional.