Mohon tunggu...
putri handayani
putri handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi PGSD

Mahasiswi yang aktif, antusias, dan agak kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Anak Bekebutuhn Khusus Secara Lebih Baik

7 Juli 2021   08:21 Diperbarui: 7 Juli 2021   08:23 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Anak berkebutuhan khusus adalah siswa yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Berkaitan dengan istilah disability, maka anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan di salah satu atau beberapa kemampuan baik itu bersifat fisik seperti tunanetra dan tunarungu, maupun bersifat psikologis seperti autism dan retardasi mental.

Jenis dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus

  • Deteksi Tumbuh Kembang Anak

Deteksi dini tumbuh anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak usia dini. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/ masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan ditingkat PUSKESMAS dan jaringannya yang dikeluarkan oleh DEPKES RI, berupa:

  • Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk.
  • Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar.
  • Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

  • Deteksi Dini Anak yang Memiliki Kesulitan Belajar Spesifik Anak dengan kesulitan belajar, memiliki beberapa hambatan, di antaranya:
  • Keterampilan Dasar. Anak dengan kesulitan belajar biasanya memiliki gangguan dalam proses mempelajari nama warna atau huruf, tidak memiliki pemahaman yang kuat hubungan antara huruf dengan suara, buruk pada tugas yang berhubungan dengan bunyi, memiliki masalah dalam mengingat fakta dasar matematika.
  • Membaca. Anak-anak ini memiliki kekurangan dalam jumlah perbendaharaan kata dibandingkan anak seusianya, membaca dengan suara keras kurang lancar atau terbata-bata, memiliki masalah yang berkelanjutan atau terus menerus untuk mendeskripsikan sesuatu, tidak mengerti apa yang dibaca, pemahaman membaca bermasalah karena masalah pemahaman uraian kata, sering membalik-balikan kata, kemampuan membaca tidak sesuai dengan kecerdasan yang tampak dan kosakata yang dimilikinya, sering mengganti kata-kata yang mirip secara visual (misalnya ini untuk itu), lambat tingkat membacanya dibandingkan anak lain seusianya, kata-kata yang terpecah ketika membaca, menambahkan kata saat membaca, terus bergantung pada jari menunjuk saat membaca (untuk siswa yang lebih tua), terus bergerak bibirnya saat membaca (untuk siswa yang lebih tua). 
  • Menulis. Dalam hal menulis, anak-anak ini membuat pembalikan huruf dan diulang-ulang (setelah 9 tahun), sering melakukan kesalahan dalam ejaan termasuk penghilangan konsonan, kesalahan urutan suku kata (misalnya manbi untuk mandi), menulis lambat atau dengan susah payah, membuat pembalikan nomor.
  • Bahasa Lisan. Anak-anak ini memiliki kesulitan menemukan kata yang tepat, mengingat urutan verbal (misalnya nomor telepon, arah, bulan tahun), memiliki kosakata yang terbatas.
  • Perilaku. Anak-anak ini tidak suka membaca atau menghindarinya, memiliki masalah perilaku waktu selama atau sebelum kegiatan membaca dengan membaca signifikan, menolak untuk melakukan pekerjaan rumah yang membutuhkan bacaan, tampaknya hanya melihat gambar-gambar di buku cerita dan mengabaikan teks.

  • Jenis Anak Berkebutuhan Khusus Ada beberapa jenis kategori anak berkebutuhan khusus yang dapat diindentifkasi. Adapun jenis kategori tersebut antara lain :
  • Kategori Kesulitan Belajar Umum
  • Istilah "KESULITAN BELAJAR" adalah kesulitan yang ditemui pada individu yang memang mengalami gangguan neurologis seperti tuna grahita, Autism Spectrum Disorder (Autis, Asperger Syndrome), Down Syndrome, Rett Syndrome, Childhood Disintegrative Disorder, Gangguan Dengar dan Gangguan Lihat berat, Cerebral Palsy, dan sindrom sindrom lainnya. "Kesulitan Belajar" ini ditemukan pada kondisi dimana individu tersebut memiliki potensi kecerdasan/ tingkat intelegensi yang di bawah rata-rata (Skor IQ > 90). Karena potensinya yang berada di bawah rata-rata, tentu saja sudah dapat diduga bahwa individu tersebut kesulitan untuk menerima dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang seharusnya. Bahkan individu tersebut bukan hanya kesulitan mencerna materi pelajaran, namun materi keterampilan kehidupan dasar pun mungkin kesulitan.
  • Slow Learner atau anak lambat belajar adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah satu atau seluruh area akademik, namunbukan tergolong anak terbelakang mental. Skor tes IQnya menunjukkan skor antara 70 - 90 (Cooter & Cooter Jr., 2004; Wiley, 2007). Anak slow learner memiliki kemampuan belajar yang lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya.
  • Retardasi Mental ( Tuna Garhita ) adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawah intelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70. Para tunagrahita mengalami hambatan dalam tingkah laku dan penyesuaian diri. Semua itu berlangsung atau terjadi pada masa perkembangannya. Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga indikator, yaitu: (1) Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata, (2) Ketidakmampuan dalam perilaku sosial/adaptif, dan (3) Hambatan perilaku sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan usia 18 tahun. Tingkat kecerdasan anak tunagrahita biasa dikelompokkan ke dalam tingkatan sebagai berikut:
  • Tunagrahita ringan memiliki IQ 70-55
  • Tunagrahita sedang memiliki IQ 55-40
  • Tunagrahita berat memiliki IQ 40-25
  • Tunagrahita berat sekali memiliki IQ
  • Anak dengan Gangguan Spektrum Autis atau Autistic disorder adalah adanya gangguan atau abnormalitas perkembangan pada interaksi sosial dan komunikasi serta ditandai dengan terbatasnya aktifitas dan ketertarikan. Munculnya gangguan ini sangat tergantung pada tahap perkembangan dan usia kronologis individu. Autistic disorder dianggap sebagai early infantile autism, childhood autism, atau Kanner's autism (American Psychiatric Association,2000).
  • Kategori Kesulitan Belajar Spesifik
  • Istilah "KESULITAN BELAJAR SPESIFIK" menunjukkan suatu kondisi dimana anak/individu yang diyakini mempunyai tingkat kecerdasan normal (bahkan tidak sedikit yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata), ternyata mengalami kesulitan yang signifikan dalam beberapa area perkembangan tertentu dalam kehidupannya. Area perkembangan yang mengalami kesulitan itu ternyata SPESIFIK meliputi bidang-bidang akademis seperti (utamanya) kemampuan baca, tulis dan hitung. "Kesulitan Belajar Spesifik" inilah yang disebut sebagai DISLEKSIA (kesulitan belajar terutama di area berbahasa tulisan, bahasa lisan, dan bahasa sosial), DISKALKULIA (kesulitan belajar terutama di area berhitung), dan DISGRAFIA (Kesulitan belajar terutama di area menulis).
  • Disleksia merupakan suatu kondisi pemrosesan input/informasi yang berbeda (dari anak normal) yang seringkali ditandai dengan kesulitan dalam membaca yang mempengaruhi area kognisi seperti : daya ingat, kecepatan memproses input, kemampuan pengaturan waktu, aspek koordinasi dan pengendalian gerak, kesulitan visual dan fonologis. Disleksia seringkali bergandengan dengan disgrafia (kesulitan menulis) dan diskalkulia (kesulitan berhitung).
  • Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ADHD adalah attention deficit hyperactivity disorder jika diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. ADHD = kurang pemusatan perhatian + impulsivitas + hiperaktivitas. Seseorang dapat memenuhi salah satu kriteria ADHD yaitu kurang perhatian (Inattention) atau hiperaktifitas &impulsif, atau keduanya. Kondisi ini terjadi selama periode paling tidak enam bulan, yang mengakibatkan pertumbuhan seseorang tersebut menjadi tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan usia normal. Berdasarkan pemaparan di atas, maka ADHD merupakan hambatan seorang individu dalam pemusatan perhatian yang disertai perilaku hiperaktivitas

Daftar Pustaka

Humaidaturrohmah. 2021. Modul belajar Pendidikan Inklusi Memahami Siswa Berkebutuhan Khusus Dengan Lebih Baik. Jepara: Universitas Islam Nahdlatul Ulama'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun