Mohon tunggu...
Putri Handayani
Putri Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwi Prodi Kesejahteraan Sosial, fakultas Dakwah dan Komunikasi Uin Ar-Ranisry Bnada Aceh

MAHASISWI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial Suku Batak dari Kanibalisme ke Humanisme

24 November 2022   20:56 Diperbarui: 24 November 2022   21:08 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERUBAHAN SOSIAL SUKU BATAK DARI KANIBALISME KE HUMANISME

Wilayah Tanah Batak (Tano Batak) adalah seluruh wilayah Provinsi Sumatra Utara. Yang terbagi menjadi enam sub-suku Batak, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Batak Karo mendiami Dataran Tinggi Karo, Langkat, Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, dan sebagian Dairi; Batak Simalungun mendiami daerah Simalungun; Batak Pakpak mendiami daerah Dairi; Batak Toba mendiami daerah tepi Danau Toba, Pulau Simosir, Asahan Silindung; Batak Angkola mendiami daerah Angkola, Sipirok, sebagian Sibolga dan Batang Toru, dan daerah bagian utara Padang Lawas.

Pada abad ke-19. Suku Batak masih memiliki peradaban yang cendurung primitif, seperti aliran kepercayaan anismisme-dinamisme, permusuhan antar kelompok, perjudian, hingga kanibalisme. Mereka percaya kepada Mulajadi Nabolon yang berkuasa diatas langit. Kekuasaanya terwujud dalam Debata Na Tolu, yaitu tondi, sahala, dan begu.

Dalam hubungan tentang Jiwa, Roh, dan Dunia Akhirat,  Orang batak mengenal tiga konsep yaitu, Tondi, Sahala, dan Begu. Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan oleh karena itu Tondi memberi nyawa kepada manusia. Sahala adalah jiwa atau roh kekuataan yang dimiliki seseorang, sahala sama dengan Sumangot, tuah atau kesaktian yang dimiliki oleh para raja atau hula-hula. Begu adalah tondi orang meninggal yang tingkah lakunyna sama dengan tingkah laku orang tersebut  sebelum meninggal dan hanya muncul pada malam hari.

Kanibalisme dilakukan suku-suku Batak dalam ritual kepercayaan terhadap Mulajadi Nabolon. Mereka mempersempahkan organ tubuh manusia, terkhusus darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki manusia untuk menambah tondi dari Mulajadi Nabolon. Masyarakat suku Batak yang menyembah Mulajadi Nabolon menganut agama Parmalim.

Dari Kanibalisme ke Humanisme 

Kanibalisme merupakan sebuah fenomena dimana satu makhluk hidup makan makhluk sejenisnya. Misalakan anjing yang memakan anjing atau manusia yang memakan manusia. Fenomena ini  disebut anthropophagus (Bahasa Yunani Anthropos, "manusia" dan Phagein, "makan".

Kampung Batak di masa lampau, Ambrita, dikelilingi bebatuan berduri sebagai perlindungan dari serangan musuh. Masyarakat Ambrita dulu sering berperang dan memasung musuh yang tertangkap.

Lalu, melalui kalender Batak, raja akan menentukan hari untuk menyidangkan tawanan di taman kecil di tengah desa. Jika hukuman mati ditetapkan, tawanan direbahkan dibatu datar, mirip meja makan, di belakang desa. Karena biasanya tawanan dianggap memiliki ilmu hitam, seorang pemancung berpakaian adat lengkap, mula-mula menyayat lengan tangan tawanan dengan pisau kecil dan menyiramnya dengan perasan air limau.

Saat tawanan menjerit-jerit kesakitan, ini diartikan segala ilmunya telah ilang. Setelah itu, tawanan dibedah hidup-hidup, diiringi sorak-sorai. Perutnya di belah, diambil isinya dan di bagikan kepada penduduk untuk segera dimakan. Dengan perut menganga dan hamper mati, tawanan dipapah menuju batu pacungan. Dalam satu kali ayunan parang, kepala tawanan harus putus. Kalua gagal, kepala sipemancung yang akan dipenggal. Kepala tawanan dan daging dari mayatnya dicincang dan dimasak dengan daging kerbau, lalu dihidangan diatas meja untuk dieksekusi oleh raja.

Eksekusi terakhir pada tahun 1860, sebelum kedatangan misionaris ingwer Ludwig Nommensen, yang berhasil memahami adat serta Bahasa setempat dan merubah masyarakat Batak termasuk Ambrita, menjadi penganut Kristen Prostetan yang taat dan menghapus ritual kanibalisme ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun