Karya :
Azizah Mustaqima  (235221227)
Febyana Putri R Â Â Â Â (235221228)
Dalam era digital yang kian berkembang, teknologi sangat berdampak terhadap setiap aspek kehidupan termasuk psikologis setiap manusia. Teknologi mengalami perubahan pada bidang ICT (Information and Comunication Technology), salah satunya yang biasa kita sebut dengan media sosial. Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, khususnya bagi generasi Z yang terbiasa dengan teknologi sejak usia dini. Media sosial tidak hanya menjadi media pembelajaran dan komunikasi, namun juga menjadi media ekspresi diri. Contoh media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Tiktok telah menjadi media yang memfasilitasi interaksi sosial antar individu. Bagi generasi Z penggunaan jejaring sosial merupakan bagian normatif dalam pertumbuhan di dunia digital. Meskipun media sosial menawarkan konektivitas global dan kemudahan berkomunikasi, dampaknya terhadap kesehatan mental generasi Z menjadi semakin terlihat.
Sosial media telah memberikan dampak yang signifikan pada perilaku, pola pikir, dan interaksi sosial. Salah satu dampak utama dari penggunaan media sosial adalah peningkatan risiko gangguan kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Generasi Z sering kali merasa tertekan oleh tekanan untuk menampilkan kehidupan yang sempurna dan ideal di media sosial. Pameran kehidupan yang diarahkan secara selektif ini dapat menciptakan perasaan tidak memadai dan kurangnya kepercayaan diri dengan perbandingan sosial yang merugikan, yang kemudian dapat berkontribusi pada depresi dan kecemasan. Tekanan untuk mendapatkan jumlah "like" dan "followers" yang tinggi dapat memicu perasaan tidak aman dan kekhawatiran akan popularitas mereka di antara teman sebaya. Karena ketidakmampuan untuk memenuhi standar sosial media dapat memperburuk rasa cemas dan mengganggu kesejahteraan emosional mereka secara keseluruhan.
Selain itu, fenomena cyberbullying juga menjadi masalah serius di kalangan generasi Z. Media sosial memberikan platform bagi perilaku intimidasi dan pelecehan yang dapat memengaruhi kesehatan mental secara signifikan. Dengan mudahnya menyebarkan pesan negatif dan merugikan. Berbagi studi telah menunjukkan bahwa cyberbullying dapat meningkatkan tingkat stres dan menurunkan rasa percaya diri pada generasi Z. Teori psikologi juga menyatakan bahwa orang memiliki pengendalian diri yang terbatas dan ketika dihadapkan pada situasi yang menantang atau penuh tekanan, mungkin dapat terlibat dalam perilaku yang memberikan kepuasan instan tetapi tidak sesuai dengan tujuan jangka panjang nya.
Penggunaan media sosial yang berlebihan juga berdampak negatif pada pola tidur. Di media sosial, pengguna bisa merasa marah atau senang ketika membicarakan suatu hal. Sementara itu, mata yang sulit terpejam saat bermain media sosial disebabkan oleh cahaya yang dipancarkan layar ponsel sehingga mengganggu ritme sirkadian tubuh. Gangguan pola tidur inilah yang membuat generasi Z mengalami penurunan semangat dalam menjalani aktivitas sehari – hari sehingga akan berdampak pada kualitas hidup mereka. Generasi Z cenderung terjebak dalam pola perilaku yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, mengganggu kualitas tidur dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan fisik dan interaksi sosial langsung. Akibatnya, dapat merugikan kesehatan baik fisik maupun mental, termasuk penyakit kardiosvaskular dan metabolism, kecemasan dan depresi, serta penurunan fungsi kognitif.
Meskipun demikian, media sosial juga dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk mendukung kesehatan mental generasi Z jika digunakan dengan bijak. Berbagai platform menyediakan ruang aman bagi individu untuk berbagi pengalaman, mendapatkan dukungan, dan mencari informasi tentang kesehatan mental. Kampanye kesadaran dan gerakan positif juga dapat tersebar dengan cepat melalui media sosial, membantu mengurangi stigma terkait dengan masalah kesehatan mental. Pentingnya pendidikan digital dan kesadaran diri dalam mengelola penggunaan media sosial menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap kesehatan mental generasi Z. Mengembangkan keterampilan literasi media dan mengadopsi praktik-praktik yang sehat dalam penggunaan media sosial dapat membantu generasi Z mengatasi tekanan dan risiko yang terkait dengan lingkungan digital mereka.
Dapat disimpulkan, media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental generasi Z. Mulai dari masalah perbandingan dan harga diri hingga kecemasan dan depresi, cyberbullying, serta gangguan pola tidur. Meskipun menyediakan konektivitas dan kesempatan untuk ekspresi diri, penggunaan yang berlebihan dan eksposur terhadap tekanan sosial dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius. Penting bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan untuk memahami risiko ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempromosikan penggunaan yang sehat dan bertanggung jawab dari media sosial. Mereka juga perlu menyadari bahwa apa yang dilihat dari platform tersebut tidak selalu mencerminkan kehidupan nyata. Selain itu, peran orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam memberikan pemahaman yang baik tentang media sosial dan memberikan dukungan untuk penggunaan yang sehat dan cerdas juga sangat penting. Memanfaatkan aspek positif media sosial dan mengatasi potensi dampak negatifnya dapat membantu meningkatkan kesehatan mental generasi Z dan seterusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H