Perilaku budaya 5S (senyum,salam,sopan,santun) memegang peranan penting dalam pembentukan karakter disiplin siswa. Melalui budaya ini siswa akan menjadi lebih baik dan memahami cara hidup bersama orang lain, dengan cara menyampaikan sesuatu dengan sangat sopan, dan bagaimana  cara menyapa teman yang lainnya dengan baik. Perilaku budaya 5S ini memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan pendidikan impersonal pada siswa sekolah dasar, dan dari adanya budaya 5S ini apabila seluruh warga sekolah mempunyai sikap peduli maka kegiatan akan berhasil keluar secara efektif dan sengaja melalui pendidikan karakter.
Oleh karena itu, tidak hanya siswa yang diharapkan berperilaku dengan baik, guru juga harus mampu menjadi teladan bagi siswa sebagai unsur pendukungnya. Perilaku budaya 5S ini akan menjadi lebih baik jika dilakukan secara rutin dan terus menerus. Pengertian budaya 5S ini meliputi: Â Â Â Â
   Senyum
Senyum adalah ibadah, biasanya seseorang tersenyum karena senang, bahagia, atau gembira. Senyuman juga menambah kebaikan pada wajah, dapat melumpuhkan musuh, menyembuhkan penyakit, mempererat tali persaudaraan, dan biasanya juga menjadi sarana untuk mencapai perdamaian.
   Salam
Dalam Islam, salam diajarkan dalam bentuk "Assalamu`alaikum warahmatullahi Wabarokatuh". Ini berarti kedamaian, rahmat dan berkah Tuhan bagi kita semua. Salam juga merupakan bentuk penghormatan Ketika seseorang menyapa orang lain, itu berarti dia menunjukkan rasa hormat kepada orang yang disapanya.
   Sapa
 Sapa identik dengan teguran, dan sapaan juga bisa berarti mengajak seseorang berbicara. Sapa  juga memudahkan setiap orang untuk saling mengenal, dan berkomunikasi. Misalnya dengan memanggil orang dengan nama atau sapaan lainnya.
   Sopan
Sopan adalah perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai rasa hormat, bukan kesombongan atau akhlak mulia. Perwujudan perilaku sopan dalam budaya Jawa adalah penggunaan bahasa yang sopan dalam berbahasa (penggunaan tata krama ketika berbicara kepada orang yang lebih tua) dan tidak adanya sifat sombong.
  Santun
Santun artinya bersikap baik dan (berperilaku) baik. Orang yang berperilaku baik mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri. Hakikat kesantunan adalah berperilaku sesuai aturan dan norma yang ada.
5S diharapkan menjadi budaya karakter yang dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter yang diharapkan hadir dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Karakter tersebut adalah karakter yang toleran, komunikatif, cinta damai, dan perhatian sosial. Lima "S" budaya dapat membuat siswa mampu menghargai orang lain tanpa perlu khawatir akan perbedaan agama, ras, dan suku. Faktor pendukung dan penghambat saat mengajarkan budaya 5S pada siswa sekolah dasar. Mengajarkan budaya 5S kepada siswa sekolah dasar belum tentu berjalan dengan baik. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor pada saat mengajarkan budaya 5S kepada siswa sekolah dasar, dan faktor yang mempengaruhi pembiasaan budaya 5S di sekolah.Â
Bagi siswa, lingkungan sekolah terdiri dari hubungan baik dengan warga sekolah, keluarga, dan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi budaya 5S di lingkungan sekolah adalah lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat. Faktor penghambatnya saat ini adalah lingkungan keluarga. Orang tua belum begitu memahami tujuan sebenarnya dari sekolah itu sendiri. Bagi mereka yang berminat untuk menyekolahkan anaknya, sudah menjadi rahasia umum bahwa ketika orang tua sibuk dengan pekerjaan, waktu yang dimiliki untuk anaknya terbatas dan pada akhirnya anak kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. Terutama dari kurangnya keterlibatan dan dukungan orang tua, kemudian dari lingkungan masyarakat, dari pengawasan hingga penanaman karakter budi pekerti yang baik, karena ketika anak bergaul dengan orang yang lebih dewasa, maka orang tersebut memberikan pengaruh negatif pada anak. dampak negatif pada anak. Kita diajari hal-hal negatif dibandingkan hal-hal positif. Â Â
                Daftar Pustaka
Afifah, N., Djazilan, S., & Ghufron, S. (2023). Implementasi Budaya 5-S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dan Metode Guru dalam Membiasakannya Pada Siswa Sekolah Dasar. JISHUM: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 1(4), 1049-1062.
Hisyamsyah, M. Hubungan Pembiasaan 5S (Senyum Salam Sapa Sopan Santun) Dengan Sikap Saling Menghargai Siswa Di MI Sirojul Athfal 2 Depok Jawa Barat (Bachelor's thesis).
Maksum, K. (2019). Implementasi Pembentukan Karakter Siswa Melalui Program Penerapan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) di SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 9(2), 90-97.
Sarwina, E., Praheto, B. E., & Rasijah, R. (2022, May). PENERAPAN BUDAYA 5S (SENYUM, SALAM, SAPA SOPAN DAN SANTUN) SEBAGAI BENTUK PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SDN 001 AIR ASUK. In Prosiding Seminar Nasional PGSD UST (Vol. 1, No. 1, pp. 88-92).
Setyadi, Y. B., Anggrahini, T. O., Wardani, N. P. K., Yunanto, W. N., Setiawati, O. T., Hidayati, G. N., ... & Nugroho, I. (2020). Penerapan Budaya 5S sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa di MTs Muhammadiyah 9 Mondokan, Sragen. Buletin KKN Pendidikan, 1(2), 70-76.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H