Tingkat gizi buruk di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia, prevalensi gizi buruk di Indonesia saat ini mencapai 24,4 persen, angka tersebut jauh dari yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebesar 14 persen.Â
Masalah besar yang dihadapi saat ini adalah kelaparan yang merupakan penyebab utama kematian di dunia, planet bumi telah memberikan sumber daya yang luar biasa, tetapi akses yang tidak setara dan penanganan yang tidak efisien membuat jutaan orang kekurangan gizi.Â
Oleh karena itu, gizi  adalah kunci mencapai ketahanan pangan dan merupakan komponen penting untuk mencapai target lainnya. Kemudian masalah malnutrisi yang disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan edukasi, penduduk perkotaan yang cenderung mengkonsumsi makanan padat energi, olahan, kekurangan zat gizi mikro, seringkali tinggi lemak, gula, dan garam, serta asupan makanan atau cara pemberian makan yang tidak memadai, kebersihan dan sanitasi yang buruk.Â
Menurut World Health Organization (WHO), malnutrisi berarti kekurangan gizi. Gizi kurang adalah bentuk dari malnutrisi sebagai akibat kekurangan ketersediaan zat gizi yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh.Â
Dari masalah inilah, perlu adanya ketahanan pangan yang memadai. Membahas tentang ketahanan pangan ini, ada beberapa faktor  penyebab masyarakat yang kebutuhan pangannya tidak tercukupi yaitu, lapangan kerja, pendapatan, dan ketersediaan pangan. Dari ketiga hal tersebut dapat menentukan apakah setiap rumah tangga memiliki gizi yang cukup atau bahkan apakah memiliki ketahanan pangan yang memadai.
Kebutuhan gizi pada setiap anggota keluarga dapat terancam apabila mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan untuk membeli pangan yang sehat. Karena itu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) akan mengatur keseimbangan dan keserasian antara kebijaksanaan sistem pangan.Â
Sumber daya manusia selalu menjadi faktor utama dalam keberhasilan pembangunan. Oleh karenanya, pemberdayaan sumber daya manusia perlu menjadi prioritas untuk mencapai tujuan ketahanan pangan di Indonesia. Mengingat peran penting sumber daya manusia dalam pembangunan, Â sumber daya manusia harus diberdayakan.Â
Menurut Hamid (tahun 2014), pemberdayaan sumber daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal untuk pencapaian tujuan pembangunan bangsa Indonesia.
Sumber daya manusia mahasiswa sangat potensial dalam mendukung terciptanya ketahanan pangan berkelanjutan. Mahasiswa merupakan salah satu sumber daya manusia yang dapat berkontribusi dalam perencanaan, penyelenggaraan maupun evaluasi ketahanan pangan di Indonesia.Â
Kegiatan penelitian inovasi baru, pegiat pengabdian masyarakat, dan pemberian edukasi merupakan peran nyata yang bisa dikontribusikan.Â
Mahasiswa dapat mengambil langkah dari sisi edukasi dan advokasi, dengan cara memberikan edukasi mengenai nutrisi yang sehat dan berkelanjutan dapat mengurangi kematian dini, memberikan pendidikan malnutrisi yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan mempengaruhi kemampuan untuk memilih makanan yang sehat, serta memberikan edukasi perihal makanan yang rendah karbon emisi.Â