Filsafat, mungkin istilah itu seringkali kita dengar. Terutama bagi para mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di perguruan tinggi. Lalu apa filsafat itu? Jika dibahas secara etimologis, kata filsafat sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia, Philo yang berarti cinta dan Shopia yang berarti pengetahuan. Filsafat sendiri ada karena rasa keingintahuan yang datang dari manusia. Rasa ingin tahu ini kemudian melahirkan pemikiran, berpikir lebih lanjut tentang apa yang ingin mereka ketahui. Pemikiran inilah yang kemudian disebut sebagai filsafat. Dari berfilsafat inilah manusia dibuat untuk berfikir dan menemukan kecerdasan dari rasa ingin tahunya.
Hampir setiap harinya manusia atau mahasiwa menggunakan kepalanya untuk berpikir. Manusia akan memikirkan apapun yang akan dibuat untuk tujuan dalam hidupnya. Melalui berpikir, mereka akan mengolah, mengembangkan serta mengelurkan potensi yang ada dalam dirinya, untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan kedewasaan dalam berpikir.
Tidak hanya memikirkan sesuatu dalam keseharian, seorang mahasiswa pasti melewati proses pemikiran kritis atau berpikir secara kritis etika proses kegiatan belajar mengajar di kampusnya. Sehingga membentuk pikiran yang kritis dan cerdas. Dalam hal ini, logika berpikir kritis akademik memerliukan cabang ilmu, yaitu filsafat.
Mata kuliah filsafat sendiri hampir dipelajari oleh semua jurusan yang ada di perguruan tinggi di Indonesia. Mempelajari Filsafat ilmu bagi seorang mahasiswa mahasiswi sangatlah penting, ada beberapa alasan mendasar serta manfaat yang dapat dirasakan seorang mahasiswa, yakni dengan mempelajari filsafat ilmu mahasiswa diharapkan bisa semakin kritis dalam pembelajarannya. Sebagai insan kampus, mahasiswa diharapkan dapat berpikir kritis terhadap berbagai macam teori yang ia dapatkan di ruang kuliah maupun diluar seperti organisasi-organisasi.
Dengan terlatih berpikir kritis, mahasiswa akan terlatih nantinya Ketika lulus dan siap untuk bergabung di dunia kerja di luaran sana, karena mereka nantinya akan bertemu dan menghadapi berbagai masalah dalam pekerjaannya bahkan juga kehidupan dewasanya. Dalam memecahkan masalah , pastinya membutuhkan keterampilan berpikir kritis untuk menganalisis berbagai hal yang berkaitan dengan masalah itu. Filsafat akan membentuk pemikiran yang dapat membuat para mahasiswa peka terhadap lingkungan sekitarnya nanti.
Filsafat juga bersifat dinamis, tidak ada aturan kongkrit dalam berfikir. Hala ini memberikan kebebasan bagi setiap mahasiswa dalam berpikir. Untuk mencoba melakukan hal-hal baru. Tidak terikat dengan ide-ide lama, karena sifatnya yang dinamis, mahasiswa bisa menggantinya dengan ide-ide baru yang lebih efektif.
Meskipun dibebaskan cara berfikirnya tetap harus secara logis dan rasional dalam mengutarakan opini dan argumentasi. Dengan berfikir secara rasional dan logis mahasiswa bisa membentengi dirinya agar tidak mudah dibohongi dengan informasi-informasi palsu apapun yang ada di dunia nyata maupun social media. Selain itu filsafat juga mengajarkan mahasiswa untuk selalu berfikir dengan cermat dan tak kenal lelah, agar mendapatkan ilmu juga pengetahuan.
Filsafat memiliki prinsip kaulitas, yang artinya bahwa segala sesuatu yang telah terjadi pasti ada sebab yang mengawalinya. Ketika mahasiswa ditanya akan sesuatu bagaimana atau apa tentang sesuatu terjadi atau bagaimana mengatasi suatu masalah yang terjadi. Mereka tidak lagi menjawab “tidak mengerti”, karena seharusnya mereka sudah mengerti jawabannya dari apa yang telah dia fikirkan sebelumnya.
Dengan mempelajari ilmu filsafat, mahasiswa juga mampu membangun toleransi dan menjaga toleransi, karena sejatinya hasil dari setiap pemikiran manusia itu berbeda-beda. Sesorang yang belajar filsafat tidak akan langsung menganggap sebuah pendapat yang diterimanya itu benar, mereka akan menghargai dan merespon dengan baik perbedaan pemikiran yang menyimpang maupun sama dengan pendapatnya. Oleh karena itu, seorang mahasiswa tidak akan langsung mudah menyalahkan suatu pendapat meskipun tidak sejalan dengan pemikirannya.
Dari pemaparan diatas terkait pentingnya mahasiswa mempelajari filsafat ilmu. Dapat ditarik kesimpulan sebagai mahasiswa, mempelajari filsafat sebagai landasan untuk belajar di perkuliahan sangatlah penting, selain untuk proses belajar serta pedoman juga untuk tetap berpikir kritis dalam kehidupan selanjutnya.
Selain itu, mempelajari Filsafat komunikasi sebagai landasan detail khususnya untuk mahasiswa komunikasi. Menjadi suatu kewajiban untuk dipelajari. Pengertian Filsafat komunikasi menurut Onong U Effendy mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodelogis, sistematis, analisis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya.
Selain itu menurut Kriyanto Filsafat Komunikasi didefinisikan sebagai kegiatan berfikir dan menyelidiki secara lebih mendalam, cermat dan kritis terhadap proses komunikasi yang meliputi ontologinya, epistimologinya juga aksiologinya dan juga mencoba memperoleh jawaban yang tepat dengan terus menanyakan jawaban-jawaban untuk memecahkan masalah problem dalam komunikasi tadi.
Jadi dapat disimpulkan secara garis besar filsafat komunikasi adalah cara untuk menyelidiki, mencari tahu teori serta proses komunikasi asal dari segala sudut pandang keilmuan. Filsafat komunikasi selalu mempertanyakan bagaimana aspek ontology, epistemology juga aksiologynya komunikasi untuk melahirkan ilmu pengetahuan atau teori yang dapat digunakan mahasiswa komunikasi sebagai landasan dalam melakukan penelitian keilmuan nantinya.
Melalui tiga aspek filsafat komunikasi diatas, fungsi filsafat komunikasi dalam mahasiswa komunikasi yakni memberikan kemampuan untuk menganalisis setiap hal atau kejadian secara komphrehensif dan sintesis atas berbagai permasalahan yang ada. Oleh karena itu, nilai ilmu pengetahuan tumbuh dan timbul dari fungsinya, sedangkan fungsi filsafat timbul dari nilai yang ada. Begitu juga tugas mahasiwa komunikasi yang diberikan oleh setiap dosen, harus dikerjakan dan difikirkan serta ditelaah secara kritis, lalu dijabarkan secara komphrehensif dan juga di sintesiskan dengan teori yang sudah diajarkan didalam perkuliahan di kelas.
Dalam komunikasi, filsafat juga sebagai landasan filosofik bagi mahasiswa untuk memahami berbagai konsep dan teori serta membekali mahasiswa tersebut akan kemampuan untuk membangun ilmu pengetahuan dan teori yang ia dapatkan dari para dosen agar dapat dan berupaya mampu menjelaskan berbagai fenomena kecil atau besar secara sederhana dalam hidupnya.
Soemadi soerjabrata, salah satu pakar komunikasi mengatakan bahwa filsafat ini memiliki fungsi sebagai alat untuk mengasah dan mempertajam pemikiran, hal tersebut sejalan dengan ciri mahasiswa, karena mahasiswa dituntut untuk selalu kritis dan juga mempertajam pemikirannya ketika belajar dan mengolah informasi yang ia dapatkan baik di perguruan tinggi ataupun diluar seperti organisasi atau lingkungan tempat ia tinggal. Karena filsafat sejatinya tidak cukup hanya diketahui, namun harus juga dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa fungsi filsafat adalah mencari hakikat kebenaran dalam logika, etika maupun metafisik.
Ketika mahasiswa ilmu komunikasi mampu mempelajari filsafat komunikasi dengan baik, maka mahasiswa tersebut sedikit banyak akan mendapatkan landasan komunikasi yang kuat dan kokoh. Karena pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut juga akan mampu mengenali setiap komunikasi yang terjadi serta dapat mengkaji ulang komunikasi yang berkaitan dengan dirinya. Dan mempermudah mahasiswa untuk mengerjakan tugas akhirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H