Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada 12 Oktober 2024, di Puskesmas Sempu, Banyuwangi, dengan fokus pada pemberdayaan perempuan. Acara ini dihadiri oleh 20 peserta, termasuk ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dan Ibu PKK (perwakilan tiap dusun). Dalam sambutannya, Rumiati, Kepala Puskesmas, menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental serta keberanian untuk melangkah maju meskipun menghadapi masa lalu yang sulit.
Ayik Mirayanti Mandagi, S.KM., M.Kes., selaku ketua pelaksana, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan agar lebih mandiri dan produktif, terutama dalam memulai usaha. Program ini diharapkan dapat membantu perempuan meningkatkan martabat dan mengatasi stigma yang menghambat kemajuan mereka.
Kegiatan ini juga menghadirkan pemateri, Novian Dharma Putra, seorang wirausahawan sukses. Ia berbagi pengalaman dan pandangannya mengenai pola pikir serta keberanian dalam berbisnis. Setelah meninggalkan pekerjaan stabil di sektor bandara dan pertambangan pada Oktober 2018, ia memulai usaha kopi dengan peralatan sederhana. Dukungan dari rekan-rekannya membantunya mendirikan PT Moca (Mobile Cafe) Jaya, yang kini berkembang pesat. Ia membagikan kisah tentang mengatasi utang akibat gaya hidup konsumtif dan menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak. Selain itu, ia memperkenalkan gerakan "Sustainable Waste Banyuwangi," yang berfokus pada keseimbangan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Ia menekankan bahwa usaha dimulai dari niat yang kuat dengan memanfaatkan apa yang kita bisa dan punya, serta harus dimulai dari sekarang.
Dalam diskusi tentang manajemen dan pemberdayaan masyarakat, Dr. Ana Aniati, M.Pd., menekankan pentingnya kemandirian ekonomi perempuan, terutama di Banyuwangi, yang menghadapi tingginya angka kekerasan dan perceraian. Banyak perempuan bergantung pada suami yang mapan dan sering kali mengalami kesulitan ekonomi saat ditinggalkan. Oleh karena itu, Dr. Ana mendorong perempuan untuk mandiri dan memanfaatkan peluang usaha tanpa harus menunggu hingga menghadapi kesulitan. Dr. Ana juga mengingatkan bahwa kepercayaan diri merupakan faktor krusial dalam kewirausahaan. Banyak perempuan merasa kurang percaya diri dalam memasarkan produk mereka, sehingga ia mendorong mereka untuk mengikuti pelatihan keterampilan dan memanfaatkan program bantuan usaha dari pemerintah. Pengalaman Dr. Ana dalam menjalankan usaha pentol yang dimulainya sejak SMP menunjukkan bahwa usaha kecil dapat berkembang dengan baik tanpa memerlukan peralatan mahal.
Kegiatan ini diakhiri dengan pengisian tabel rencana tindak lanjut (RTL) dan dilanjutkan dengan pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, di mana rata-rata nilai pre-test 70,25 meningkat menjadi 73,12 pada post-test. Melalui pengabdian kepada masyarakat ini, diharapkan peserta dapat memberdayakan diri dan meningkatkan kemandirian ekonomi, serta menghadapi tantangan dengan keberanian dan kepercayaan diri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H