Aku terdiam lama, bayangan indah kala mencium tangannya saat berpamitan pergi dengan sahabatku. Tiba-tiba berkelebat lewat dalam ingatan.
"Aku memintanya lewat tahajud.." Kataku kepada sahabatku sambil menyeruput es teh manis. Sensasi dingin es menyegarkan tenggorokan dan ingatanku.
Wajah teduh suamiku menari-nari lagi di kepalaku. Bagai sebuah bonus dari Allah yang tentu ku dapatkan atas nikmatNya.
"Kamu tentu tau, Aku tidaklah cantik Ri.. Perempuan cantik mungkin banyak di sekeliling suamiku dulu. Aku hanya meminta dengan yakin kepada Allah, Tuhanku" Lanjutku lagi.
Perkataanku tak mengada-ngada dan memang sebuah kenyataan. Sebab memang ku pinta suami yang baik, lewat sujud-sujud panjangku dan sebait doa di malam hari. Kala banyak orang lelap tertidur.
Awalnya, Aku hanya meminta Allah menenangkan hatiku. Di antara luka, kegagalan, masalah yang sebelumnya banyak datang silih berganti di kehidupanku.
Namun, atas doa dan kesabaran. Allah izinkan suamiku datang dan hadir untuk membasuh lukaku.
"Wah.. Aku juga mau gitu.." Jawab sahabatku sambil kemudian memasukkan potongan pempek ke dalam mulutnya.
Percakapan kami terputus dan tersambung di sela-sela makan pempek kapal Selam yang lezat. Obrolan ringan namun hangat dan disertai gurauan kecil antar sahabat.
Pertemuan yang kadang kami lakukan sebagai pengobat rindu, diantara obrolan yang hanya sesekali via Whatsapp. Kulineran makan enak kadang menjadi alasan kami untuk bersua.