Banyak orang berburu sunrise (matahari terbit), yang merupakan  sebuah kesenangan tersendiri.Â
Healing terbaik, terutama bagi para pecinta keindahan alam, menyaksikan sinar matahari terbit yang indah, merupakan sebuah momen special yang menimbulkan rasa bahagia.
Menikmati semburat indah dari spektrum kuning yang menghiasi langit, menimbulkan suasana syahdu yang tenang dan menghangatkan.Â
Memancarkan keceriaan serta semangat bagi hati, untuk memulai hari baru.
Sedangkan bagi saya, perburuan sunrise mampu menyejukkan jiwa, menentramkan hati dan menumbuhkan rasa syukur. Rasa Syukur akan menambah kenikmatan dalam menjalani hidup. Hal yang menyehatkan jiwa, ditengah begitu banyak isu mental akhir-akhir ini. Â
Perburuan sunrise kali ini, saya memilih Gunung Telomoyo, Semarang-Jawa Tengah, Â sebagai tujuan perjalanan. Gunung dengan ketinggian 1.894 mdpl ini merupakan gunung api aktif yang tercatat belum pernah mengalami erupsi (Google).
Gunung Telomoyo saat ini sedang ramai dibicarakan dan viral di media sosial. Karena pemandangan indah bagai negeri di atas awan.
Dengan waktu terbaik ke sana adalah musim kemarau, yaitu bulan Juni-September. Tidak disarankan naik ke atas Gunung saat musim hujan. Karena hujan dapat diiringi badai angin yang dingin, juga kabut yang meghalangi pemandangan indah (Saya sudah mengalami langsung, datang ke sana di akhir tahun/awal tahun, tanpa bisa naik ke puncak karena hujan lebat disertai angin).
Untuk transportasi dan akses ke Gunung Telomoyo juga mudah, kami menggunakan mobil dari Jakarta. Menempuh jarak sekitar 500km dalam waktu sekitar 6 jam. Dengan rute naik ke Gunung Telomoyo via Dalangan.
Maka kemudian kami beristirahat di sekitar desa Ngablak. Di sana terdapat banyak hotel dan penginapan yang di tawarkan. Baik melalui aplikasi agen perjalanan, misalnya Traveloka, tiket.com. Maupun langsung datang ke lokasi untuk memilih langsung penginapan yang sreg di hati.Â