Mohon tunggu...
Putri Eka Pertiwi
Putri Eka Pertiwi Mohon Tunggu... -

Calon Pendidik dan penulis. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Olimpisme dalam Membangun Semangat Perubahan

1 November 2013   19:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Assalamualaikum. Malam ini saya ingin membahas materi yang saya dapatkan di perkuliahan Olimpisme hari Sabtu, 25 Oktober 2013. Hari itu Omjay tidak bisa hadir karena sedang ada keperluan, jadi kami diajarkan oleh dosen pengganti.

Materi yang kami bahas adalah tentang : Penanaman Nilai-nilai Olimpisme untuk Membangun Semangat Perubahan

Apa yang dimaksud dengan perubahan?

Perubahan secara fisik dapat dilihat dari adanya pergeseran atau metamorfosa dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, sedangkan secara Psikologis adalahkeinginan/keengganan, beban/susah/stress, tantangan.

Perubahan itu sendiri terjadi secara menyeluruh, yaitu pada:

Sektor ekonomi           :  pasar global,        informasi sebagai komoditi, kompetisi, privatisasi

Teknologi                    :  miniaturisasi, digitalisasi,      otomatisasi, aplikasi, perkembangan basis data

Politik                          : demokratisasi, tekanan negara maju, kekuasaan negara vs individu

Sosial Budaya             : nilai-nilai bermasyarakat, budaya global, peran informasi                                                    menentukan

Lalu dibahas juga dua hewan yang berbeda bentuk yaitu dinosaurus yang berbadan besar kalah dari kecoa yang berbadan kecil tapi bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yang telah berubah. Dinosaurus punah karena tidak bisa beradaptasi dengan kondisi atau tuntutan alam.

Yang membuat nasib mereka berbeda pada dasarnya terletak pada kemampuan dalam proses perubahan dan beradaptasi pada lingkungan sekitarnya. Dan yang harus dipahami adalah perubahan itu harus diantisipasi karena perubahan terjadi setiap saat pada setiap “aspek kehidupan” (manusia,organisasi,perusahaan, bangsa,negara, alam) dan “berlangsung secara alamiah”, dan Setiap perubahan akan berdampak + (peluang baru) sekaligus – (tekanan, kehilangan, tersingkir) pada tatanan yang ada.

Berikut ini adalah pandangan mendasar tentang bagaimana menyikapi perubahan:

“Kekuatan Otak” (brain power) kini lebih berperan daripada “Kekuatan Otot” (brute power)

Sumber daya ekonomi tidak lagi muncul dari “kekayaan alam” tetapi dari “kekayaan pola pikir” (Jhon Schuly).

Sebenarnya idak ada negara/perusahaan yang “bangkrut”, yang ada adalah “tersingkir” atau kalah bersaing  (Peter Drucker).

“Know more” kini lebih berperan dari pada “have more” (Brian Tracy).

Dalam menyikapi perubahan, orang-orang bijak berkata:

Charles Darwin (1859):

“Bukan dari ukuran besar ataupun kecil yang akan mampu bertahan, melainkan dari yang mampu lebih cepat beradaptasi.

Charles Handy (1997):

“Kita akan membuat kesalahan bila kita  beranggapan bahwa masa depan adalah kelanjutan masa lalu… sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan.

Michael Hammer (1997):

“Kalau kita merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan

Intinya, perubahan adalah sebuah tuntutan.

Ada 3 sikap manusia dalam menyikapi perubahan:

1.Antisipatif       : Kesadaran diri,direncanakan dengan baik,  orientasi jangka panjang,lebih                            nyaman, hasil yang dicapai maksimal

2.Reaktif                        : Respon spontan karena tuntutan,perencanaan mendadak, orientasi jangka                                        pendek, stress,hasil yang dicapai minimal-optimal

3.Terpaksa          : Terpaksa dilakukan,manajemen krisis,orientasi penyelamatan,                                              chaos/depresi,hasil yang dicapai minimal

Negara-negara yang tidak mengikuti perubahan mempunyai dampak-dampak sebagai berikut:

Tertinggal dan cenderung banyak kemiskinan

Tidak mampu bersaing & bergantung pada negara lain

Tingkat ekonomi dan sosial masyarakat merosot

Kurang memiliki peran di dunia Internasional

Tingkat kompetensi sumberdaya manusia rendah

Miskin prestasi, kreatif dan inovasi

Keyakinan adalah suatu hal yang mendasari perubahan. Jika kita sudah yakin bahwa kita ingin berubah kea rah yang lebih baik, kita pasti akan bisa melakukannya. Dan nilai-nilai olimpisme harus ditanamkan pada diri setiap manusia, karena nilai-nilai olimpisme akan membangkitkan semangat setiap manusia agar selalu ingin berubah.

Di akhir materi ada sebuah kata-kata penyemangat yang memotivasi kita untuk berubah, mulai dari diri kita sendiri. Seperti ini:

HASRAT UNTUK MENGUBAH DIRI

Ketika aku masih muda serta bebas berfikir dengan  khayalanku, Aku bermimpi untuk mengubah dunia

Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah,

Maka cita-cita itupun kupersempit

Dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. Namun tampaknya itupun tiada hasilnya.

Ketika usia senja mulai kujelang,

Lewat upaya terakhir yang penuh keputusasaan, Kuputuskan untuk mengubah hanya keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku, namun alangkah terkejutnya aku, merekapun tak kunjung berubah!!!

Dan kini, sementara berbaring di tempat tidur Menjelang kematianku,  baru kusadari:

“Andaikan yang pertama-tama ku ubah adalah diriku sendiri, maka lewat memberi contoh sebagai panutan, mungkin keluargaku bisa kuubah,

dan berkat inspirasi dan dorongan mereka, kemudian aku menjadi mampu   memperbaiki negeriku dan siapa tahu, bahkan aku juga bisa mengubah dunia”

Everybody thinks of changing the world,but nobody thinks of changing him / herself :)

Jadi kesimpulannya adalah, sebelum kita muluk-muluk bermimpi untuk bisa mengubah dunia, cobalah dulu untuk mengubah diri kita sendiri (menjadi lebih baik, tentunya). Agar setelah diri kita bisa menjadi lebih baik, kita bisa mengubah keluarga kita, teman-teman kita dan lingkungan yang ada di sekitar kita menjadi lebih baik pula.

sekian materi yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat. Wassalam. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun