SUBHANALLAH INDAHNYA CIPTAANMU TUHAN
Written by Siti Aisyah
Manusia disebut sebagai Khalifah paling sempurna yang pernah Allah ciptakan. Saya pribadi sangat setuju dengan pernyataan ini. Teman-teman pembaca, marilah sekilas kita memikirkan bagaimana bentuk otak kita. Otak adalah jaringan-jaringan yang tersusun atas daging, darah, otot, air, dan zat-zat lainnya. Bagi teman-teman yang suka bereksperimen, cobalah sesekali membeli kepala ayam yang masih mentah dan coba buka serta kuliti kepala ayam tersebut kemudian lihat dengan teliti apa yang kalian lihat.
Nah, itulah otak, benda berwarna putih dengan rambut-rambut otot di sekelilingnya. Bentuk otak yang kita miliki hampir sama dengan otak ayam tersebut. Mohon maaf, bukan berarti saya menghina namun saya hanya membantu menggambarkan bentuk otak kita. Pertanyaan besar sering muncul di benak saya, bagaimana bisa otak yang hanya seperti itu bentuknyan bisa menghasilkan ide-ide cemerlang layaknya gagasan yang di utarakan oleh Albert Einsten. Subhanallah begitu besar dan maha sempurna Dzat penciptanya pastinya bukan ?
Sering kali kita mendengar istilah IQ atau Intelligence Question. Intelligence adalah suatu kemampuan dimana seseorang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. IQ dapat pula diartika sebagai segala bentuk kepandaian seseorang yang sifatnya rasional atau nyata. Disamping IQ, kita perlu mengetahui tentang EI atau Emotional Intelligence. EI adalah suatu perasaan yang mendorong naluriah manusia. IQ bersumber pada otak kita sedangkan EI merupakan perpaduan antara kerja otak dan hati namun lebih banyak dominan pada hati.
IQ bisa berkembang sesuai dengan bagaimana kita mengasah IQ itu sendiri. Saya sempat merasa minder dengan IQ saya yang hanya 90 disaat saya masih SMA dulu. Beberapa teman saya memiliki IQ lebih dari 100 sedangkan saya berada jauh dibawah mereka. Namun ternyata IQ bisa berkembang berdasar dari tingkat pendidikan yang kita miliki serta pengaruh lingkungan sekitar kita.
Bisa kita bayangkan apabila seorang bayi dilahirkan dengan IQ 120 misalnya, namun selama hidupnya ia tidak pernah disekolahkan di sekolah yang benar-benar bermutu bagus dan atau ia hanya suka mengurung diri di kamarnya tanpa berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Seiring berjalannya waktu, anak tersebut akan mengalami penurunan IQ karena kepandaian yang ia miliki sedari kecil tidak pernah diasah atau bahkan dikembangkan.
Berbeda dengan seorang anak yang dilahirkan hanya dengan IQ rata-rata (IQ dibawah 100) namun seiring berjalannya waktu, orang tua selalu berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk anak ini serta anak tersebut tergolong anak dengan tingkat sosialisasi tinggi maka sangat besar kemungkinan, beberapa tahun mendatang IQ anak tersebut akan naik.
Intelegensi sendiri sebenarnya adalah satu kesatuan yang total. Satu kesatuan yang total disini bermaksud bahwa banyak sekali factor yang perlu diamati untuk mengetahui suatu intelegensi seseorang. Factor-faktor tersebut diantaranya adalah ingatan seseorang , fantasi atau imajinasi terhadap sesuatu , perasaan atau emosi, perhatian, minat atau kesukaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi seseorang.
Beberapa peneliti mencoba meneliti tentang perbandingan peran antara IQ dan EI. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat apakah orang dengan IQ tinggi akan berkesempatan lebih sukses disbanding dengan orang ber-IQ sedang. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak selamanya orang yang mempunyai IQ tinggi mampu bersaing dan punya potensi lebih sukses dibandingkan dengan orang IQ sedang karena, terlihat dari hasil penelitian bahwa IQ hanya IQ hanya mempengaruhi sekitar 1% performance kerja actual saja sedangkan orang dengan EI mempengaruhi sekitar 27% dan 72% lainnya dipengaruhi oleh factor lain seperti semangat kerja, pengalaman dan kemampuan yang dimiliki. Beberapa peneliti juga berpendapat bahwa IQ memegang peran sekitar 6% dalam keberhasilan kerja. Hal ini juga dipengaruhi dengan pekerjaan apa yang dilakukan oleh seseorang tersebut.
Kalau berbicara tentang IQ, kita sering pula mendengar kata-kata Multiple intelligence. Nah multiple intelligence adalah macam-macam kepandaian. Ada banyak fersi dari multiple intelligence ini. Salah satu pelopor teori multiple intelligence adalah Gardner. Pada tahun 1983, Gardner berpendapat bahwa multiple intelligence terdiri atas 7 kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan tersebut adalah :
1.Linguistic intelligence atau kecerdasan linguistic. Kecerdasan ini termasuk dalam wilayah IQ. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu berfikir dengan kata-kata dan mereka sangat pandai menggunakan bahasa-bahasa dalam mengungkapkan sesuatu. Biasanya, mereka memilih untuk menjadi seorang yang aktif dalam verbalnya seperti menjadi penulis (Novelis, pengarang cerita, Jurnalis) atau bahkan menjadi pembaca seperti (penyiar berita, pembicara) pada jenjang karir pekerjaannya
2.Logical mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika). Kecerdasan ini termasuk dalam wilayah IQ. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu mengukur, mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan masalah operasi matematis. Kebanyakan mereka adala orang-orang ang perfectionis dan serius dalam melaksanakan segala sesuatu. Biasanya, mereka memilih untuk menjadi seorang Ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insiyur, programing komputer pada jenjang karir pekerjaannya
3.Spatial intelligence (kecerdasan spasial berfikir dalam tiga dimensi). Kecerdasan ini termasuk dalam wilayah IQ. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu membayangkan keadaan internal dan eksternal, melukiskan kembali, merubah atau memodifikasi bayangan. Dengan kata lain, orang dengan kemampuan ini mempunyai daya imajinasi yang sangat lengkap dan berurutan. Biasanya, mereka memilih untuk menjadi seorang Pilot, pelaut, pemahat, pelukis dan arsitek pada jenjang karir pekerjaannya
4.Bodily Kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik tubuh). Kecerdasan ini termasuk dalam wilayah IQ. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu memaksimalkan tubuhnya untuk mengungkapkan seni prasaan yang ia alami. Biasanya, mereka memilih untuk menjadi seorang Atlet, penari, ahli bedah dan seniman.
5.Musical intelligence (kecerdasan musik). Kecerdasan ini termasuk dalam wilayah IQ. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu memaksimalkan perasaannya melalui nada, ritme, melodi dan pandai memainkan perasaannya. Biasanya, mereka memilih untuk menjadi seorang Komposer, konduktor, musisi, kritikus, pembuat alat musik, dan pendengar music.
6.Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal).Kecerdasan ini termasuk dalam wilayah EI. Orang dengan kecerdasan ini akan pandai berinteraksi dengan sekitarnya secara baik. Dengan kata lain, mereka adalah orang-orang yang komunikatif dan mempunyai jiwa sosialis yang tinggi. Biasanya, mereka memilih untuk menjadi seorang Guru, pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses.
7.Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal). Kecerdasan ini termasuk dalam wilayah EI. Orang dengan kecerdasan ini akan menjadi penenang untuk sesamanya. Mereka lebih suka mendengar dan berusaha membantu permasalahan yang dihadapi sekitarnya semampu yang ia bisa. Biasanya, mereka memilih untuk menjadi seorang Agamawan, ahli psikologi dan ahli filsafat.
Dengan kata lain, seorang dengan IQ berapapun juga pastinya memiliki salah satu criteria intelligence di atas. Manusia adalah makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan sehingga mustahil bila seseorang hanya berkata “aku bodoh tidak bisa apa-apa dan tidak bermanfaat” karena sebenarnya ia belum bisa mengerti dirinya sendiri dan belum tau potensi yang tersimpan dalam dirinya.
Sebagai seorang manusia, kita harus menyeimbangkan antara IQ dan EI yang kita miliki. Sering kali kita melihat orang dengan kepandaian yang luarbiasa namun tidak berperi-kemanusiaan. Atau bahkan hal terbalik juga sering terjadi dimana seseorang yang berhati mulia namun tidak memiliki keilmuan yang mumpuni. Sehingga apabila di Indonesia masih banyak korupsi dimana-mana yang notabene dilakukan oleh para pejabat (Kaum Elit Intelektual), kita tidak perlu heran akan kejadian itu karena mereka masih belum sempurna dalam menyeimbangkan IQ dan EI yang mereka miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H