Mohon tunggu...
putri dwi novia
putri dwi novia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seorang Pedagang Corndog yang Sukses

28 Juni 2024   22:48 Diperbarui: 28 Juni 2024   22:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya akan ambil salah satu contoh dari pedagang corndog yang bernama Mas Anto dan istrinya yang benama Ibu Emi, mereka memiliki seorang anak yang bernama Rasya yang tinggal di Desa Pejaralan, Kec.Ampenan, Kota Mataram.Sebelum memulai jualan corndog mas anto memiliki beberapa pengalaman jualan yaitu yang pertama mas anto mulai membuka jualan bisnis pulsa lewat sosial media akan tetapi seiring berjalannya waktu usaha jualan pulsanya itu tidak berjalan dengan lancar. Kemudian mas anto berfikir untuk membuka usaha mini market di deket rumahnya agar ekonomi keluarganya tercukupi namun usaha mini marketnya itu bangkrut.

Kemudian mas anto mencoba lagi untuk membuka usaha yang ketiga kalinya yaitu usaha jual mainan di setiap sekolah atau di taman udayana dan di taman sangkereang, akan tetapi pada usaha yang ke tiga kalinya ini tidak berjalan dengan lancar karena adanya pandemi covid 19. Dan akhirnya pada tahun 2020 ada ide dari istrinya yakni ibu emi, yang menyukai bidang bakery berfikir untuk memulai usaha jajanan dan mulai berjualan corndog yang awalnya berjualan hanya dirumah. Awal modal yang mereka gunakan hanya Rp.200.000 rupiah, modal yang bisa terbilang sangat sedikit untuk memulai sebuah usaha. Yang namanya bejualan tidaklah langsung ramai peminat terlebih lagi pada tahun itu adanya pandemi covid 19.

Tapi tidak lama dari itu jualnya semakin ramai dan banyak peminat. Tapi banyaknya saingan membuat jualan mereka kembali surut, tetapi mereka tidak putus asa dan jualan mereka kembali ramai. Usaha corndog yang mereka jalani diberi nama rasyafood (nama anak pertama mereka). Bagaimana tidak, mereka menjual corndog dengan harga mulai Rp.5.000 rupiah. Teknik marketing yang sangat bagus. Dengan adanya peluang lagi mereka kemudian berjualan di Udayana pada minggu pagi (car free day). Dan mereka juga membuka jualan di Rembiga (depan ex bandara selaparang).

Setelah beberapa lama jualan corndog mereka kembali memutar otak dan tercetus ide mem buat menu jualan tambahan yaitu keju aroma, banana nugget, salad buah, buah potong dll. Kata mas anto kurang lebih seperti ini "Kalau berjualan kita harus punya banyak pilihan buat pelangan agar terus ramai peminat" Kemudian mereka kembali berfikir jika berjualan makanan harus menjual minuman juga, sehingga pada tahun 2024 mereka menjual minuman lemonade. Dari berjualan corndog inilah mereka dapat membangun rumah, membeli mobil, motor dan jugs handphone. Pesan mas Anto kepada saya kurang lebih seperti ini "Walaupun sudah beberapa kali gagal, jika kita terus mencoba kita akan menemukan kesuksesan. Karena kesusksesan itu diusahakan bukan ditunggu."

Dari perkataan dan cerita mas anto mengenai usaha yang dia lewati dan dia bangun bersama istrinya, saya dapat menyimpulkan bahwa setiap apapun yang kita usahakan pasti akan ada cobaan entah itu akan pasang ataupun surut tapi jika kita memiliki tekad yang kuat kita pasti bisa mencapai titik kesuksesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun