Resiliensi diri merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap individu. Individu yang memiliki resiliensi mampu untuk mengubah suasana sebelum mengalami trauma yang lebih mendalam, terlihat kuat dari berbagai tantangan-tantangan kehidupan yang negatif serta adaptif terhadap stress yang cenderung membuat hidupnya kesengsaraan. Inilah yang menjadi permasalahan orang-orang dewasa saat ini.
Gempuran lifestyle atau gaya hidup, pengaruh globalisasi dan perubahan zaman membuat tekanan dan permasalahan semakin rumit. Kondisi dan situasi yang semakin konsumtif, materialis dan kompetitif menjadi tantangan orang dewasa dalam menjalani kehidupan.Â
Bagi orang yang memiliki resiliensi mempunyai kapasitas individu untuk menerima, menghadapi dan mentransformasikan masalah-masalah yang telah, sedang dan akan dihadapi sepanjang masa serta adapftif terhadap zaman. Namun, bagi orang yang tidak memiliki resiliensi ia akan mudah stress, trauma, kaku dan tidak berkembang dalam hidupnya.
Resiliensi dikonseptualisasikan sebagai salah satu tipe kepribadian dengan ciri-ciri adalah kemampuan penyesuaian yang baik, percaya diri, mandiri, pandai berbicara, penuh perhatian, suka membantu dan berpusat pada tugas. Akan tetapi, pada faktanya kehidupan yang kompetitif seperti sekarang menjadikan banyak individu stress dan lebih memilih mundur untuk menyelesaikan masalah.Â
Ditambah Indonesia merupakan negara rawan bencana yang mana tantangan bencana dapat terjadi setiap saat. Maka dibutuhkan resiliensi tinggi masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk sigap, tanggap dan siaga dalam menghadapi bencana termasuk kasus pandemi Covid-19 saat ini.
Mengenai kepercayaan diri dan kekuatan dalam mengahadapi segala permasalahan, jawaban itu terdapat pada satu terminologi yang disebut dengan andragogi. Andragogi adalah proses belajar orang dewasa dimana proses ini melibakan peserta didik dewasa ke adalam suatu struktur pengalaman belajar.Â
Menurut salah satu tokoh pendidikan asal Amerika, Malcolm Knowles berpendapat bahwa pendidikan orang dewasa mengarahkan asumsi kita dalam belajar mengarah pada sistem mandiri. Seakan menjadi obat, pembelajaran orang dewasa atau andragogi ini mendukung sekali terhadap pertumbuhan resiliensi dalam diri.
Salah satu model pembelajaran andragogi yang sangat mendukung resiliensi diri yakni menggunakan model pendekatan Cooperative Learning. Cooperative Learning adalah model pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik dalam sebuah kelompok lalu dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas.Â
Adapun manfaat yang didapatkan adalah meningkatkan percaya diri untuk mempresentasikan materi, interaksi antar peserta didik semakin meningkat, saling bekerja sama, tanggung jawab terhadap masalah yang dihadapinya serta mampu adaptasi terhadap permasalahan yang ada.
Dengan model-model belajar yang ditawarkan dalam andragogi sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri, Self-esteem meningkat, mandiri serta mampu membiasakan diri menerima lalu menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Kepercayaan diri, self-esteem dan kekuatan dalam merubah permasalahan negatif menjadi solusi itu adalah kemampuan resiliensi. Maka sangat berkaitan antara manfaat belajar andragogi terhadap resiliensi diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H