Mohon tunggu...
Putricia Wahyu Priyandini
Putricia Wahyu Priyandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Public Health Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kolesterol Tinggi Jadi Sumber Penyakit, Begini Penjelasan dan Penanganannya

17 Agustus 2023   18:33 Diperbarui: 17 Agustus 2023   18:47 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan berkembangnya pola hidup masyarakat yang beragam dan modern, seringkali masyarakat tidak dapat mengontrol pola makannya yang berimbas pada tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh. Melansir Data Kementerian Kesehatan, di Indonesia, penderita kolesterol bisa dibilang cukup tinggi, yaitu mencapai 28%. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi keberlangsungan kesehatan apabila tidak dilakukan upaya preventif. 

Kadar kolesterol yang tinggi atau tidak normal (disebut sebagai dislipidemia) adalah gangguan peningkatan atau penurunan komponen lemak di dalam darah. Kolesterol yang bisa mengalami peningkatan adalah kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, sementara yang bisa mengalami penurunan adalah kolesterol HDL. Kolesterol yang dibiarkan tidak terkendali lama-kelamaan dapat menyumbat pembuluh darah, yang pada akhirnya bisa menyebabkan penyakit stroke, aterosklerosis, angina, dan serangan jantung.

Pada kadar yang normal, kadar kolesterol total berjumlah di bawah 200. Apabila berada di atas 200, maka tergolong tidak normal atau disebut hiperkolesterolemia). Begitu juga dengan kadar kolesterol LDL yang normalnya di bawah 100 dan trigliserida yang normalnya di bawah 150, bila salah satu di atas angka normal, maka disebut hiperkolesterolemia juga. Untuk Kolesterol HDL yang disebut juga sebagai kolesterol baik (tugasnya membersihkan lemak di pembuluh darah), kadarnya justru harus cukup tinggi yaitu di atas 50 untuk perempuan dan di atas 40 untuk laki-laki. Bila turun, maka disebut hipo-HDL atau dislipidemia.

Kolesterol tinggi dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, seperti dengan mengurangi konsumsi makanan lemak jenuh dan rutin berolahraga. Selain upaya preventif melalui perubahan gaya hidup, pun dapat dilakukan upaya melalui resep obat-obatan berikut: Golongan obat statin, seperti simvastatin, atorvastatin, fluvastatin, dan lovastatin yang bekerja dengan cara menghambat hati dalam memproduksi kolesterol; Ezetimibe, yang bekerja dengan cara membatasi penyerapan kolesterol dari makanan; dan Golongan obat bile acid sequestrant yang bekerja dengan mengubah kolesterol menjadi asam empedu.

Referensi:

- Aulia Dewi Listiyana, dkk. 2018. Obesitas Sentral dan Kadar Kolesterol dalam Darah Total. Jurnal Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negri Semarang. 

- Kementerian Kesehatan. 2022. Kolesterol. Diakses di https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1743/kolesterol pada 17 Agustus 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun