Sastra anak tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan saja tapi juga sebagai sarana untuk mendidik dan membentuk karakter. Seiring berjalannya waktu, cerita anak terus mengalami perkembangan, baik dari segi bentuk maupun tema yang diusung. Cerita anak pada masa lalu biasanya berisi dongeng atau fabel dengan pesan moral yang jelas. Tokoh utamanya sering digambarkan secara simbolis sebagai tokoh kebajikan atau tokoh keburukan. Namun, cerita anak modern berkembang menjadi lebih kompleks dan beragam dengan berbagai genre dan gaya yang lebih menarik bagi anak-anak zaman sekarang.
Salah satu tema yang paling sering diangkat dalam cerita anak adalah kebajikan, seperti nilai kejujuran, kerja keras, keadilan, dan kasih sayang. Cara penyampaian nilai-nilai tersebut semakin bertransformasi seiring dengan perkembangan zaman. Cerita anak modern kini tampil lebih dinamis dan menghadirkan elemen-elemen baru yang sejalan dengan perubahan sosial dan teknologi. Misalnya, cerita anak sekarang tidak hanya hadir dalam bentuk buku cetak saja tapi juga melalui aplikasi, video, dan permainan edukatif yang dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.
Sastra anak tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengajarkan moral dan kebajikan saja, satapi juga berfungsi untuk mencerminkan keadaan sosial dan budaya masyarakat pada masa itu. Cerita anak dapat berfungsi sebagai jendela bagi anak-anak untuk melihat dan memahami dunia di sekitar mereka dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan kata lain, cerita anak kini berperan sebagai cermin zaman yang menggambarkan nilai-nilai yang relevan dengan perkembangan zaman. Misalnya, cerita anak yang ada saat ini sering menghadirkan karakter yang tidak hanya digambarkan sebagai baik atau jahat saja tapi juga memiliki karakter yang kompleks. Ini mencerminkan meningkatnya kesadaran akan keberagaman, hak asasi manusia, dan empati terhadap sesama.
Nilai-nilai kebajikan yang dulu diajarkan melalui cerita lama kini bisa ditemukan dalam bentuk cerita yang lebih dinamis, interaktif, dan berkaitan erat dengan realitas kehidupan sehari-hari anak-anak pada masa kini. Tokoh dalam cerita anak modern tidak hanya menghadapi tantangan moral yang jelas saja tapi juga menghadapi dilemma sosial yang menuntut mereka untuk berpikir kritis dan membuat keputusan yang sulit, sehingga mencerminkan tantangan dunia nyata yang akan mereka hadapi di masa depan.
1. Â Peran Sastra Anak dalam Mendidik Nilai Kebajikan
Sastra anak memegang peranan yang penting dalam membantu anak-anak memahami nilai kebajikan. Sebelum era modern, banyak cerita klasik yang menjadi acuan, seperti cerita seperti "Kancil dan Buaya" mengajarkan tentang kecerdikan dalam menghadapi kesulitan dan cerita Semut dan Belalang mengajarkan tentang pentingnya kerja keras & menabung untuk menghadapi masa depan. Hafizah dkk. (2022) mengatakan sastra anak adalah media efektif dalam membentuk karakter anak karena menggunakan bahasa sederhana dan cerita yang relevan dengan kehidupan sehingga mudah dipahami oleh anak.
Namun, dunia anak-anak saat ini sangat berbeda dibandingkan dunia zaman dulu. Anak-anak sekarang hidup dalam masyarakat yang lebih terhubung melalui teknologi, media sosial, dan globalisasi. Oleh karena itu, sastra anak tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan moral dalam bentuk sederhana saja tapi juga berdaptasi dengan perubahan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak (Mahpudoh dkk., 2024). Cerita anak sekarang seringkali mengangkat tema seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan pentingnya menghargai keragaman budaya yang membantu anak untuk berpikir kritis tentang dunia mereka. Seperti yang dikatakan oleh Hidayat dkk. (2023), sastra anak kini tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan tetapi sebagai media pembentukan karakter anak yang lebih kritis terhadap isu-isu sosial yang ada disekitarnya.
Cerita-cerita ini tidak hanya mengajarkan moral dalam bentuk idealis saja tapi juga menyentuh dilema moral yang sering dihadapi anak-anak. Misalnya cerita tentang seorang anak yang harus memilih antara berkata jujur atau melindungi teman mereka. Ini menunjukkan bahwa sastra anak modern mengajarkan nilai kebajikan dengan mengajak anak-anak berpikir kritis tentang pilihan yang mereka buat.
 2. Transformasi Nilai Kebajikan dalam Cerita Anak Modern
Salah satu transformasi paling mencolok dalam sastra anak modern adalah bagaimana nilai kebajikan disajikan dalam cerita. Dulu, karakter dalam cerita anak digambarkan sebagai sosok yang hampir sempurna dan tanpa banyak salah. Namun saat ini, karakter utama sering digambarkan sebagai pribadi yang lebih manusiawi dengan kelebihan dan kekurangan yang bisa dipahami anak. Mereka tidak hanya menghadapi masalah pribadi saja tapi berusaha memahami dan menginternalisasikan nilai kebajikan dalam kehidupan.
Contoh yang sering dijumpai dalam cerita anak modern adalah tokoh-tokoh yang mengalami pertumbuhan moral. Mereka bisa membuat kesalahan, tetapi melalui pengalaman dan pembelajaran mereka menjadi lebih baik. Misalnya, seorang anak yang awalnya tidak memahami arti kejujuran tetapi pada akhirnya menyadari pentingnya nilai kejujuran tersebut setelah mengalami konsekuensinya. Karakter-karakter seperti ini lebih mudah dihubungkan dengan pengalaman anak-anak yang sering berhadapan dengan dilema moral. Seperti yang diungkapkan oleh Oktasari dan Kasanova (2023), sastra anak kini lebih fokus pada karakter yang berkembang, bukan hanya karakter yang ideal.
Selain itu, cerita-cerita anak modern juga semakin inklusif. Karakter-karakter dalam cerita kini berasal dari latar belakang budaya, agama, dan suku bangsa yang menggambarkan realitas sosial anak-anak zaman sekarang yang hidup dalam dunia yang semakin beragam. Cerita-cerita ini mengajarkan anak-anak untuk menghargai perbedaan dan bagaimana nilai kebajikan bisa diterapkan dalam keberagaman.
3. Â Peran Teknologi dan Media Digital dalam Sastra Anak
Tidak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi juga berperan dalam transformasi sastra anak. Di era digital ini, cerita anak tidak lagi hanya ada dalam bentuk buku cetak atau dongeng lisan saja tapi juga dapat ditemukan dalam aplikasi edukasi, video animasi, bahkan dalam game interaktif. Melalui platform ini, anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan cerita yang mereka ikuti sejingga membuat pengalaman belajar tentang nilai kebajikan menjadi lebih menyenangkan.
Misalnya, aplikasi mobile atau video aplikasi seringkali menampilkan cerita yang mengajarkan nilai-nilai kebajikan seperti kerja sama tim, pentingnya berbagi, dan menghargai perbedaan. Melalui permainan atau aktivitas yang terintegrasi dengan cerita, anak-anak dapat belajar untuk bekerja sama, menyelesaikan masalah, dan memahami konsep-konsep seperti keadilan dan empati. Menurut Ambarwati dan Badrih (2024), penggunaan media digital dalam cerita anak mampu memperkaya pengalaman belajar dan memperkuat pemahaman anak terhadap nilai kebajikan.
Dibalik manfaat besar teknologi dalam dunia sastra anak, ada juga tantangan yang perlu diperhatikan. Dampak negatif dari kecanduan teknologi atau pergaulan yang kurang sehat di dunia maya adalah isu yang perlu menjadi perhatian lebih. Oleh karena itu, sastra anak modern yang menggunakan teknologi juga perlu mengajarkan kebajikan dalam konteks yang bertanggung jawab. Misalnya, cerita anak yang menggambarkan pentingnya penggunaan teknologi dengan bijak dan dampak negatif dari kecanduan digital. Rohmiasih dkk. (2022) mengatakan bahwa penggunaan media digital dalam sastra anak harus diimbangi dengan pembelajaran mengenai kebiasaan sehat dalam berinteraksi dengan dunia digital.
4. Â Kebajikan yang Berhubungan dengan Konteks Sosial Kontemporer
Selain pengaruh teknologi, sastra anak modern juga semakin memperhatikan isu-isu sosial yang relevan dengan kehidupan anak-anak masa kini. Dalam cerita anak, tema keberagaman, hak-hak anak, dan kesetaraan gender mulai menjadi bagian dari nilai-nilai kebajikan yang diajarkan. Misalnya, cerita yang menggambarkan karakter-karakter dengan latar belakang yang beragam, baik dari segi ras, budaya, maupun agama memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya menghargai perbedaan dan membangun masyarakat yang inklusif.
Isu-isu seperti perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup juga semakin sering muncul dalam cerita anak modern. Nilai kebajikan yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap bumi dan sesama manusia kini diajarkan dalam banyak cerita anak, dengan cara yang menyentuh dan mudah dipahami. Hal ini tidak hanya mengajarkan kebajikan secara moral, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang tanggung jawab sosial anak-anak terhadap dunia yang lebih luas. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Cahyo dkk. (2024) menunjukkan bahwa sastra anak yang mengangkat tema pelestarian lingkungan dapat memberikan dampak poritif dalam meningkatkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Penutup:
Perubahan zaman telah membawa dampak signifikan terhadap sastra anak yang kini hadir dengan tema-tema lebih beragam dan relevan dengan tantangan zaman, seperti keberagaman dan pelestarian lingkungan. Sastra anak modern tidak hanya mengajarkan moral, tetapi juga memperkenalkan konsep-konsep baru yang penting bagi kehidupan anak-anak masa kini. Tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara teknologi dan nilai-nilai moral agar anak-anak tumbuh cerdas secara intelektual dan bijak dalam berperilaku. Sebagai cermin zaman, sastra anak harus beradaptasi dengan perkembangan sosial, budaya, dan teknologi, namun tetap menanamkan nilai-nilai kebajikan untuk membimbing anak-anak menjadi pribadi yang berkarakter baik dan empatik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, A., & Badrih, M. (2024). Pemanfaatan Spotify Sebagai Media Dongeng dalam Upaya Digitalisasi Sastra Anak. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(1), 251-260.
Cahyo, A. A. R., Rengganis, R., & Sudikan, S. Y. (2024). Eksploitasi Lingkungan dalam Novel Misteri Hilangnya Penyu di Pulau Venu Karya Wini Afiati:(Perspektif Ekokritik Greg Garrard). Edukasi Lingua Sastra, 22(2), 99-112.
Hafizah, H., Rahmat, A., & Rohman, S. (2022). Pembelajaran sastra anak dalam membentuk karakter di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 7(2), 137-144.
Hidayat, F., Marisa, C., & Hilaliyah, H. (2023). Internalisasi Profil Pelajar Pancasila untuk Sekolah Dasar melalui Pendekatan Sastra Anak. Prosiding Konferensi Berbahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI, 18-28.
Mahpudoh, M., Wellem, K. A., Septriani, S., Annisa, A., Putri, Z. D., Wulandari, R. R., ... & Fajri, M. E. (2024). Sastra Anak. CV. Gita Lentera.
Oktasari, A. F., & Kasanova, R. (2023). Pembentukan karakter siswa sekolah dasar melalui sastra anak. Journal on Education, 5(4), 12017-12025.
Rohmiasih, C., Rohmiati, C., & Sartika, S. (2022, September). Penggunaan Berbagai Media untuk Mendogeng sebagai Upaya Penerapan Sastra Anak di Era Digital. In SINASTRA: Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Seni, dan Sastra (Vol. 1, pp. 427-435).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H