Mohon tunggu...
Cahya Maulina
Cahya Maulina Mohon Tunggu... -

seorang gadis menginjak dewasa yg mimpikan sebuah keindahan hidup. Mendambakan kedamaian dalam riuhnya ibu kota..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

May-Oct-December (Aku Pikir Kau Tahu)

12 September 2011   09:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku pikir kau tahu. Apa tidak tahu?. Jujur aku tidak yakin kau tahu atau tidak tahu. Aku selama ini hanya menduga dan berkutat dengan kata tahu dan tidak tahu.

Tidak ku sangka seorang anak kelas tiga SMP telah benar-benar jatuh cinta. Cinta pertama dan berharap itu yang terakhir. Dan seorang gadis kelas satu SMA begitu nyata merasakan pedihnya mengetahui orang yang disayanginya mengeluh. Aku mulai bertanya pada diriku sendiri "apa yang dapat ku lakukan untuk megurangi sedihmu?". Tidak ku temukan apapun.

Sungguh aku bersalah meninggalkanmu, aku juga sedih. Kau tahu betapa bahagianya aku ketika kau menelepon. Aku akan berlari dan melompat kecil untuk menyambar gagang telepon. Aku tersenyum, tersipu dan jantungku seperti berlari meninggalkan wadahnya saat mendengar suaramu. Ya, kau suka meneleponku dihari sabtu atau minggu. Kau ceritakan tentang hari-harimu, kau selalu berusaha melucu walaupun tidak berhasil. Aku akan tertawa kecil ketika kau katakan kau menabung hanya untuk menghubungiku. Kau bilang bahwa meneleponku mahal dan tidak bisa lama-lama.

Kau tahu? aku juga sedih tiap kali kita berbincang. Kau terus ucapkan bahwa kau rindu padaku, sangat rindu sampai tidak bisa konsentrasi. Getar suaramu berubah tiap kau ucapkan kalimat itu. Tanpa sadar aku bergidik, seperti ada batu meluncur dari pangkal dada keperut di dalam tubuhku. Aku takut. Aku benar-benar takut.

Sejak saat itu aku mulai salahkan diriku atas banyak hal. Aku salahkan diriku karenamu. Karena nilaimu buruk di SMP, karena ujianmu tidak memuaskan, karena kamu tidak diterima di sma yang kau mau. Aku salahkan diriku karena aku pergi dari Jakarta, kau menabung hanya untuk mendengar suaraku dan karena kau tidak konsentrasi lagi di SMA. Aku takut kamu gagal. Aku tidak mau kamu sedih atau berkorban sekecil apapun untuk ku. Aku tidak baik untuk mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun