Mohon tunggu...
Putri Bintari Laely Mahrifatin
Putri Bintari Laely Mahrifatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Hobi membaca, menulis dan mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

“Perempuan Bukanlah Properti Semata”

1 Juni 2022   21:16 Diperbarui: 1 Juni 2022   22:39 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melalui tulisan ini, mewakili seluruh perempuan yang ada di segala pelosok bumi, kalian hebat dengan keunikan kalian masing-masing, jangan pernah kalian merasa sendiri di segala situasi, baik itu situasi terpuruk sekalipun, jika jatuh maka bangkitlah, jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk kalian berhenti berjuang, buktikan pada dunia kalian bukanlah properti yang hanya bisa dimanipulasi, stop membandingkan diri kalian dengan orang lain, karena masing-masing hebat dalam bidannya sendiri. setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan tidak semua bisa disamaratakan.

Bicara menganai kodrat, masyarakat awam selalu menganggap kodrat perempuan hanyalah seputar mengurus dapur dan membersikan rumah semata. Kodrat sendiri berarti sesuatu yang sudah ditetapkan Tuhan sehingga kita sebagai manusia tidak mampu untuk merubah atau menolak. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mengurus dapur dan membersihkan rumah bukanlah kodrat melainkan rasa tanggung jawab, dalam hal pekerjaan rumah tangga bukan selalu identik dengan perempuan, seorang laki-laki juga bisa melakukan hal tersebut. Namun karena adanya stereotip di kalangan masyarakat awam mereka selalu menganggap bahwa semua pekerjaan yang berkaitan dengan rumah selalu identik dengan perempuan tanpa melibatkan laki-laki, bagi mereka kodrat laki-laki hanyalah bekerja mencari nafkah.

Menurut najwa shihab (2021) kodrat perempuan hanyalah ada tiga yaitu: malahirkan, menyusui dan menstruasi, dan pada laki-laki mempunyai sperma. Lebih dari itu bukanlah kodrat seorang perempuan melainkan kita bisa melakukannya bersama antara perempuan dan laki-laki. Sebagai generasi muda yang berpendidikan kita harus meluruskan stigma masyarakat terkait stereotip yang ada antara perempuan dan laki-laki. Terutama di kalangan masyarakat pedesaan yang cenderung subjektif dalam cara pandang serta identik dengan perilaku dan sikap yang kolot.

Perempuan memiliki hak atas dirinya sendiri, berhak untuk memutuskan bagaimana ia akan melangkah meraih mimpi atau berhenti dengan menjadi pasangan suami istri. Hidup itu pilihan dimana pilhan terbaik jatuh kepada mereka yang mempunyai tekad tinggi berani berjuang mengejar mimpi, memupuskan harapan yang tak pasti menjadi sebuah eksekusi yang mereka dapat dari berbagai relasi.

Dengarlah wahai manusia bumi junjunglah tinggi stigma bahwa laki-laki dan perempuan itu memiliki hak yang sama, mereka sama-sama bisa meraih mimpi menggapai cita-cita yang tinggi, buanglah jauh paradigma akan stereotip gender yang kalian miliki karena itu bisa membunuh karakter bahkan jiwa seorang perempuan, Gender sendiri diartikan sebagai persepsi sosial mengenai peran, sikap, dan tingkah laku yang berkaitan dengan identitas jenis kelamin seseorang (Nareza, 2020). Jadi jangan jadikan gender sebagai penentu untuk menghakimi kaum perempuan meraih mimpi.

 Hampir di setiap sudut kehidupan kita dapat menemukan adanya stereotip akan gender. Mulai dari mainan yang digunakan, penggunaan warna pada masing-masing gender, hingga kita sebagai mahasiswa pasti menemukan adanya jurusan atau program studi yang sesuai dengan stereotip setiap gender (Roll, 2017)

 So buat kalian kaum perempuan yang ada di seluruh negeri khususnya Indonesia, jangan pernah menyerah terus semangat dan gali terus potensi-potensi yang ada di dalam diri kalian masing-masing, wujudkan segala mimpi yang kalian pendam selama ini, buktikan pada dunia kalau perempuan bisa berkarya dengan caranya, perempuan juga bisa berkarier bahkan perempuan juga bisa mengatur dan tak selamanya perempuan di dapur .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun