Kesempatan: Komunitas yang menyediakan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, budaya, dan olahraga dapat mendukung perkembangan sosial-emosional yang sehat.
2. Budaya:
Nilai-nilai dan kepercayaan: Budaya memberikan kerangka kerja untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia. Nilai-nilai dan kepercayaan budaya memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.
Ekspresi emosi: Budaya dapat memengaruhi cara seseorang mengekspresikan emosi, seperti kemarahan, kesedihan, atau kegembiraan.
Peran gender: Budaya dapat memengaruhi peran gender yang diharapkan dari laki-laki dan perempuan, yang dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional mereka.
Tradisi dan kebiasaan: Tradisi dan kebiasaan budaya dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional dengan memberikan struktur dan makna bagi kehidupan seseorang.
Upacara: Upacara budaya, seperti pernikahan atau pemakaman, dapat membantu seseorang memahami dan beradaptasi dengan perubahan hidup yang penting.
Ritual: Ritual budaya, seperti doa atau meditasi, dapat membantu seseorang mengembangkan rasa ketenangan dan keseimbangan emosional.
Contoh:
Budaya individualistis: Budaya individualistis, seperti Amerika Serikat, cenderung menekankan kemandirian dan pencapaian pribadi. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional dengan mendorong anak untuk menjadi mandiri dan percaya diri.
Budaya kolektif: Budaya kolektif, seperti Jepang, cenderung menekankan hubungan sosial dan kesejahteraan kelompok. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional dengan mendorong anak untuk menjadi kooperatif dan berorientasi pada kelompok.