Putri Ayu Lestari
Mahasiswa - Mahasiswa
Hobi saya Shooping
FOLLOW
Â
KIRIM PESAN
PENDIDIKAN
Peran Lingkungan Dan Budaya dalam perkembangan Sosial Emosional
22 Januari 2025 Â 10:34 Diperbarui: 22 Januari 2025 Â 10:34
+
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
 Lihat foto
Perkembangan sosial emosional adalah proses yang melibatkan pembentukan dan pengelolaan hubungan interpersonal serta kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi. Faktor lingkungan dan budaya memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk perkembangan ini, baik pada individu dewasa maupun anak-anak. Lingkungan yang mendukung dan budaya yang ada di sekeliling seseorang dapat mempercepat atau menghambat perkembangan sosial emosional mereka. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial emosional.
1. Peran Lingkungan dalam Perkembangan Sosial Emosional
Lingkungan mengacu pada segala sesuatu yang ada di sekitar individu, seperti keluarga, sekolah, teman sebaya, serta masyarakat tempat individu tersebut tinggal. Faktor-faktor dalam lingkungan ini berkontribusi besar terhadap bagaimana seseorang mengelola emosi dan berinteraksi sosial.
Keluarga sebagai Lingkungan Pertama: Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan seorang anak. Hubungan antara orang tua dan anak mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak sejak dini. Orang tua yang memberikan perhatian, kasih sayang, dan pengasuhan yang konsisten cenderung membantu anak mengembangkan rasa aman dan kepercayaan diri. Keluarga juga mengajarkan nilai-nilai dasar yang membentuk kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti kejujuran, empati, dan toleransi.
Misalnya, orang tua yang mampu mengelola emosi mereka sendiri dengan baik akan menjadi contoh bagi anak-anak mereka, mengajarkan cara-cara untuk mengendalikan diri dan mengungkapkan perasaan secara konstruktif. Sebaliknya, pola asuh yang penuh kekerasan atau ketidakstabilan emosional dapat merusak kemampuan anak untuk mengelola perasaan dan membangun hubungan sosial yang sehat.
Sekolah dan Teman Sebaya: Setelah keluarga, sekolah merupakan lingkungan penting dalam perkembangan sosial emosional anak. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai ruang untuk belajar keterampilan sosial. Anak-anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya, bekerja sama dalam kelompok, memecahkan masalah, dan mengelola konflik. Semua pengalaman ini membantu mereka membangun keterampilan sosial yang sangat penting untuk kehidupan dewasa.
Teman sebaya juga memberikan dampak signifikan dalam perkembangan emosional anak. Melalui pertemanan, anak-anak belajar tentang empati, berbagi, serta merasakan kebahagiaan dan kekecewaan. Proses ini memperkaya perkembangan sosial mereka, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dan mengelola perasaan dalam konteks sosial yang lebih luas.
Lingkungan Sosial Lainnya: Selain keluarga dan sekolah, lingkungan sosial yang lebih luas juga berperan dalam perkembangan sosial emosional individu. Media, misalnya, dapat mempengaruhi cara orang melihat dan merespons berbagai perasaan dan perilaku sosial. Media seringkali menggambarkan berbagai cara untuk mengatasi masalah sosial dan emosional, yang kemudian dapat dijadikan referensi oleh individu dalam kehidupan mereka.
Masyarakat dan komunitas juga mempengaruhi perkembangan ini melalui norma dan nilai sosial yang berlaku. Bagaimana masyarakat memandang perasaan dan perilaku tertentu, serta harapan sosial terkait peran individu dalam masyarakat, akan membentuk sikap dan emosi seseorang.