Beberapa kalangan mungkin sedikit heran mengapa siswa SD sudah diberi pelatihan pemulasaraan jenazah. Namun, kami menganggap pelatihan pemulasaraan jenazah memiliki peran penting dalam membangun karakter islami pada siswa sekolah dasar.
Berangkat dari sudut pandang islam, hukum pemulasaraan jenazah adalah fardu kifayah yang jika tidak dikerjakan maka satu lingkungan tersebut akan berdosa. Pemahaman ini setidaknya perlu dipahami semua kalangan walaupun terdapat keterbatasan dalam pengetahuan praktiknya. Maka, upaya untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik dalam hal ini menjadi kebutuhan sekaligus memperkenalkan nilai-nilai tanggungjawab sosial dan spiritual kepada siswa sejak dini.
Tidak dipungkiri bahwa beberapa siswa masih memiliki rasa empati yang minim, namun tidak menjadi penghalang untuk membuat mereka paham pentingnya pemulasaraan jenazah. Sebagai trainer perlu menentukan pendekatan yang sesuai dengan sasaran, pendekatan berbasis usia menjadi langkah dalam membangun kesadaran diri tentang tanggungjawab sosial dan nilai empati yang jarang menjadi prioritas dalam pelatihan.
Pelatihan perlu dirancang secara sistematis, tidak hanya mempersipkan kebutuhan peserta, pun kebutuhan para trainer perlu disiapkan untuk memastikan bahwa pelatihan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif dan memenuhi kebutuhan peserta. Sebagai bentuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa SD dalam proses ini diperlukan pelaksanaan pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa. Materi dasar dan materi inti juga perlu dikenalkan kepada siswa mengenai tahap-tahap pemulasaraan jenazah diantaranya, memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan sebelum dilanjutkan pada praktik pemulasaraan jenazah secara langsung.
Pelatihan pemulasaraan jenazah yang dirancang sedemikian rupa dengan mengikutsertakan para siswa untuk enjoy dengan rangkaian yang tidak formal akan meningkatkan semangat mereka, sehingga mereka akan merasa bahwa pelatihan yang ada di depannya tidak bosan sekaligus dapat merasa bahwa pelatihan yang mereka hadiri adalah pengetahuan yang harus dimiliki dan menjadi kebutuhan.
Lantas, apakah pelatihan ini optimal dilaksanakan? Yupp, sangat optimal apabila para trainer dapat merancang pelatihan dengan baik dan sistematis.
Kami mendapat kesan yang baik dari siswa dan guru setelah melaksanakan pelatihan pemulasaraan jenazah di SDN Rancaekek 2 Kabupaten Bandung. Salah satunya adalah "Pengalaman Berharga" peserta menyebut pelatihan ini sebagai pengalaman pertama yang sangat berharga dan tidak akan terlupakan bahkan merasa semakin memahami esensi dari materi yang diajarkan. Begitu pun para guru mengatakan bahwa selain memperkaya pengetahuan, pelatihan ini meningkatkan keimanan, kedisiplinan, dan kepedulian siswa terhadap aspek kehidupan yang sakral serta diharapkan dapat menjadi motivasi untuk hadirnya rasa tanggungjawab para siswa yang siap membantu dan peduli dalam penanganan jenazah di lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H