Inflasi menjadi topik yang sangat penting dalam ekonomi modern karena dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Inflasi sendiri diartikan sebagai kenaikan jumlah uang yang beredar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi memiliki dampak negatif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dapat dibuktikan dengan data yang telah dikumpulkan pada tahun 2000-2020, dalam koefisien elastisitas inflasi atas pertumbuhan ekonomi adalah sebesar -0,728. Artinya setiap kenaikan 1% tingkat inflasi akan menyebabkan penurunan perkembangan ekonomi sebesar 0,728%. Dalam model regresi linier berganda, setelah mempertimbangkan variabel lain seperti tingkat bunga, jumblah uang beredar, dann pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya, hasil yang ditemukan sama saja. Dampak negatif inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi masih signifikan sebesar -0,334%.
meskipun identik dengan dampak negatif, inflasi juga memiliki dampak positif, seperti jika tingkat inflasi ringan, maka ia dapat membawa pengaruh positif untuk tingkat perekonomian, lalu dampak positif bagi produsen yang mendapatkan penghasilan lebih tinggi karena mendapatkan keuntungan dari penghasilan, dan lain sebagainya.
Penelitian ini memiliki arti penting untuk mengambil kebijakan di Indonesia karena menekankan perlunya stabilitas harga untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Mengatasi inflasi harus menjadi salah satu prioritas pemerintah dan otoritas moneter dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi. Kajian ini memberikan satu set rekomendasi kebijakan, seperti memperkuat pengawasan dan pengendalian inflasi oleh Bank Indonesia, mengurangi likuiditas dengan menurunkan jumlah uang yang beredar, serta meningkatkan koordinasi antara pemerintah dan komunitas bisnis guna memperkuat proses produksi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H