Fenomena cabut kian marak terjadi di kalangan pelajar. Cabut juga disebut dengan bolos. Biasanya siswa lebih sering cabut dibandingkan siswi. Ada juga beberapa siswi yang nelakukan bolos.
"Cabut" adalah istilah dalam bahasa gaul yang sering digunakan untuk menggambarkan tindakan pergi atau meninggalkan suatu tempat, biasanya secara mendadak atau tanpa banyak pemberitahuan. Kata ini sering digunakan dalam percakapan santai di kalangan anak muda, seperti "Ayo cabut dulu, udah telat nih!" Selain itu, "cabut" juga bisa berarti bolos dari suatu kewajiban, seperti sekolah atau pekerjaan, misalnya, "Dia cabut dari kelas karena malas." Meskipun terdengar santai, kebiasaan mencabut dari tanggung jawab bisa berdampak negatif jika dilakukan terlalu sering.
Cabut juga sering disebabkan oeh rasa bosan saat berada di kelas. Siswa yang merasa bosan saat di kelas akan sering melakukan cabut. Ada juga karna mereka tidak menyukai pelajaran yang diterangkan. Karna tidak menyukai pelajaran yang disampaikan membuat mereka cabut dari kelas.
Ada juga yang cabut karna ajakan dari teman mereka. Mereka akan janjian untuk berkumpul di suatu tempat. Mereka janjian menentukan tempat dan kapan mereka akan cabut. Saat waktu yang dijanjikan  tiba mereka akan mencari alasan kepada guru yang mengajar untuk keluar.
Ada juga siswa yang cabut karna menganggap guru yang masuk tidak akan mempersalahkannya. Mereka akan semena mena dan keluar masuk kelas. Tidak meminta izin kepada guru yang bersangkutan. Tapi ada juga yang meminta izin tapi sangat lama untuk balik ke kelas.
Cabut akan terasa menyenangkan sesaat, tapi tidak mereka tidak mempertimbangkan sanksi yang akan mereka dapatkan. Pada umumnya sanksi yang akan diberikan yaitu teguran dari guru. Tapi jika diulangi itu bisa berakibat dipanggil guru bk dan melakukan pembinaan. Jika dilakukan berterusan dan tidak ada perubahan akan mendapatkan sanksi yang lebih berat.
Sanksi yang lebih berat bisa berupa pengurangan nilai dari guru. Dipanggil orang tuanya, skorsing dan juga dikeluarkan dari sekolah dalam kasus berat dan tidak juga berubah ubah. Ini akan berdampak pada masa depan. Walaupun sesaatnya terasa nenyenangkan.
Menurut ahli ini juga penyakit mental atau kurangnya perhatian dari orang tua.
Apapun yang kita lakukan akan berdampak besar untuk masa depan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI