PERAN GIZI DAN PERAWATAN KESEHATAN DALAM MENGURANGI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR)
"
Oleh :
PUTRI APRILIA HAS
Mahasiswa Prodi STR Gz Politeknik Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan Po714231221031@poltekkes-mks.ac.id
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di mana bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, dan ini merupakan salah satu faktor yang paling signifikan dalam meningkatkan risiko kematian neonatal serta morbiditas di masa depan. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, BBLR menjadi masalah serius yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian bayi. Penyebab BBLR dapat bersifat multifaktorial, mulai dari faktor kesehatan ibu, lingkungan, hingga gizi.
Gizi Selama Kehamilan dan BBLR
Gizi yang baik selama masa kehamilan adalah fondasi utama untuk memastikan perkembangan janin yang optimal. Ketika ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang, janin akan menerima nutrisi yang dibutuhkannya untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu faktor utama yang memengaruhi BBLR adalah status gizi ibu hamil sebelum dan selama kehamilan. Ibu yang kekurangan gizi, terutama yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK), berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan BBLR.
Dalam konteks ini, zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, kalsium, serta vitamin D memainkan peran yang penting. Kekurangan zat besi, misalnya, dapat menyebabkan anemia pada ibu, yang telah terbukti meningkatkan risiko kelahiran prematur dan BBLR. Selain itu, kekurangan asam folat juga dikaitkan dengan peningkatan risiko cacat tabung saraf pada janin dan komplikasi kehamilan lainnya yang dapat memengaruhi berat badan lahir bayi.
Asupan protein yang cukup juga sangat penting, karena protein merupakan komponen utama dalam pembentukan jaringan dan organ pada janin. Dalam beberapa penelitian, peningkatan asupan protein yang cukup pada ibu hamil terbukti dapat membantu mencegah BBLR. Sebagai tambahan, lemak sehat seperti omega-3 dari ikan juga penting untuk perkembangan otak janin dan dapat membantu mengurangi risiko kelahiran dengan berat badan rendah.
Perawatan Kesehatan Selama Kehamilan
Selain gizi, perawatan kesehatan yang adekuat juga berperan besar dalam mencegah BBLR. Pemeriksaan rutin selama kehamilan (antenatal care) menjadi salah satu intervensi kunci dalam mendeteksi dan mencegah faktor risiko yang dapat menyebabkan BBLR. Ibu hamil yang rutin melakukan kunjungan ke layanan kesehatan akan lebih mungkin mendapatkan diagnosis dini terkait potensi masalah kesehatan, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, atau infeksi yang dapat memengaruhi berat badan janin.
Dalam pemeriksaan antenatal, penting bagi ibu hamil untuk dipantau berat badannya secara berkala. Penambahan berat badan yang tidak memadai selama kehamilan juga dikaitkan dengan risiko BBLR. Menurut beberapa studi, penambahan berat badan ideal bagi ibu hamil berkisar antara 11-16 kg untuk ibu dengan indeks massa tubuh normal sebelum hamil. Hal ini tentunya bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi awal ibu, dan
peran tenaga kesehatan dalam memberikan informasi dan bimbingan terkait hal ini sangat krusial.
Vaksinasi juga menjadi bagian dari perawatan kesehatan penting selama kehamilan. Beberapa infeksi, seperti rubella dan HIV, dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Oleh karena itu, imunisasi yang memadai selama kehamilan dapat menjadi langkah preventif untuk mengurangi risiko BBLR.
Gaya Hidup Ibu Hamil
Peran gaya hidup juga tak bisa diabaikan dalam kaitannya dengan BBLR. Ibu hamil yang merokok atau terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Nikotin dan zat-zat berbahaya lainnya yang terkandung dalam rokok dapat menghambat aliran darah ke plasenta, sehingga asupan nutrisi yang diterima oleh janin menjadi terbatas. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan janin, yang berujung pada BBLR.
Konsumsi alkohol selama kehamilan juga harus dihindari karena dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berbagai komplikasi kesehatan. Aktivitas fisik yang cukup juga penting untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan. Berolahraga ringan seperti berjalan kaki atau melakukan yoga prenatal terbukti dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko kelebihan berat badan.