Mohon tunggu...
Putri Aprilia Faradila
Putri Aprilia Faradila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bukan soal sibuk tpi soal prioritas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jambuwer Satu Desa Menyimpan Banyak Peternak

27 April 2024   19:53 Diperbarui: 19 Mei 2024   18:47 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang adalah salah satu desa yang kaya akan peternakan. Mayoritas masyarakat di sana mencari nafkah dengan menjadi peternak kambing. Saya menggali informasi ini dengan cara mewawancarai beberapa peternak di sana.

Menurut narasumber pertama, peternakan berdasarkan jenis hewannya di desa ini ada tiga  macam yaitu peternakan kambing, peternakan ayam dan peternakan lembu atau sapi. Tetapi di sana mayoritas peternak kambing. Dulu pernah ada peternakan mujaer tetapi tidak bertahan lama.

Peternakan dari segi merawatnya dibagi menjadi dua yaitu ada yang merawat milik sendiri dan ada juga yang merawatkan milik orang lain. Jika merawat milik sendiri sudah pasti induk dan anaknya menjadi milik satu orang. Berbeda dengan merawat milik orang lain, jika kambing itu melahirkan anak pertama menjadi milik perawat. Kemudian jika melahirkan yang kedua dan seterusnya akan dibagi dua dengan pemilik induk. Tetapi induk tetap punya pemilik bukan perawatnya.

Selain itu pembeli kambing tidak hanya warga lokal saja, ada juga dari luar daerah.

Menurut narasumber kedua hampir sama dengan narasumber pertama. Namun dulu sempat ada peternakan ikan lele, tetapi itu cuma musiman. Misalnya ada mahasiswa yang sosialisasi tentang budidaya lele banyak warga yang mengikutinya. Memang berhasil saat budidaya ikan lele, tetapi gagal saat pemasaran.

Menurut beliau banyaknya jumlah peternakan kambing ini dikarenakan banyaknya perkebunan di daerah sana. Sehingga  mempermudah peternak untuk mencari pakan dan meminimalisir pengeluaran untuk pakan ternak.

Jenis kambing di sana juga bermacam-macam ada yang lokalan atau yang biasa disembelih dan dikonsumsi manusia. Ada juga yang domba atau warga sekitar sering menyebutnya dengan sound the sheep. Disebut seperti itu karna memang kambingnya mirip dengan kartun sound the sheep. Ada juga kambing etawa, kambing ini merupakan kambing yang sengaja dirawat untuk dibuat kontes dan difermentasi untuk diambil susunya. Sehingga kambing ini memiliki harga jual dan perawatannya juga berbeda.
Untuk makanan yang diberikan kepada kambing, jika perawat memiliki kebun sendiri mengambil dari kebun sendiri. Sedangkan yang tidak punya kebun mengambil dari kebun orang lain. Ada juga yang memang sengaja menanam tanaman khusus buat pakan ternak di tepi kebun mereka. Makanan yang diberikan kepada kambing berupa daun lamtoro, daun kelor atau daun katup, rumput-rumputan seperti ilalang, rumput gajah dan lain sebagainya.

Cara merawat kambing menurut beliau hanya memberi makan saja. Akan tetapi jika kambing tersebut terlihat memiliki penyakit, maka beliau baru mengatasinya. Adapun cara mengatasi jamur pada kambing menurut beliau dengan dua cara yaitu cara tradisional dan cara modern. Cara tradisional yaitu dengan mencampurkan oli baru dan minyak goreng baru. Kemudian dioleskan pada jamur yang menempel pada kulit atau bulu kambing, maka jamur tersebut hilang dengan sendirinya. Tetapi cara ini kurang efektif dan membuat kambing terlihat kotor karna terkena oli dan minyak goreng. Cara modern yaitu dengan obat kimia yang disuntikkan, tetapi ada juga yang menggunakan obat tetes. Menurut beliau setiap peternak memiliki cara tersendiri untuk merawat dan mengatasi penyakit-penyakit pada kambing. 

Berbeda dengan kambing etawa, kambing tersebut cara pemberian makannya tidak murni daun-daunan tetapi ada campurannya. Makanan yang diberikan kepada kembing etawa, warga sekitar sering menyebutnya "coper". Coper adalah cacahan dari dedaunan dan beberapa tambahan. Narasumber kedua ini tidak menjelaskan apa saja komposisi pada pembuatan coper tersebut. Beliau tidak dapat menjelaskan karna beliau peternak kambing lokal, bukan perternak kambing etawa. Selain itu, beliau juga menjelaskan kalau kambing etawa juga mendapatkan suntikan rutin. 

Narasumber kedua ini juga menjelaskan harga jual kambing. Jika kambing lokal kecil jantan bisa laku 1.000.000 bahkan lebih, jika kambing lokal kecil betina hampir setengah harga yaitu 600.000 bahkan lebih. Kalau betina yang sudah bisa berkembang biak bisa laku 1.500.000 sampai 2.500.000, kalau jantan lokal 3.000.000 sampai 4.000.000. Berbeda dengan domba harga jualnya bisa mencapai 14.000.000. Kalau untuk kambing etawa harganya hampir sama dengan domba. Dengan keunikan- keunikan tersebut kambing memiliki harga jual tersendiri. Sehingga ketika akan membeli kita bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kita.
Saat ingin membeli kambing berkualitas jambuwer solusinya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun