Mohon tunggu...
putriaprillia
putriaprillia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Manajemen Bisnis Universitas Horizon

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang melakukan analisis data. Dengan pendekatan yang teliti dan beripikir secara kritis, saya percaya bahwa setiap data meimiliki cerita yang dapat membantu pengambilan keputusan dengan lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhir Era Tunai, Bangkitnya Pembayaran Digital di Masa Depan

2 Desember 2024   11:48 Diperbarui: 12 Desember 2024   10:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Sistem AI

Dunia pembayaran mengalami transformasi besar. Uang tunai yang selama berabad-abad menjadi alat transaksi kini mulai digeser oleh pembayaran digital. Teknologi, globalisasi, dan pandemi COVID-19 menjadi faktor utama yang mempercepat pergeseran ini. 

Menurut laporan dari U.S Bureau of Economic Analysis (BEA), ekonomi digital, termasuk pembayaran digital, tumbuh rata-rata 6,7 per tahun dari 2016 hingga 2021. Pada 2020 saja, e-commerce berkontribusi sebesar $831 miliar terhadap output ekonomi AS. Di dalamnya, e-commerce B2C mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 22,5%.

Dunia pembayaran mengalami transformasi besar. Uang tunai yang selama berabad-abad menjadi alat transaksi kini mulai digeser oleh pembayaran digital. Teknologi, globalisasi, dan pandemi COVID-19 menjadi faktor utama yang mempercepat pergeseran ini. Menurut laporan dari U.S Bureau of Economic Analysis (BEA), ekonomi digital, termasuk pembayaran digital, tumbuh rata-rata 6,7 per tahun dari 2016 hingga 2021. 

Pada 2020 saja, e-commerce berkontribusi sebesar $831 miliar terhadap output ekonomi AS. Di dalamnya, e-commerce B2C mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 22,5%.

Pergeseran ke Pembayaran Digital di Wilayah Asia 

Asia menjadi salah satu kawasan dengan tingkat adopsi pembayaran digital tertinggi di dunia. Menurut laporan McKinsey (2022), lebih dari 70% transaksi di Tiongkok pada tahun 2021 dilakukan melalui dompet digital seperti Alipay dan WeChat Pay. India, dengan inisiatif pemerintahnya seperti Unified Payments Interface (UPI), mencatatkan pertumbuhan pembayaran digital sebesar 90% dalam tiga tahun terakhir. 

Di Indonesia, jumlah pengguna e-wallet meningkat tajam, dengan Gopay, OVO, dan Dana menjadi pemain utama. Studi oleh Bank Indonesia (2023) mencatat transaksi digital di Indonesia meningkat hingga 38% pada tahun 2022, dengan nilai mencapai Rp4.900 triliun. Hal ini dipicu oleh tingginya penetrasi internet dan upaya pemerintah daam mendorong inklusi keuangan.

Manfaat Pembayaran Digital

Keunggulan pembayaran digital terletak pada efisiensinya. Dengan satu sentuhan pada ponsel pintar, transaksi bisa selesai dalam hitungan detik. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna tetapi juga membantu usaha kecil dan menengah (UKM) meningkatkan omzet hingga 30%, sebagaimana tercatat dalam laporan oleh  journal of Financial Economics (2020).

Lebih jauh, layanan berbasis cloud, yang menjadi tulang punggung sistem pembayaran modern, tumbuh hampir 20% per tahun antara 2016-2020 kombinasi ini menciptakan ekoonomi yang lebih cepat, transparan, dan inklusif.

Tantangan dan Risiko Global

Dibalik berbagai keuntungan, tantangan besar juga mengiringi dominasi pembayaran digital. Salah satunya adalah ketimpangan akses teknologi. Menurut World Bank (2022), lebih dari 30% populasi global, terutama di wilayah pedesaan, masih belum memiliki akses internet yang memadai untuk menggunakan layanan digital. Selain itu, masalah keamanan siber terus menjadi perhatian utama. 

Data dari Cybersecurity and Infrastructure Journal (2021) menunjukkan bahwa insiden pencurian data di sektor pembayaran digital meningkat sebesar 15%  setiap tahunnya.

Keuntungan Utama Pembayaran Digital

Pembayaran digital membawa sejumlah manfaat besar, yaitu:

  • Efisiensi dan Kecepatan: Transaksi dapat dilakukan dalam hitungan detik, baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis.
  • Peningkatan Inklusi Keuangan: System ini memungkinkan Masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses ke perbankan untuk masuk ke ekosistem keuangan global.
  • Efek Ekonomi Positif: Dalam laporan oleh journal of Financial Economics (2020), usaha kecil yang mengadopsi pembayaran digital mengalami peningkatan omzet hingga 30%, menunjukkan dampak langsung teknologi ini pada pertumbuhan ekonomi.

Masa Depan Tanpa Uang Tunai

Ke depan, dunia tampaknya akan semakin mendekati Masyarakat tanpa uang tunai. Bank Sentral di berbagai negara, termasuk Bank Indonesia dan Federal Reserve di Amerika Serikat, sedang mengembangkan mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency atau CBDC). Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan sistem pembayaran yang lebih aman dan terdesentralisasi. 

Namun, pertanyaan tentang privasi dan sentralisasi data tetap menjadi isu yang perlu diselesaikan. Studi oleh Harvard Business Review (2023) menyebutkan bahwa transparansi dan kepercayaan adalah faktor kunci untuk memastikan keberhasilan adopsi sistem ini secara global. 

Sebagai penutup, dunia menuju masa depan tanpa uang tunai. Dengan pengembangan  teknologi, peningkatan keamanan, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, dominasi pembayaran digital menjadi kunci dalam membentuk Masyarakat global yang lebih efisiensi dan modern.

Kesimpulan

Dominasi pembayaran digital menunjukkan bagaimana teknologi mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan uang. Meski ada tantangan yang harus diatasi, seperti keamanan dan ketimpangan akses, manfaat besar yang ditawarkan menjadikan sistem ini masa depan keuangan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun