Mohon tunggu...
Putri Anggriani
Putri Anggriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intraksi sosial memebantu anak dalam membaca

19 Oktober 2024   13:28 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:35 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam bidang psikologi perkembangan, teori-teori Lev Vygotsky dan Jean Piaget menempati posisi penting dalam memahami bagaimana anak-anak belajar dan berkembang secara sosial. Meskipun keduanya berfokus pada perkembangan kognitif dan sosial, pendekatan mereka sangat berbeda dalam hal proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak.

Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Soviet yang dikenal dengan teori perkembangan sosiokulturalnya. Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif anak-anak terjadi dalam konteks sosial dan budaya di mana mereka dibesarkan. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran krusial dalam perkembangan kognitif. Salah satu konsep utama yang diperkenalkan oleh Vygotsky adalah Zona Proksimal Perkembangan (ZPD), yang menggambarkan jarak antara apa yang bisa dicapai anak secara mandiri dan apa yang bisa dicapai dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya. Dalam pandangan Vygotsky, belajar adalah proses sosial yang terjadi melalui mediasi dan bantuan, yang dikenal sebagai scaffolding.

Vygotsky juga menekankan peran bahasa sebagai alat utama dalam perkembangan kognitif. Ia percaya bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat berpikir. Melalui dialog internal dan eksternal, anak-anak belajar untuk mengatur pikiran dan tindakan mereka. Vygotsky melihat perkembangan kognitif sebagai proses yang dinamis, yang dipengaruhi oleh interaksi antara individu dan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya konteks sosial dan budaya dalam memahami perkembangan anak.

Di sisi lain, Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang dikenal dengan teori tahap perkembangan kognitifnya. Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak-anak terjadi melalui serangkaian tahapan yang jelas dan teratur. Setiap tahap ditandai dengan jenis pemikiran tertentu yang berbeda dari tahap sebelumnya. Tahap-tahap ini meliputi:

Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, bayi belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungan melalui indera dan tindakan motorik. Mereka mulai mengembangkan pemahaman dasar tentang objek dan ruang.

Praoperasional (2-7 tahun): Anak-anak mulai menggunakan simbol-simbol seperti kata-kata dan gambar untuk mewakili objek dan peristiwa. Namun, pemikiran mereka masih egosentris dan mereka kesulitan untuk memahami sudut pandang orang lain.

Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak-anak mulai berpikir lebih logis dan sistematis tentang objek konkret dan peristiwa. Mereka dapat melakukan operasi mental seperti penghitungan dan pengukuran.

Operasional Formal (11 tahun ke atas): Pada tahap ini, anak-anak dan remaja mulai berpikir secara abstrak dan hipotetis. Mereka dapat merumuskan hipotesis, memecahkan masalah kompleks, dan berpikir secara logis tentang ide-ide abstrak.

Piaget menekankan bahwa anak-anak belajar melalui eksplorasi aktif dan manipulasi lingkungan mereka. Dalam pandangannya, perkembangan kognitif adalah proses konstruktif di mana anak-anak membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan dunia sekitar.

Meskipun teori Vygotsky dan Piaget memiliki perbedaan yang signifikan, keduanya memberikan kontribusi penting dalam pemahaman kita tentang perkembangan anak. Vygotsky menyoroti pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam pembelajaran, sementara Piaget menggarisbawahi pentingnya eksplorasi dan penemuan individu. Keduanya memiliki implikasi yang luas dalam praktik pendidikan.

Vygotsky mengajarkan bahwa pendidikan harus menyediakan kesempatan untuk interaksi sosial yang kaya dan bimbingan yang tepat untuk membantu anak mencapai potensinya. Pendekatan ini sering diterapkan dalam kelas melalui metode kooperatif dan diskusi kelompok. Di sisi lain, teori Piaget mendorong penggunaan pendekatan berbasis pengalaman di mana anak-anak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen secara mandiri. Dalam kelas, ini diterapkan melalui penggunaan alat peraga, permainan edukatif, dan aktivitas hands-on.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun