Mohon tunggu...
PUTRI ANDINI
PUTRI ANDINI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ANDIEN_BIOCHE

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wanita dan Korupsi

18 Juni 2012   04:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:51 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ditulis oleh :

Putri Andini , Farmasi FMIPA, Universitas Islam Bandung

Mungkin judul catatan saya ini agak sentimentil, tapi disini saya mau mengutarakan pendapat saya mengenai semakin maraknya wanita-wanita yang terjebak kasus korupsi. Wanita ya disini wanita terutama yang sudah menjadi kaum ibu adalah pemegang kendali keuangan keluarganya. Dimana biasanya suami hanya memberikan gajinya saja, ada beberapa yang ikut memeriksa keuangan, adapula suami yang cuek dengan masalah keuangan keluarga, yang dimana cukup ga cukup gaji saya harus cukup untuk kehidupan selama sebulan. Bagaimana dengan wanita?wanita yang punya psikologis yang lebih rentan sensitif kadang pusing dengan mengatur keuangan ini, apalagi jika suaminya cuek dengan masalah kekurangan uang dikala akhir bulan. Tapi beberapa ibu rumah tangga, ataupun wanita karir yang pemegang kendali uang keluarga ini terkadang harus memutar otak bagaimana caranya agar uang itu cukup, sebagian ibu-ibu memilih berjualan di komplek seperti menjual barang dengan sistem kredit. Bagaimana dengan wanita karir?biasanya mereka yang punya kesiapan lebih besar memilih menjadi wanita karir membantu suaminya dalam mencari nafkah, tapi kadangkala jika wanita sudahj menjadi wanita karir ada sebagian yang lupa terhadap tanggungjawabnya dalam menjalin tugas rumahtangga. Bagaimana dengan wanita yang tak siap ini?dan agak materialistis?ya kebanyakan mereka malah memaksa suaminya untuk bekerja keras bahkan untuk korupsi. Ada juga wanita-wanita yang memaksa suaminya untuk korupsi karena mereka terlalu memandang duaniawi, apalagi jika sudah pulang dari mall, rumah temannya yang baru beli barang baru dll. Wanita memang lebih mudah tergiur untuk membeli produk baru, sehingga sifat konsumtif mereka lebih dominan dari laki-laki. Hal ini pulalah yang menjadi faktor wanita pemicu korupsi. Wanita karir yang telah memegang jabatan pun demikian, mereka walaupun telah bergaji besar terus merasa kurang, dikarenakan kehidupan mereka lebih glamour dan WAH dibanding wanita lainnya, seperti ibu rumah tangga. Apalagi mereka tak terbiasa menjalankan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, kalau dihitung-hitung untuk sekali jajan di luar biasanya keluarga habis 100 ribu rupiah untuk sekali makan, sedangkan jika memasak hanya 50 ribu rupiah tetapi cukup untuk makan seharian di rumah (tanpa jajan). Hal ini juga menjadi faktor uang cepat habis, dan wanita menjadi pemicu korupsi lagi. Yang baik itu adalah seorang suami (laki-laki ) yang mengajarkan pacarnya, ataupun istrinya dan mengarahkan kepada mereka supaya tak konsumtif dan setidaknya agak kreatif dikit supaya mereka tidak kaget saat pacarnya atau suaminya bergaji kecil di kemudian hari. mari kita jaga uang kita sehemat mungkin, belum tentu rasa enak yang kita rasakan sekarang akan terulang dikemudian hari.

wasalam

semoga tulisan saya ini dibaca oleh wanita lainnya dan saya minta masukan-masukannya

terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun